Pesawat yang ditumpangi Peter baru saja mendarat di bandara udara John F. Kennedy, New York. Ia keluar dan menunggu jemputannya. Jemputan dari orang yang sebenarnya tidak mau menjemputnya. Tapi karena Peter ngotot memaksa dan mengancam, alhasil Allen mau menjemputnya. Tapi tetap saja Allen terlebih dahulu mengeluarkan kalimat-kalimat yang tidak enak didengar, tapi Peter tidak peduli.
Lagipula Peter meminta Allen menjemputnya karena ia ingin menginap di tempat sahabatnyabtersebut. Peter malas pulang ke mansion orang tuanya maupun ke penthouse-nya. Jika ia pulang ke mansion orangtuanya maka Peter tidak akan merasa tenang dab jika ia pulang ke penthouse-nya maka ia akan merasa kesepian.
Rasa bosan karena menunggu menghampiri Peter. Ia menatap arlojinya. Sudah hampir setengah jam Peter berdiri menunggu sahabat sialannya itu, namun sampai saat ini, orang ditunggunyn belum menampakkan diri dan itu membuat Peter semakin kesal.
Peter kemudian mengambil ponselnya, memutuskan untuk menelpon Allen, tapi panggilan masuk dengan nama yang sama sudah lebih dulu tertera di layar ponselnya.
Tanpa menunggu lama Peter langsung menjawab, dan tanpa berbasa-basi, Peter langsung menumpahkan kekesalannya.
"Kau dimana? Kenapa lama sekali!"
"Aku sudah si bandara, kau dimana?"
"Aku di pintu kedatangan! Cepatlah aku sudah bosan di sini!"
"Iya, sabar." kata Allen dengan nada santainya.
Sesekali Peter bisa mendengar sahabatnya itu tertawa geli mendengar kekesalannya. bahkan sepertinya Allen tidak merasa bersalah sama sekali karena sudah membuat Peter menunggu lama.
"Cepatlah, aku sudah sangat bo-"
"Aku sudah sampai. Kau di mana?" ucap Allen memotong ucapan Peter.
Peter melihat ke sekeliling dan berhenti ke arah mobil Allen yang ternyata ada di hadapannya. Peter langsung memutus panggilan itu, dan berjalan dengan raut wajah kesal menuju mobil Allen.
Allen yang melihat ekspresi Peter, langsung tertawa. Ia benar-benar tidak merasa bersalah telah membuat Peter menunggu sangat lama. Lagipula ini salah Peter juga, kenapa ia memaksa untuk menjemputnya? padahal Allen sudah memberitahu kalau ia tidak bisa menjemput lelaki ini karena sedang sibuk untuk acara besok. Tapi, Peter justru mengancam agar ia menjemputnya. Alhasil seperti ini, Peter sangat kesal karena sudah menunggu terlalu lama. Dan Allen terlihat tidak peduli.
"Apa yang lucu!" kata Peter kesal begitu masuk ke dalam mobil Allen.
"Tidak ada yang lucu sebenarnya, kecuali ekspresi yang kau tunjukkan saat ini." kata Allen kemudian melajukan mobilnya.
"Berapa lama kau akan tinggal di New York?" tanya Allen setelah Peter selesai mengomelinya.
"Kemungkinan selama tiga minggu."
"Lama sekali? Jangan bilang kau menyuruh bawahan mu untuk mengerjakan tugasmu?"
"Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat. Dan hei, aku bukan orang seperti itu. Minggu depan aku juga akan kembali ke New York menemui ayahku. jadi daripada bolak balik, akan lebih baik kalau aku tinggal di sini sampai minggu depan." Kata Peter panjang lebar. Sedangkan bibir Allen membentuk huruf O.
"Dan kenapa kau harus tinggal di tempatku selama kau stay di sini? Kau kan punya Penthouse sendiri, Kenapa harus di tempatku?" tanya Allen menyelidiki.
"Kalau itu aku punya alasan tersendiri. Kenapa? Apa kau tidak ikhlas?"
"Aku hanya ingin tahu saja, bukan karena tempatku dekat dengan Apartemen Christine kan." ucap Allen dengan nada menggoda.
"Sepertinya itu salah satunya," balas Peter datar.
"Wah kalian memang bukan jodoh" kata Allen antusias. "Christine sudah tidak tinggal di apartemennya. Dia sudah pulang ke rumah orang tuanya."
Sontak saja ucapan Allen barusan membuat Peter menoleh ke arah Allen. Ia menatap Peter dengan tatapan seperti 'ceritakan semua padaku'
"Yah, aku tidak tahu kapan tepatnya, tapi setelah kejadian saat kau MEM-PER-MA-LU-KAN nya, ia pindah ke rumah orang tuanya. Kata Lexy lelaki ******** yang dijodohkan dengan Christine, sudah menemui ayah Christine dan MENOLAK untuk melanjutkan perjodohan itu." kata Allen dengan penuh penekanan itu membuat Peter bertambah kesal kesal.
