"Aku menyukainya."
Kalimat singkat itu diucapkan dengan sadar oleh lelaki yang saat ini tengah menatap Lexy datar. Peter mengungkapkan perasaannya pada sahabat dari perempuan yang teramat sangat disukainya.
Berawal dari rasa bersalah, tapi sekarang Peter sadar kalau dia memang menyukai Christine.
Lexy menatap Peter tajam. Ia mencoba mencari kebohongan ataupun gurauan dari mata Peter, namun tidak menemukannya.
"Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Christine lagi." Lexy tetap kekeuh pada pendiriannya walau ia tahu saat ini Peter bersungguh-sungguh.
"Aku tidak peduli dengan rasa tidak sukamu."
"Kau memang tidak peduli, tapi sepertinya Christine peduli. Dan aku ingin yang terbaik untuk Christine."
Peter diam dan tidak menanggapi perkataan pacar sahabatnya sekaligus sahabat dari perempuan yang disukainya itu. Peter menghela napas lalu menikmati minuman yang saat ini ada di genggamannya.
"Apa Christine bener-benar tidak datang?"
Kali ini Allen yang membuka suara. Allen melirik ke arah Peter yang saat ini juga menatapnya karena pertanyaan yang ia lontarkan barusan.
"Aku tidak tahu, tapi aku berharap dia tidak jadi datang!" kata Lexy ketus. "Memangnya kenapa kalau ia datang atau tidak datang?" Lexy menatap Allen dengan mata memicing. Mencoba mengintrogasi Allen melalui pertanyaannya barusan. Bisa saja Peter bersekongkol dengan Allen dibelangkannya, karena bagaimanapun juga mereka bersahabat.
Lexy menoleh dan menyadari Peter menatap mereka berdua. Sepertinya pertanyaan Allen barusan memang bukan untuk membantu Peter.
"Ah tidak, aku hanya ingin tahu ia datang atau tidak," kata Allen meringis. Ia takut kalau Lexy akan berpikir macam-macam tentang pertanyaannya barusan. Tapi akhirnya Allen bisa menghirup napas lega karena Lexy biasa saja menanggapi pertanyaan Allen barusan.
"Aku sih berharap Christine tidak akan datang." Kata Lexy datar sambil melihat ke arah Allen lagi sambil melanjutkan ucapannya "Tapi apa boleh buat, itu hanya harapanku." Lanjut Lexy lalu menoleh ke arah Peter yang saat ini tersenyum karena ucapannya barusan.
Lexy memberi tatapan tajam pada Peter yang tersenyum padanya dengan kepala miring. Lelaki itu mengangkat sedikit gelasnya membuat Lexy mendengus kesal.
Lexy lalu mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan yang tengah berjalan ke arahnya. Lexy tersenyum melihat perempuan itu. Christine terlihat cantik dengan dress putih yang membaluti tubuhnya.
Christine berjalan ke arah Lexy dan Allen sambil tersenyum manis. Peter yang saat ini menatap Christine tersenyum juga ikut tersenyum meski ia tahu senyum itu bukan untuknya.
'Cantik' batin Peter.
Christine tidak menyadari keberadaan Peter, lelaki itu memang berdiri sedikit jauh dari Allen dan Lexy.
"Hai Allen, selamat ya!" ujar Christine sambil tersenyum manis.
"Hai juga Christine, terima kasih sudah datang." balas Allen juga dengan tersenyum, "apa kau datang ke sini sendirian?"
"Memangnya aku harus datang dengan siapa?" kata Christine kemudian tertawa lembut.
Peter yang sedari tadi mengamati Christine, tidak bisa melepaskan tatapannya dari perempuan yang saat ini tengah tertawa yang menurutnya sangat indah.
'Damn, kenapa kau cantik sekali' batin Peter.
Peter meletakkan minumannya di atas meja yang ada di dekatnya, kemudian berjalan ke arah tiga orang manusia yang tengah bercanda satu sama lain, karena mereka terlihat tertawa.
"Sepertinya pembicaraan kalian sangat seru."
Christine menoleh ke arah sumber suara dan melihat Peter tengah berdiri di dekatnya. Menatapnya sambil tersenyum.
"Hai, Christine."
Christine tidak menjawab. Ia memalingkan wajahnya kemudian pamit ke toilet pada Allen dan Lexy yang disetujui dengan anggukan dari keduanya. Christine berjalan melewati Peter begitu saja.
Peter terdiam selama beberapa detik. Sesaat kemudian ia tersenyum ke arah Allen yang menatapnya heran sedangkan Lexy menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku akan menyusulnya." kata Peter kemudian berbalik meninggalkan Allen dan Lexy.
"Apa dia belum puas sudah menyakiti Christine?!" tanya Lexy tajam.
