13. Too much pain.

Happy reading ma luv 💕💕

❄❄❄❄❄

Christine berdandan sangat cantik. Hari ini adalah hari bahagia Peter, kekasihnya. Setelah tadi malam Peter kembali mengajaknya makan malam romantis di luar. Christine semakin yakin untuk menghadiri acara wisuda ini. Selain itu Peter sendiri mengatakan kalau hari wisudanya adalah hri yang paling ditunggunya dan hari ini akan menjadi hari yang paling bahagia untuk Christine karena melihat Peter bahagia.

Sebenarnya Christine tidak mengerti kenapa hari wisuda ini menjadi hari yang paling bahagia untuk Peter. Toh semua orang yang menempuh pendidikn sarjana atau diploma pasti akan diwisuda, kecuali mereka berhenti kuliah atau terkena DO dari kampus.

Atau mungkin juga karena masa kuliah yang sangat menyebalkan, jadi Peter merasa bahagia setelah bebas dari masa perkuliahannya. Entahlah, yang jelas Christine ikut bahagia jika Peter bahagia.

Setelah selesai berdandan, Christine memesan taksi untuk mengantarkan ke lokasi wisuda Peter. Peter sendiri tidak bisa menjemputnya dikarenakan harus bersiap-siap di lokasi wisuda untuk briefing pidato saat wisuda nanti.

Sebenarnya Peter bukan orang yang terlalu pintar, tapi ia sangat aktif mengikuti kegiatan di masyarakat. Hal itulah yang membuat Ia terpilih membacakan pidato kelulusan mewakili mahasiswa yang lulus. Cukup membanggakan.

Setelah sampai di lokasi wisuda. Christine langsung menghampiri Megan yang sebelumnya memang ia minta untuk menunggunya. Christine tidak pede jika harus datang sendiri.

"Christine, hai! Kau sangat memukau!!" Megan berbalik dan terpukau dengan kecantikan Christine.

"Terima kasih Megan, kau juga sangat mempesona." kata Christine dengan senyum manisnya.

"Iya, tapi tetap tidak secantik dirimu." balas Megan lalu tertawa.

"Sudah, sudah! Intinya kita berdua cantik!" kata Christine tegas. Sedetik kemudian mereka tertawa bersama, membuat puluhan pasang mata melihat kearah mereka. Tapi mereka justru masuk ke dalam gedung tanpa menyadari tatapan-tatapan itu.

Megan masih asik bercerita ketika ponsel Christine berbunyi. Christine merogoh tasnya untuk mengambil ponsel sedangkan Megan berhenti berbicara. Membiarkan Christine membaca pesan tersub.

Kening Christine mengerut melihat nama pengirim yang tertera di wallpaper layar kunci ponselnya.

Pesan dari ayahnya.

Ini pertama kalinya ayahnya mengirim Chtistine pesan setelah berbulan-bulan ia pergi dari rumah. Tepatnya setelah Christine menolak perjodohannya dengan seorang lelaki yang tidak dia ketahui. Sejak saat itu ayahnya tidak pernah lagi mengiriminya pesan.

Kecuali kakaknya Kevin yang senantiasa menanyakan kabarnya juga mengiriminya pesan mengenai kondisi ayahnya. Yeah, tentu saja juga mengenai perkembangan perjodohannya.

"Ada apa Christine? Pesan dari siapa?" tanya Megan yang sedari tadi mengamati postur tubuh Christine yang menegang setelah mengecek ponselnya.

"Eh? Tidak, ini hanya pesan dari ayahku " ucap Christine menjawab pertanyaan dari Megan.

"Ayahmu? Lalu kenapa kau menjadi tegang?" Megang mengngkat sebelah alisnya. Ia bingung kenapa Christine menjadi tegang jika memang pesan itu dari ayahnya.

"Tidak. Hanya saja ayahku tidak pernah mengirimiku pesan. Ini kali pertama ayah mengirimkan pesan padaku setelah berbulan-bulan lamanya." kata Christine lau menghela napas panjang.

"Oh, benarkah? Lalu apa katanya?" kali ini Megan terlihat penasaran dengan isi pesan tersebut.

