11. Can't wait.

Selama dalam perjalanan pulang, suasana dalam mobil Peter sangat tenang. Bahkan bisa dibilang sunyi. Radio mobil tidak menyala karena si pengemudi sekaligus pemilik mobil tidak berniat untuk menyalakannya.

Hal itulah yang membuat Christine tidak berani untuk meminta Peter menyalakan radio. Sungguh, ia sangat bosan. Peter sendiri tidak berniat untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu, begitupun dengan Christine.

Setelah cukup lama merasakan kesunyian, Christine akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri mengajak Peter berbicara terlebih dahulu.

"E-ehem, Peter bisakah kau menyalakan radio atau musik? Aku merasa seperti berada di luar angkasa karena terlalu sunyi di sini." Kata Christine, meskipun tertangkap nada keraguan di kalimatnya.

Sayangnya tidak ada tanggapan dari Peter padanya. Lelaki itu tetap tidak menyalakan radio maupun musik bahkan setelah beberapa menit berlalu. Peter tetap fokus mengendarai mobil dan tidak sekalipun menoleh ke arah Christine.

Christine merasa canggung dan ter-abaikan. Dengan memberanikan diri, Christine mencoba menekan tombol on/off radio. Namun ia sedikit tersentak ketika tangan Peter menghalangi tangannya dengan cara langsung menangkap dan menggenggamnya.

Jantung Christine langsung berulah, ketika tangan hangat Peter sesekali mengusap telapang tangannya. Sejak kapan jantungnya seperti ini? Rasanya Christine menjadi benar-benar gugup.

Gezzzz, Christine benar-benar benci saat jantungnya seperti ini. Di tambah lagi sekarang punggung tangannya sudah berada dibibir Peter dan membuat jantungnya semakin menggila. Christine rasa saat ini ia bisa mendengar suara jantungnya sendiri.

Christine memejamkan mata berusaha menyangkal alasan kenapa jantungnya bisa berdetak secepat ini. Tidak! Christine tidak mungkin jatuh cinta pada Peter! Tidak mungkin!

'Hei bodoh! Tarik tanganmu dari bibirnya! Sadarlah kalau ia hanya ingin membuatmu jatuh kedalam pelukannya! Dan kau tidak sebodoh itu Christine! Cepat tarik tanganmu dari bibir sialannya itu!!' Otak Christine mulai melancarkan makiannya. Memaki hatinya agar cepat sadar dan tidak mudah terjatuh lagi. Khususnya jatuh pada seorang pemain wanita kelas kakap seperti Peter.

Setelah bergulat dengan logika dan otaknya, Christine akhirnya mencoba menarik tangannya dari bibir Peter.

Menyadari si pemilik tangan berusaha menarik tangannya, Peter menggenggam tangan Christine semakin erat. Ia menempelkan bibirnya semakin rapat pada telapak tangan Christine membuat wanita itu kewalahan dan akhirnya menyerah.

"Sebenarnya apa mau mu Peter? Kenapa kau seperti ini?" Tanya Christine dengan nada lesu.

Peter tidak menjawab. Bibirnya masih terus menempel pada punggung tangan Christine. Hanya saja kali ini Peter mengecupnya lembut.

"Peter jawab!!" pekik Christine dengan kesal, mungkin karena sedari tadi ia merasa ter-abaikan.

"What, babe?" balas Peter pada akhirnya, namun suaranya terdengat malas.

Bukannya menjawab, Christine justru kembali terdiam. Rasa kesal semakin bertambah di dadanya.

Peter sendiri tahu kalau Christine sudah sangat jengkel padanya. Tapi ia tetap tidak merespon karena saat ini Christine memasang wajah cemberutnya yang menurut Peter sangat menggemaskan.

"Peter..." Rengek Christine.

"Kenapa sayang?"

"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Christine dengan rengekan bercampur kesal.

Peter menghela napas rendah. "Apa benar kau tidak akan datang ke acara wisudaku?" tanya Peter dengan nada sedih.

"Apa? Kenapa aku harus datang ?" tanya Christine balik.

"Apa maksudmu 'kenapa'? Sudah jelas kau harus datang babe." Peter mengangkat sebelah alisnya.

"Tapi kenapa aku harus datang? Aku tidak punya alasan untuk datang."

"Apa-apaan itu? Kau kekasihku, jadj kau harus datang dan aku ingin melihatmu di hari wisudaku nanti. Titik!"

"Bukankah minggu lalu kau bilang tidak akan memaksaku datang? Kenapa sekarang kau memaksaku datang?" Tanya Christine mulai curiga.

"Itu kan minggu lalu. Hari sudah berganti dan sekarang aku memintamu datang. Lagipula kesepakatan kita kau akan menjadi kekasihku selama aku belum wisuda? Kau masih ingat perjanjian kita dulu bukan. Kau ke-ka-sih-ku sampai aku wisuda!" Kata Peter mulai kesal.