"Sudahlah Lexy, biarkan saja mereka." kata Allen menatap Lexy, "Peter sudah menyadari perasaanya kepada Christine. Aku yakin kali ini dia bersungguh-subgguh."
"Cih, kau membelanya karena dia sahabatmu kan?!"
"Aku tidak membelanya. Aku berkata seperti itu karena aku sangat mengenal Peter. Dia sudah sangat menyukai Christine dan aku bisa melihatnya. Aku juga tahu kalau kau sadar Peter memang menyukai Christine, kau hanya takut kalau Peter akan menyakiti Christine lagi kan? Tenanglah itu tidak akan terjadi." Allen menatap Lexy dengan tatapan sayangnya lalu tersenyum lembut. "Jadi tidak usah takut lagi."
Allen benar. Lexy memang melihat kalau Peter benar-benar menyukai Christine. Allen juga benar, kalau ia menentang Peter karena takut lelaki itu akan menyakiti Christine lagi. Peter pernah menghancurkan Christine sekali, bukan tidak mungkin kalau lelaki itu akan melakukannya lagi.
"Apa kau yakin kalau Peter tidak akan menyakiti Christine lagi?" tanya Lexy dengan ekspresi berharap.
"Tenanglah, apapun yang terjadi di antara mereka nantinya, biarkan mereka yang menyelesaikanya bersama, kita tidak perlu ikut campur." kata Allen lembut lalu tersenyum kepada Lexy. Membuat perempuan itu merasa sedikit tenang kemudian membalas senyuman Allen dan memeluknya.
______________
Peter sedanf berdiri di depan toilet wanita. Menunggu Christine keluar. Namun tak kunjung keluar juga. Beberapa perempuan yang baru keluar dari toilet melihatnya dan berusaha mencuri perhatiannya, bahkan ada yang secara terang-terangan menggodanya.
Tapi sepertinya usaha mereka sia-sia karena Peter bahkan tidak melirik ke satupun dari mereka. Peter tetap fokus melihat ke arah pintu toilet dan menghiraukan semua perempuan yang berusaha menggodanya.
Melihat perempuan yang ditunggunya keluar dari toilet, Peter langsung berjalan ke arah perempuan itu, tanpa banyak bicara ia menarik tangan Christine dan menggenggamnya kuat kemudian menariknya.
Setelah berjalan cukup jauh, Christine baru menyadari apa yang dilakukan oleh Peter langsung menghempaskan tangannya dengan kasar agar terlepas dari genggaman lelaki itu, dan berhasil.
"Apa yang kau lakukan?!!" pekik Christine cukup keras membuat beberapa orang menoleh kearahnya.
Peter menghela napas panjang "kau menghindariku, heh?" kata Peter sambil tersenyum miring.
Christine tidak menjawab pertanyaan itu, ia berbalik hendak meninggalkan Peter. Namun sayang, Peter sudah lebih dulu menarik lengannya. Tidak membiarkan Christine pergi.
"Masih berusaha menghindariku, heh?" Tanya Peter lagi. Senyum evilnya mengembang menatap Christine yang kesal.
"Sampai kapan kau akan menghindariku? Apa kau tidak lelah?" Tanyanya lagi dan lagi.
Christine menatap Peter tajam. "Sebenarnya apa maumu?!"
"Mauku tidak muluk-muluk kok, aku menginginkanmu."
Peter terlihat sangat santai dengan ucapannya barusan. Ia tersenyum manis membuat Christine berdebar namun ia menepis.
Christine tersenyum miring. "Lantas kalau kau mengingkanku, apa yang akan kau lakukan!?" tanyanya sinis.
"Pastinya aku akan memilikimu." ucap Peter dengan percaya diri.
"Ya, kau akan memilikiku.."Christine menjeda ucapanya menatap Peter yang masih menyunggingkan evil smirk-nya, kemudian tersenyum dengan sangat manis dan melanjutkan ucapannya lagi. "Dalam mimpimu!" sinisnya.
Christine langsung pergi meninggalkan Peter setelah selesai mengucapkan kalimatnya. Christine sadar kalau sikap Peter sudah kembali lagi seperti dulu. Sangat menyebalkan dan selalu melakukan apapun semaunya, contohnya seperti barusan. Kelakuan yang sangat dibenci Christine sekaligus kelakuan yang membuatnya jatuh cinta pada lelaki sialan itu.
Peter menatap punggung Christine yang berjalan menjauhinya. Ia tersenyum sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku. "Yeah dan mimpi itu akan segera menjadi kenyataan. Tunggu saja!" gumamnya seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Anita Zarkasi
boom like again
suka cerita nya Thor lanjuut
2020-11-03
0
Abid Aqila
terima kasih up nya thor.. aku suka..lanjut terus
2020-07-24
0
Santhy Susanthy
up nya jangan lama2 dong thor
2020-07-24
0