"Entahlah aku belum membuka pesannya."

"Kenapa kau tidak membukannya?"

"Bagaimana aku membukanya kalau kau terus bertanya padaku." jawab Christine lalu memutar bola matanya malas.

Megan hanya nyengir mendengar perkataan Christine. Sedetik kemudian Christine membuka pesan itu, sejujurnya ia juga penasaran dengan apa isi dari pesan yang dikirim oleh ayahnya itu.

Christine ayah ingin kau pulang ke rumah, ayah tidak akan memaksamu menerima perjodohan itu lagi karena lelaki yang dijodohkan denganmu mengatakan tidak akan menikahimu karena kau sudah menolaknya. Jadi pulanglah.

Setelah selama ini, lelaki yang dijodohkan dengannya baru menolaknya hari ini? Dan setelah lewat berbulan-bulan ayahnya baru memintanya pulang sekarang! Apa semua laki-laki memang butuh waktu untuk memutuskan sesuatu ya? Benar-benar membingungkan.

"Jadi apa isinya?" ucap Megan membuyarkan pikiran Christine.

"Ayahku bilang kalau lelaki yang dijodohkan denganku juga menolak perjodohan itu." ucap Christine lalu tersenyum.

"Ah benarkah?!" pekik Megan semangat.

Ya, selain Lexy, Megan memang tahu mengenai perjodohannya dengan seorang lelaki yang tidak ingin dia ketahui siap.

"Mengapa kau terlihat bersemangat?" tanya Christine bingung.

"Karena begitu, akhirnya kau bisa bersama dengan Peter bukan?" kata Megan dengan nada menggoda yanh berhasil membuat Christine merona. Membuat warna blash on nya yang semula berwarna merah muda menjadi lebih cerah karena warna pipinya yang memerah.

"Sudahlah ayo cepat yang diwisuda sudah hampir keluar!" kata Megan semangat yang langsung diangguki Christine.

Mereka berjalan menuju ruangan yang sudah di booking oleh Peter. Setelah selesai upacara wisuda, Peter akan langsung ke ruangan ini. Jadi Christine akan menunggu Peter di sini saja. Selain itu, ruangan tersebut bahkan sudah ramai dihadiri oleh teman-teman Peter. Megan hanya mengantarkan Christine keruangan dan setelah itu Megan langsung pergi karena ia juga harus bertemu dengan pacaranya Alex.

Sejujurnya Christine sedikit risih karena ia tidak mengenal satupun teman-teman Peter. Yang jelas, semua orang yang ada di ruangan ini pasti kalangan populer jika dilihat dari penampilan mereka.

"Kau sangat cantik."

Christine berbalik dan mendapati Allen yang tengah memujinya.

"Terima kasih." kata Christine tersipu malu. "Apa Peter masih belum keluar?" tanyanya dengan senyum yang manis.

"Belum, paling sebentar lagi dia juga sudah ada di sini." ucap Allen menjawabnya.

Beberapa saat setelah mereka berbincang-bincang Peter datang dengan menggunakan baju wisudanya. Terlihat sangat tampan.

Entahlah, mungkin perasaan Christine saja atau memang selalu terlihat tampan dalam balutan setelan apapun. Seperi saat ini, lelaki itu bahkan masih menggunakan jubahnya dan menggenggam toganya, tapi di mata Christine itu terlihat terlihat manly.

Peter berjalan ke arah Christine dan Allen sambil tersenyum senanh.

"Apa kau menikmati pesta ini babe?" tanya Peter pada Christine. Christine mengangguk malu-malu.

Peter langsung memeluk pinggang Christine saat seorang fotografer meminta mereka untuk berfoto.

'Nikmati acara ini Christine karena acara ini memang kubuat khusus untukmu' batin Peter sinis.

Peter bertepuk tangan beberapa kali hingga semua perhatian tertuju padanya.

'Ini adalah saatnya Christine'

"Terima kasih atas kehadiran kalian semua. Sekarang aku ingin menceritakan sebuah penglamam pribadiku." Kata Peter santai, kemudian memulai bercerita.