"Lagipula aku ingin melihatmu dihari bahagiaku nanti babe." kata Peter lagi, tapi kali ini ia melembutkan suaranya. Berusaha membuat Christine luluh. Peter harus bisa membuat Christine luluh dan datang di hari wisudanya. Karena acara puncaknya memang di situ.

Christine menatap Peter lekat. Minggu lalu Peter berkata tidak akan memaksa Christine datang, tapi kenapa hari ini Lelaki ini memaksa? Seperti sangat ingin Christine datang ke hari wisudanya?

'Ada yang aneh.' pikir Christine.

Pikiran Christine melayang jauh entah kemana dan kembali lagi saat mobil Peter berhenti di depan gedung apartemennya. Sayangnya Christine belum bisa turun dari mobil karena Peter masih menggenggam tangannya.

"Berikan aku alasan yang sebenarnya kenapa aku harus datang Peter. Kalau kau tidak memberiku alasan maka aku tidak punya alasan untuk datang!" kata Christine

Untuk beberapa saat Christine bisa melihat Peter terkejut dan sedikit panik setelah mendengar perkataanya barusan.

Peter menelan ludahnya kelu.

Rencananya tidak boleh gagal! Christine harus datang ke acara wisudanya nanti! Dengan semua usahanya selama ini dan jika pada akhirnya Christine tidak datang maka apa artinya ia berusaha? Sial.

"Babe ayolah, kau harus datang." rengek Peter kemudian dengan nada memelas.

"Aku butuh alasan Peter." Kata Christine mantap.

Peter tersenyum.

"Aku sebenarnya tidak memiliki alasan babe, yang kutahu aku hanya ingin melihatmu di hari bahagiaku. Aku ingin kau melihatku bahagia sayang, jadi aku ingin kau ada di sana, di hari bahagiaku." Kata Peter lalu tersenyum sendu.

Senyum Peter mengembang kala melihat tatapan Christine berubah sendu. Gadisnya ini menghela napas beberapa kali karena galau. Peter tahu Christine akan segera luluh setelah mendengar kalimatnya barusan. Memangnya perempuan mana yang tidak akan luluh ketika seorang lelaki menggombal?

"Baiklah aku akan datang, tapi aku tidak memiliki dress jadi kau harus mengantarku membeli dress besok." ucap wanita itu sambil tersenyum.

'Kena kau!'

"Tentu saja, sayang." kata Peter dengan senyum penuh kemenangan.

Dengan lembut ia kemudian melepaskan tangan Christine dan langsung turun dan membukakan pintu untuk wanitanya.

Christine tersenyum melihat tingkah laku Peter yang menurutnya sangat manis. Lelaki itu langsung turun dan membukakan pintu untuknya. Romantis sekali.

'Tumben sekali lelaki ini tidak minta cium? Ehhh apa yang kupikirkan aku tidak sedang berharap dicium Peter kan! Tidak tidak tidak aku tidak berharap!' Pikiran Christine kembali berkelahi.

Tapi tidak lama kemudian, seakan mengetahui isi pikirannya, bibir Peter  sudah menempel di atas bibirnya lembut. Mengecupnya sekilas. Dan sukses membuat Christine mematung di tempat.

"Aku akan menjemputmu besok." Kata Peter penuh semangat. Lelaki itu mengedipkan sebelah matanya dan kembali menuju mobilnya dan menjalankannya.

Dan Christine hanya senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Peter mengemudikan mobilnya. Senyum miring bertengger di bibirnya yang seksi.

'Kau memang harus datang Christine sayang. Ada kejutan dariku untukmu dihari wisudaku nanti.' batinnya senang dan masih tersenyum sinis.

_______

Christine berjalan masuk ke apartemennya dengan senyum yng menghiasi wajah kalemnya. Ia merebahkan diri di kasur empuk kesayangannya begitu ia sudah di dalam apartemennya.

Christine melirik ponselnya yang berbunyi. Ada nomor asing yang mengiriminya pesan. Saat membuka pesan itu senyum Christine semakin lebar. Itu nomor Peter.

'*Aku akan menjemputmu besok siang jam 11, tidak udah berdandan karena kau sudah cantik.

Yours

Peter*.'

'Dari mana peter mendapat nomorku? Ah, biarlah, dulu dia juga tiba-tiba tau dimana tempat tinggalku' batinnya.

------------------

Hari ini Peter benar-benar menjemputnya jam 11 siang. Bahkan lelaki itu saat ini sedang menunggunya yang masih berdandan. Setelah selesai, Christine turun dan menemui Peter yang saat ini sedang bersandar di mobilnya sambil menelepon.

Lelaki terlihat sangat tampan dengan kemeja berwarna biru navi, celana jeans hitam dan sepatu kets. dandananya seperti anak muda pada umumnya, rambutnya sedikit berantakan entah kenapa terlihat sangat sexy dimata Christine.

"Aku sudah siap." Kata Christine mendekati Peter.

Peter menoleh dan sejenak menatap Christine. Christine terlihat sangat cantik dan cerah memakai dresa berwarna biru pudar yang mampu membuatnya terpesona. Begitu sadar dengn lamunannya, Peter segera mengakhiri pembicaraannya dengan orang yang ditelponnya.

