Bab 20.

"10 tahun?, sekecil apa aku di masa ini?," gurau Bee seketika membuat Time menatap kembali ke arah gadis kecil itu pulang.

"I don' t no, sebaik nya kita terus berjalan, jam ku mulai berfungsi kembali, jadi waktu kita tak banyak," jelas Time bahkan tak di hiraukan oleh Bee sedikitpun.

"Apa kau tak penasaran dengan balita itu?, mungkin dia bisa membawa kita ke ayah mu," saran Time seperti nya langsung mendapat persetujuan dari Bee.

__##___

"Pasti di sini deretan rumah orang orang kaya," racau Bee begitu mengagumi deretan rumah mewah di sepanjang jalan kompleks itu.

Desain dan dekorasi nya begitu berkelas persis seperti selera Bee.

"Wow!, menarik," ucap Bee saat memasuki halaman rumah si gadis kecil.

Mata nya begitu di manjakan dengan semua tatanan dari tempat itu.

Penempatan air mancur, barisan bunga yang berderet rapi, bahkan ayunan yang begitu terlihat sangat nyaman untuk bersantai di sana.

"Ada yang tidak beres di sini Bee," ucap Time mencoba menghentikan langkah Bee.

"Stttt...!, diam lah!, apa yang bisa terjadi di siang bolong seperti ini," sahut Bee begitu santai nya memasuki pintu rumah mewah itu.

Bee sudah sedikit mengerti akan portal waktu yang ia masuki, ia bisa dengan mudah menembus pintu bahkan tembok sekalipun seperti layak nya hantu hantu di film horor.

Namun mereka berdua di buat syok seketika saat melihat kedua orang tua balita itu kini telah terikat di sofa rumah mereka sendiri dengan mulut yang di tutup oleh kain.

Di samping kiri dan kanan mereka kini telah berdiri dua lelaki dengan menggunakan topeng serta membawa pistol yang mengarah tepat ke kepala pasutri itu.

"Hati hati Bee!, jangan gegabah, bukan tak mungkin kau juga bisa terluka di sini," ujar Time sebelum Bee kembali tersulut emosi.

"Gadis kecil itu!," seru Bee segera berlari mencari keberadaan anak dari pemilik rumah.

Bee langsung menaiki tangga seakan ia telah hafal dengan seluk beluk rumah itu.

Langkah nya terhenti saat ia telah kembali menembus sebuah pintu kamar di ujung tangga.

"A- ayah?," lirih Bee saat melihat si gadis kecil sedang meringkuh ketakutan di pelukan ayah Bee.

"Pak Broto?," ucap Time tak menyangka nya.

Si gadis kecil itu kini terus menatap Bee dengan berderai air mata, namun dengan mulut yang terus di dekap oleh pak Broto.

"Tenang ya non, bapak di sini," lirih pak Broto mencoba menenangkan si gadis kecil yang ternyata adalah anak dari majikan nya.

Tiba tiba terdengar suara tembakan dari arah lantai bawah.

Suara itu begitu membuat pikiran Bee dan Time menjadi kalut dan tak karuan.

Sementara pak Broto langsung menangis walaupun tanpa suara.

Bahkan tangan nya terlihat semakin kencang mendekap mulut si gadis kecil yang ada di pelukan nya.

"Bapak di sini, bapak tidak akan meninggalkan non," ucap pak Broto sekali lagi hingga membuat Bee terenyuh dengan mata yang berkaca kaca.

__##__

"Tak ada suara, kita bisa mengecek ke luar Time," ucap Bee namun di dahului oleh sang ayah.

Dengan hati hati, pak Broto mencoba membuka pintu kamar dan mengecek situasi di luar.

Sementara si gadis kecil, langsung memegang tangan Bee dengan tatapan yang begitu menyedihkan.

"Tunggulah di sini non, jadi lah anak baik," ucap lirih pak Broto mencoba membuat anak majikan nya diam dan tak bersuara apapun juga sebelum para perampok itu telah dipastikan pergi dari rumah itu.

Si gadis kecil hanya mengangguk pelan dan menuruti setiap ucapan dari pak Broto karna ia merasa tenang ada Bee dan Time yang bersama nya saat itu.

"Aku harus turun Time!," ucap Bee begitu penasaran dengan apa yang terjadi di luar ruangan itu.

"Tapi Bee," ucap Time meragukan niat dari Bee.

"Anak cantik, kakak mau minum dulu ya, kamu sama kak Time dulu ya" ucap Bee entah kenapa langsung di mengerti oleh si gadis kecil tanpa perlawanan sedikitpun.

__##__

Tubuh Bee begitu lemas, perut nya begitu mual seketika, bahkan tangisan nya juga ikut tak terbendung saat itu.

Darah...

Ada darah di lantai rumah itu.

Bahkan tangisan sang ayah lebih kencang dari tangisan nya saat itu.

"Pak, buk. Bangun!," rintih pak Broto terus mencoba memberi pertolongan pertama pada kedua majikan nya.

Ia menyobek taplak meja dan mencoba membalut luka tembak majikan nya yang telah basah akan darah.

"Bro- broto, titip anak saya," ucap lirih wanita malang itu sebelum ia menghembuskan nafas nya yang terakhir.

"Nyonya!, nyonya kasihan non cantik," seru Pak Broto sembari berlari membalut luka majikan lelaki nya yang setidak nya masih memiliki setengah dari kesadaran nya.

Perlahan ia di rebahkan di sofa.

Pak Broto dengan cepat menelfon ambulans dan pihak kepolisian yang ada.

Ketakutan dari raut wajah nya begitu terlihat saat itu.

__##__

"Kemari lah Broto," lirih sang majikan setelah pak Broto telah kembali ke samping nya.

"Saya akan berusaha bertahan, saya tidak akan meninggal sebelum jantung saya di berikan kepada putra mu, kau mengerti!," ucap lirih sang majikan begitu tegas meskipun dengan nafas yang sudah tak beraturan lagi.

Bee yang mendengar itu begitu terkejut di buat nya.

Tidak ada yang pernah menceritakan hal sebesar itu kepada nya, dan mungkin kakak lelaki nya pun tidak mengetahui semua itu.

"Ta- tapi tuan, tuan harus bertahan demi non," seru pak Broto di tengah isak tangis nya.

"Aku akan pergi Broto, menyusul istri ku. Dan untuk putri ku Beferly, aku yakin dia akan aman bersama mu," ucap sang majikan seketika membuat Bee mematung dan terduduk lemas di lantai.

Tangisan Bee kembali pecah saat itu juga.

Ia begitu tak menyangka akan apa yang telah ia dengar.

"Ayah!, ibu!," teriak Bee begitu histeris nya.

Bee perlahan mencoba mendekati sang sang ibu.

Namun, waktu telah habis untuk Time dan Bee.

Portal waktu kembali memudar dan mengulur jarak antara Bee dengan masa lalu nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!