Setelah wanita itu naik ke atas, Dirga masih betah duduk di mejanya. Menikmati udara sore yang sejuk, di tempat ini dia merasa tenang. Seperti sedang berada di dekat Niar.
Di lantai atas, tamu wanita sudah duduk di sofa dan sudah meyilangkan kakinya sambil memainkan ponsel.
"Mbak Ara," panggil Niar dengan suara keras.
Tamu itu adalah Tiara, kakak dari Niar. Mereka saling berpelukan melepas rindu. Meskipun dalam satu kota yang sama, mereka jarang bertemu. Tiara sibuk dengan bisnisnya dan Niar pun sama.
"Malam ini datang ya ke cafe Mbak," pinta Tiara.
"Ada acara apa?" tanya Niar yang sudah duduk di samping Tiara.
"Ini." Tiara menunjukkan testpack bergaris dua kepada Niar.
"Selamat Mbakku, Sayang," ucapnya dengan memeluk erat tubuh sang kakak.
"Mbak sudah menyuruh supir untuk menjemput Bunda nanti malam. Ini sebagai acara syukuran aja, setelah empat tahun menunggu akhirnya Mbak bisa hamil," ungkapnya.
Niar ikut bahagia mendengar kabar ini. Hingga otaknya mulai menerka-nerka tentang rumah tangga Dirga.
Pasti rumah tangga kamu sangat bahagia. Dan sudah dikaruniai anak-anak yang lucu, batinnya.
Tiara membelai lembut rambut adiknya. "Mau sampai kapan kamu seperti ini? Lelaki yang selalu kamu pikirkan belum tentu memikirkan kamu," ucap Tiara.
Niar tersenyum ke arah Tiara. "Mbak gak akan pernah tau rasanya ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya. Mbak gak tau bagaimana kisah cinta yang hampir lima tahun kami jalani. Tanpa pernah ada bosan dan jenuh diantara kami berdua," tuturnya.
"Dia sudah bahagia, Niar. Sudah saatnya kamu juga bahagia. Melupakan apa yang sudah kamu lepaskan," balas Tiara.
"Jika itu hal yang mudah, pasti sudah aku lakukan dari dulu. Semakin aku mencoba melupakannya semakin bayang dirinya hadir terus di kepala aku," sahut Niar.
"Kalian tidak tahu bagaimana hatiku sebenarnya. Kalian tidak tahu betapa besarnya cinta aku untuk Dirga. Terlalu banyak kenangan manis yang kita ukir, hingga sudah mendarah daging. Dan itu sulit aku hilangkan dan lupakan."
"Jangan paksa aku untuk melupakannya secepatnya. Dari awal aku sudah bilang ke kalian, lebih baik aku mati saja dari pada hidup seperti ini. Selalu dibayangi masa lalu," lirihnya.
Tiara memeluk tubuh Niar, dia sangat merasakan betapa sakit dan hancurnya hati adiknya ini setelah memutuskan untuk melepaskan Dirga. Meskipun hatinya tak sepenuhnya merelakan.
"Jika aku boleh memilih, aku juga tidak ingin seperti ini. Aku ingin mendapat kebahagiaan layaknya wanita pada umumnya. Kebahagiaanku hanya ada pada Dirga. Tapi, aku juga wanita yang memiliki hati dan otak yang waras. Aku tidak akan merebut Dirga dari istrinya." Air mata yang sedari ditahan kini, meluncur deras. Tiara tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Mbak dan Bunda tidak memaksa kamu. Mbak dan Bunda hanya ingin melihat Niar kami kembali," ucap Tiara.
"Separuh jiwa aku telah pergi, Mbak. Niar kalian sudah berubah," imbuhnya.
"Dek, bangkitlah dari rasa kecewa dan hancurnya hati kamu. Kamu perlu bahagia dan kamu harus bahagia."
"Mbak, butuh waktu berapa lama lagi untuk aku bisa mengembalikan hati dan ragaku yang sudah menghilang sebagian. Waktu ternyata tidak bisa dengan mudahnya menggantikan hatiku yang sudah hancur tak tersisa," ucap Niar.
"Biarkan aku seperti ini dulu, tenggelam dalam kesedihan dan kepiluan yang sangat dalam. Suatu saat nanti, Niar yang kalian kenal akan kembali lagi. Aku janji," ujarnya.
Dirga semakin nyaman di sini. Seperti ada sesuatu yang membuatnya merasa dekat. Dan hatinya yang gundah gulana berubah menjadi tenang di sini. Ada apa dengan cafe ini? Begitulah batinnya.
***
Happy reading ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Qorie Izraini
ada mntan 😁😁😁
2022-11-16
1
Hesti Pramuni
cafe kenangan mantan. dan yg punya mantan e lo! nyaman sekali kaan..?
2021-11-23
0
holifah maliana
pernah diposisi niar..5 thn pacaran tapi hrs putus dan menikah dngn orang lain..sekian lama tidak bisa move on..raga bersama orang lain tp hati mengingat mantan..tp alhamdulilah sekarang sudah bisa melupakan.
2021-06-14
2