He Is My Bad Boy
"Tidak terasa kalau aku akan segera lulus, aku membutuhkan seseorang. Aku ingin bermain di saat terakhir ku sebelum lulus." Peter menatap Allen dengan senyuman mautnya yang biasa membuat perempuan luluh lantak hanya dengan melihatnya saja.
"Dude! Kau sudah akan segera lulus dan kau masih ingin bermain?" Allen menaikkan sebelah alisnya, heran dengan tingkah laku sahabatnya itu.
Allen tentu tahu maksud dari kata 'bermain' yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya Peter. Maknanya tidak jauh dari mempermainkan perempuan. Seperti yang selalu dilakukan lelaki itu kepada sebagian besar perempuan yang ada di kampusnya.
"Aku hanya ingin bermain sebelum aku lulus, setelah itu aku akan me-"
"Kau akan langsung meninggalkannya seperti perempuan-perempuan one night stand mu." potong Allen sebelum Peter selesai mengucapkan kalimatnya. "Apa kau tidak takut kalau semisal nanti mereka akan mendemomu?
"Oh c'mon Allen, aku tidak menyakiti mereka, kami hanya bersenang-senang setelah itu aku akan memberi apapun yang wanita itu mau. Seperti simbiosis mutualisme kalau kau mengerti maksudku dude." Jelas Peter pada sahabatnya itu yang sudah jelas tidak setuju dengan rencananya.
Peter baru akan menjelaskan kembali maksudnya pada Allen ketika ia tiba-tiba merasakan sesuatu atau lebih tepatnya seseorang menabraknya dengan keras.
"Ouch! Apa kau punya mata!" sentak Peter membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang baru saja dengan berani menabraknya. Ternyata seorang perempuan.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." kata perempuan itu sembari menundukkan kepalanya tanpa berniat melihat siapa yang ia tabrak. Ia hanya perlu meminta maaf saja.
Perempuan itu sudah akan pergi ketika tangan Peter menggenggam lengan perempuan itu dengan kuat. "Kau kira maaf bisa membuatmu lepas dariku, heh?" Peter tersenyum miring sambil menatap tajam kepala perempuan itu.
Tak lama kemudian perempuan itu mendongak menatap lelaki yang menggenggam lengannya kuat. Namun betapa terkejutnya ia ketika melihat seorang lelaki tampan yang sangat digilai oleh teman-temannya sedang tersenyum miring sembari menatapnya dengan tajam. Sial!
Tapi perempuan itu berusaha untuk tidak peduli pada lelaki sedang mematapnya tajam seolah ingin mengulitinya hidup-hidup ini. Karena yang ada di dalam kepalanya saat ini adalah lari sejauh mungkin karena tidak ingin dikejar oleh Maxime. Kekasihnya. Atau lebih tepatnya, mantan kekasihnya.
"Maafkan aku, kumohon, aku harus segera pergi dari sini!" perempuan itu memohon kepada Peter yang masih menggenggam lengannya dengan kuat dan menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan.
"Christine!! Christine Haliane!!!"
Seorang lelaki berteriak memanggil namanya dari belakang, membuat perempuan itu tanpa berfikir panjang langsung menginjak kaki Peter dengan kuat. Begitu ia merasakan kalau cekalan tangan Peter di lengannya mengendur, ia langsung melepaskan diri dan berlari.
Sedangkan Peter mengaduh kesakitan pada kakinya karena diinjak sangat kuat. Ia meringis kesakitan dan membiarkan perempuan itu berlari menjauh.
Peter menatap punggung perempuan itu yang semakin menjauh. Senyum tipis muncul di bibirnya sembari menahan sakit di kakinya. Sedangkan sahabatnya Allen tertawa keras melihat Peter kesakitan karena kakinya diinjak oleh perempuan. Mungkin itu salah satu karma Peter.
"Boleh juga perempuan tadi, aku suka." Kata Peter menggumam sendiri.
Seketika tawa Allen terhenti begitu ia mendengar gumaman sahabtnya itu. Ia lalu menatap Peter dengan pandangan antara terkejut dan bingung.
"Apa kau akan menjadikannya mainanmu?" Tanya Allen tak percaya.
Peter menatap Allen sekilas lalu tersenyum penuh arti.
"Sepertinya perempuan itu tidak tertarik padamu." Kata Allen berusaha menyadarkan Peter dari kegialaannya bermain perempuan.
Peter mendesah pelan dan masa bodoh."Kita lihat saja nanti, dia pasti akan menyukaiku bahkan aku akan membuatnya jatuh cinta padaku sangat dalam." Kata Peter tanpa menoleh ke arah Allen yang menatapnya datar.
"Ngomong-ngomong siapa tadi namanya? Apa kau mendengarnya?" Peter menoleh pada Allen. Bertanya mungkin sahabatnya ini mendengar nama perempuan yang menabraknya tadi. Allen yang awalnya hanya diam dan menatap Peter datar akhirnya tersenyum.
"Aku tidak yakin, tapi yang ku dengar hanya Christine saja aku tidak jelas dengar nama belakangnya." Kata Allen dengan senyumnya yang terkesan mengejek.
Dan sepertinya Peter tidak menyukai hal tersebut karena sekarang lelaki itu sudah menatap sahabatnya itu dengan tatapan dingin.
"What's wrong dude? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Allen ngeri melihat tatapan dingin yang Peter layangkan padanya.
"Okay, calm down, aku tidak akan tertawa lagi tapi bisakah kau berhenti menatapku seperti itu? You makes me scared, you know." Jelas Allen yang masih ngeri melihat tatapan sahabatnya itu.
"Christine Haliane!!" Teriak seorang lelaki yang berhenti sejenak dan menatap mereka berdua sebelum kembali berlari dan melewati mereka berdua.
Peter yang sebelumnya menatap Allen, mengalihkan pandangannya pada lelaki aneh yang baru saja berhenti dan menatapnya sebelum kembali berlari sambil meneriakkan nama perempuan yang menabraknya tadi. Dan seketika wajah gadis yang menabraknya tadi kembali muncul di kepalanya.
Senyum Peter mengembang. Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui nama lengkap perempuan itu. Ia ingin tertawa menatap Allen yang mendengus padanya. Mungkin ini yang dinamakan takdir. pikir Peter.
"Christine Haliane, aku akan menemuimu setelah ini." ucap Peter sambil tersenyum tipis entah kepada siapa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yanaz Yanaz
aku mampir ksni lg Thor 😍😍😍 setelah selesai baca cerita Lindsey n Lucas😘
cerita2 hasil karya mu semua nya keren menurut ku Thor, pdhl aku blm selesai baca yg ini🤣🤣🤣 tpi feeling ku mengatakan semua hasil karya mu KEREN Thor🤩😍😍😍 lanjut baca 🤗🤗🤗
2021-01-10
1
เลือดสีน้ำเงิน
Salam persahabatan 👍🏻❤️
2020-12-07
1
Anonim
Retaliation for Enemis mampir😍😍
bawa rate 5 dn like❤❤
2020-11-03
0