Tapi yang diucapkan Allen memang benar adanya. Peter tidak bisa mengelak. Ia menemui ayah Christine dan mengatakan kalau ia tidak ingin bersama dengan Christine. Kejadian itu terjadi di saat ia bertemu Christine yang sedang menemani menemani Megan membeli dress.
"Apa sekarang kau berharap pada Christine lagi?" tanya Allen santai.
Pertanyaan itu simpel. Tapi ternyata sangat sulit di jawab Peter. Apa sekarang ia berharap pada Christine? Alhasil Peter hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan itu. Ia mulai berpikir mengenai kesalahan yang telah dilakukannya pada wanita yang akhir-akgir ini semakin sering mengganggu konsentrasinya..
Peter menarik napas panjang, dan menghembuskan nya secara kasar.
'Arrggh sepertinya Christine membencinya sekarang'
"Ada apa denganmu? Apa kau memikirkan Christine?" Allen melirik Peter sekilas.
"Bisakah kita berhenti membicarakannya! Apa kau tidak punya topik lain!" Nada ketus itu membuat Allen tertawa terbahak-bahak.
"Jadi tebakanku benar ternyata."
"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Allen geli.
"Sudah kubilang jangan membahas ini lagi!" kata Peter jengah.
"Oke-oke. Apa kau sudah makan?" kata Allen dengan nada menggoda.
"Sepertinya akan lebih baik kau diam saja!" kata Peter sinis.
"Tadi kau bilang bahas yang lain, aku sudah mencoba membahas yang lain! Sekarang kau menyuruhku berhenti bertanya, seharusnya dari tadi kau cukup bilang agar aku diam, sialan!" ucap Allen kesal tapi ia kembali tertawa lagi.
"Kalau begitu diam, jangan banyak bicara lagi!"
"Tapi kau masih berbicara."
"Bisakah kau diam!"
"Kau juga tidak diam!"
"Kau sialan!"
"Kau juga sialan."
"Diam!"
"Ini mobilku Peter."
Peter tidak membalas ucapan Allen lagi, karena ia sudah sangat kesal dan emosi. Dan juga ini mobil Allen, ia hanya penumpang. Akhirnya Peter memilih dan memutuskan untuk diam dari pada perdebatan mereka tidak selesai dan tidak berujung.
Setelah diam beberapa saat, Peter merasakan mobil yang ia tumpangi sudah berhenti disuatu tempat. Bukan di apartemen Allen melainkan apartemen Christine.
"Mau apa kita kemari? Bukankah kau bilang Christine sudah tidak tinggal di apartemen lagi?"
"Kenapa di otakmu itu hanya ada Christine? Jadi kau benar-benar berharap pada Christine ya? Sayanya kita ke sini bukan untuk Christine tapi untuk Lexy karena gadisku itu masih tinggal di sini!" kata Allen sinis. "Aku ada keperluan sedikit dengan Lexy." katanya kemudian berjalan meninggalkan Peter.
Mulut Peter membentuk huruf O. Ia akhirnya mengikuti Allen memasuki apartemen tersebut. Peter melihat ke sekeliling, apartemen ini tidak banyak berubah. Beberapa kenangan manis menyeruak di dalam kepalanya. Tapi Peter segera menepisnya.
Peter tetap mengikuti Alleh menuju kamar Lexy yanb melewati kamar Christine. Peter sempat terdiam beberapa saat memandangi pintu kamar Chriatine dulu. Ia kembali mengingat kalau ia pernah berdiri di depan pintu kamar itu dan menunggu Christine. Seolah tersadar, Peter kembali melanjutkan langkahnya menyusul Allen. Ternyata kamar Lexy bersebelahan dengan kamar Christine dan ia baru tahu itu.
Allen lalu mengetuk pintu kamar Lexy sedangkan Peter berdiri tepat dibelakang Allen.
Beberapa saat kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan seseorang yang tidak bisa Peter lihat.
"Oh hai Allen. Apa kau mau bertemu Lexy?"
Deg.
'Sial! suara itu'
"O-oh h-hai Christine, s-sedang apa kau di sini?" tanya Allen terbata-bata karena kaget melihat Christine ada di apartemen Lexy. Ia tidak menduga kalau Christine akan berada di tempat Lexy. Sial! Mana ia membawa Peter lagi.
"Aku akan menginap di sini malam ini, supaya aku bisa datang bersama dengan Lexy datang ke wisudamu besok?"
"O-oh, apa Lexy ada di dalam?"
"Iya dia di dalam. Masuklah. Kau dari mana? Sepertinya buru-buru."
Sial! Allen semakin gusar. Ia ingin memaki Peter yang ada dibelakangnya. Seharusnya sahabatnya itu menunggu di mobil saja!
"Ah tidak, A-aku baru saja dari bandara, tadi menjemput seseorang"
"Siapa?"
"Aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Yanaz Yanaz
😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😤
2021-01-10
0
Linggar Kusuma
owwww
2020-09-03
0
Santhy Susanthy
ya ampun aku deg degan .. jangan lama2 nya Thor up nya..
2020-07-20
0