"Apa kau menunggu lama? Maafkan aku." Kata Christine menunduk karena merasa bersalah.

Peter kembali terpaku dengan penampilan Christine sekarang, namun ia segera menghapus keterpakuannya dan bergumam pelan. 'Sadarlah Peter, ingat tujuan utamamu!!'

Peter tersenyum ke arah Christine.

"Tidak apa-apa, aku tidak menunggu terlalu lama. Ayo pergi!" kata Peter lalu membukakan pintu untuk Christine.

Peter mengemudikan mobilnya menuju butik milik tantenya. Butik langganan kalangan jetset. Tidak masalah Peter akan menghabiskan banyak uang untuk Christine.

Ah rasanya Peter tidak sabar menunggu hari bahagianya.

Terpopuler

Comments

Anina Lucky

Anina Lucky

can't wait juga updatean nya thor... 🤭

2020-07-12

1

Nna Rina 💖

Nna Rina 💖

wah.... tmbh seru.... mksh thor up nya walaupun cm sdkt. chayo.... ditunggu next eps

2020-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 01. Pesta
2 02. Pesta (2)
3 03. What did you say?!
4 04. No need to worry.
5 05. Explanation
6 06. Never
7 07. Cry
8 08. Hang on
9 09. What just happen?
10 10. Holding hands
11 11. Can't wait.
12 12. Fall in love
13 13. Too much pain.
14 14. A Lesson
15 15. Want to see
16 16. Start from this place
17 17. Me!
18 18. I like her
19 19. Just wait!
20 20. What does it mean?
21 21. Feeling happy
22 22. Damn it!
23 23. Jealous
24 24. How possible?
25 25. OMG!
26 26. Pissed off
27 27. Doubt
28 28. Backstreet
29 29. I love you?
30 30. Unwanted Truth
31 31. Man from the past.
32 32. Don't Accept!
33 33. Meet Kevin soon.
34 34. Peter Dave Chrouch
35 35. Different side
36 36. Doubt
37 37. Break
38 38. She's not fine at all
39 39. It's your life
40 40. Missing her
41 41. A deal
42 42. About Wedding
43 43. Guilty
44 44. Plan?
45 45. Reject!
46 46. Be Patient.
47 47. Because of Christine
48 48. Shock!
49 49. Dissapointed
50 50. Time for self
51 51. Gone
52 52. Holiday?!
53 53. I won't let it!
54 54. Will meet Kevin!
55 54. Meet Kevin!
56 56. Deciever!
57 57. Miss her.
58 58. Miss him.
59 59. Caroline!
60 60. Going home?
61 61. Let him with Christine?
62 62. 10 hours!
63 63. Life without you..
64 64. Shy
65 65. Finally!
66 66. Don't doubt me..
67 67. Let's get married!
68 68. Don't cry
69 69. Not ready.
70 70. Selfish?
71 71. What?
72 72. The best day ever! [END]
73 Ekstra part [I like me better when I'm with you]
Episodes

Updated 73 Episodes

1
01. Pesta
2
02. Pesta (2)
3
03. What did you say?!
4
04. No need to worry.
5
05. Explanation
6
06. Never
7
07. Cry
8
08. Hang on
9
09. What just happen?
10
10. Holding hands
11
11. Can't wait.
12
12. Fall in love
13
13. Too much pain.
14
14. A Lesson
15
15. Want to see
16
16. Start from this place
17
17. Me!
18
18. I like her
19
19. Just wait!
20
20. What does it mean?
21
21. Feeling happy
22
22. Damn it!
23
23. Jealous
24
24. How possible?
25
25. OMG!
26
26. Pissed off
27
27. Doubt
28
28. Backstreet
29
29. I love you?
30
30. Unwanted Truth
31
31. Man from the past.
32
32. Don't Accept!
33
33. Meet Kevin soon.
34
34. Peter Dave Chrouch
35
35. Different side
36
36. Doubt
37
37. Break
38
38. She's not fine at all
39
39. It's your life
40
40. Missing her
41
41. A deal
42
42. About Wedding
43
43. Guilty
44
44. Plan?
45
45. Reject!
46
46. Be Patient.
47
47. Because of Christine
48
48. Shock!
49
49. Dissapointed
50
50. Time for self
51
51. Gone
52
52. Holiday?!
53
53. I won't let it!
54
54. Will meet Kevin!
55
54. Meet Kevin!
56
56. Deciever!
57
57. Miss her.
58
58. Miss him.
59
59. Caroline!
60
60. Going home?
61
61. Let him with Christine?
62
62. 10 hours!
63
63. Life without you..
64
64. Shy
65
65. Finally!
66
66. Don't doubt me..
67
67. Let's get married!
68
68. Don't cry
69
69. Not ready.
70
70. Selfish?
71
71. What?
72
72. The best day ever! [END]
73
Ekstra part [I like me better when I'm with you]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!