"Beberapa bulam yang lalu ayahku menjodohkanku dengan seorang perempuan. Perempuan yang ternyata tidak terlalu cantik dan cukup merepotkan. Aku baru tahu belakangan ini tentunya." Kata Peter lalu tertawa kecil begitupun semua orang yanh ada di ruangan itu, termasuk Allen.

Christine terdiam mendengar ucapan Peter. Dia satu-satunya orang yang tidak tertawa. Sejujurnya Christine belum bisa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi, hanya saja ia merasa bahwa apa yang akan dikatakan oleh Peter tersebut bukan sesuatu hal yang baik untuknya.

"Dan perempuan itu menolak perjodohan denganku. Jangan salah paham, sampai detik ini aku masih sendiri. Tidak terikat sama sekali. Perempuan itu menolakku bahkam sebelum ia bertemu denganku." kata Peter tersenyum sambil melirik kearah Christine yang sudah membeku ditempatnya dengan tatapan lurus ke arahnya.

"Aku juga belum bertemu dengan perempuan itu, namun aku tahu siapa namanya dan dia jatuh cinta padaku." kata Peter dengan senyum iblisnya. Senyum yang berhasil membuat Christine merasa pusing dan gugup sekaligus. Ia merasa apa yang baru saja dikatakan lelaki itu terasa sama dengan apa yang sudah dialaminya. tapi Christine masih tetap mencoba bertahan untuk mendengar kelanjutan dari ucapan Peter.

"Christine Haliane, perempuan yang menolak dijodohkan denganku. Dia menolakku bahkan sebelum bertemu denganku. Dan saat ini, dia sedang berada di ruangan ini melihatku dan mendengar semua ucapanku. Hey baby, I just wanna say thank you. Terima kasih karena sudah menolakku dan terima kasih karena mau menjadi mainanku, anyway bibirmu sangat nikmat." kata dengan nada merendahkahkan dan menghina Christine. "Dan terima kasih sudah jatuh cinta padaku, sayangnya kau terlambat." Lanjut Peter lalu tertawa.

Semua orang yang ada di ruangan itu tertawa.

Mereka menertawakannya.

Christine tidak tahu mau berbuat apa. Tubuhnya sulit bergerak. Hatinya sakit, hancur, remuk dan kecewa secara bersamaan. Christine ingin segera pergi dari tempat ini namun ia tidak bisa menggerakkan kakinya. Kakinya terasa berat seakan sesuatu memaku kakinya hingga tidak bisa bergerak. Kepalanya pusing, perutnya mual.

Yang Christine ketahui saat ini adalah bunga yang baru saja mekar dihatinya, sudah dibakar menjadi abu. Bahkan sebelum abu itu disentuh, angin sudah membawanya pergi tanpa berbekas lagi.

Christine memandang Peter dengan tatapan hancur, kecewa dan malu sekaligus.

"Apa ada yang ingin kau sampaikan padaku Christine?" tanya Peter lalu tersenyum sinis, padanya.

"A-pa kau bahagia?" tanya Christine dengan suara serak. Ia menahan diri agar tidak menangis, ia tidak boleh menangis di sini.

"Tentu saja, inilah yang kumaksud dengan hari yang membuatku sangat bahagia."

"Apa kau sengaja ingin mempermalukanku Peter?" Christine mencoba untuk memastikan yang ada di pikirannya.

"Benar, aku memang sengaja melakukan ini. Kau menolakku. Ini adalah balasan dariku untukmu!"

Christine terasnyum sendu. "Kuharap kau selalu bahagia. Selamat atas wisudamu."

Christine sudah tahu sekarang. Alasan mengapa Peter mengatakan kalau ini adalah hari yang paling membuatnya bahagia. Lelaki itu bahagia karena sudah berhasil membuat hatinya hancur sampai berkeping-keping.

Christine sudah tidak tahan lagi, ia memaksakan kakinya yang terasa berat untuk berjalan keluar meninggalkan ruangan sialan itu.

Dan yang lebih penting lagi meninggalkan laki-laki ******** yang ada di dalam ruangan sialan itu.

"What the ****!" Allen mengumpat setelah sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

Terpopuler

Comments

Terindah

Terindah

Perihhhhh

2021-03-10

0

Yanaz Yanaz

Yanaz Yanaz

thoooooorrrrrr😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
tega nian kau Thor 😒🥺🥺

2021-01-10

0

unique94

unique94

sumpah nyessekkkkk thorrrr😭😭😭😭😭😭😭

2020-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 01. Pesta
2 02. Pesta (2)
3 03. What did you say?!
4 04. No need to worry.
5 05. Explanation
6 06. Never
7 07. Cry
8 08. Hang on
9 09. What just happen?
10 10. Holding hands
11 11. Can't wait.
12 12. Fall in love
13 13. Too much pain.
14 14. A Lesson
15 15. Want to see
16 16. Start from this place
17 17. Me!
18 18. I like her
19 19. Just wait!
20 20. What does it mean?
21 21. Feeling happy
22 22. Damn it!
23 23. Jealous
24 24. How possible?
25 25. OMG!
26 26. Pissed off
27 27. Doubt
28 28. Backstreet
29 29. I love you?
30 30. Unwanted Truth
31 31. Man from the past.
32 32. Don't Accept!
33 33. Meet Kevin soon.
34 34. Peter Dave Chrouch
35 35. Different side
36 36. Doubt
37 37. Break
38 38. She's not fine at all
39 39. It's your life
40 40. Missing her
41 41. A deal
42 42. About Wedding
43 43. Guilty
44 44. Plan?
45 45. Reject!
46 46. Be Patient.
47 47. Because of Christine
48 48. Shock!
49 49. Dissapointed
50 50. Time for self
51 51. Gone
52 52. Holiday?!
53 53. I won't let it!
54 54. Will meet Kevin!
55 54. Meet Kevin!
56 56. Deciever!
57 57. Miss her.
58 58. Miss him.
59 59. Caroline!
60 60. Going home?
61 61. Let him with Christine?
62 62. 10 hours!
63 63. Life without you..
64 64. Shy
65 65. Finally!
66 66. Don't doubt me..
67 67. Let's get married!
68 68. Don't cry
69 69. Not ready.
70 70. Selfish?
71 71. What?
72 72. The best day ever! [END]
73 Ekstra part [I like me better when I'm with you]
Episodes

Updated 73 Episodes

1
01. Pesta
2
02. Pesta (2)
3
03. What did you say?!
4
04. No need to worry.
5
05. Explanation
6
06. Never
7
07. Cry
8
08. Hang on
9
09. What just happen?
10
10. Holding hands
11
11. Can't wait.
12
12. Fall in love
13
13. Too much pain.
14
14. A Lesson
15
15. Want to see
16
16. Start from this place
17
17. Me!
18
18. I like her
19
19. Just wait!
20
20. What does it mean?
21
21. Feeling happy
22
22. Damn it!
23
23. Jealous
24
24. How possible?
25
25. OMG!
26
26. Pissed off
27
27. Doubt
28
28. Backstreet
29
29. I love you?
30
30. Unwanted Truth
31
31. Man from the past.
32
32. Don't Accept!
33
33. Meet Kevin soon.
34
34. Peter Dave Chrouch
35
35. Different side
36
36. Doubt
37
37. Break
38
38. She's not fine at all
39
39. It's your life
40
40. Missing her
41
41. A deal
42
42. About Wedding
43
43. Guilty
44
44. Plan?
45
45. Reject!
46
46. Be Patient.
47
47. Because of Christine
48
48. Shock!
49
49. Dissapointed
50
50. Time for self
51
51. Gone
52
52. Holiday?!
53
53. I won't let it!
54
54. Will meet Kevin!
55
54. Meet Kevin!
56
56. Deciever!
57
57. Miss her.
58
58. Miss him.
59
59. Caroline!
60
60. Going home?
61
61. Let him with Christine?
62
62. 10 hours!
63
63. Life without you..
64
64. Shy
65
65. Finally!
66
66. Don't doubt me..
67
67. Let's get married!
68
68. Don't cry
69
69. Not ready.
70
70. Selfish?
71
71. What?
72
72. The best day ever! [END]
73
Ekstra part [I like me better when I'm with you]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!