Bab 3. My name is Time.

Di saat itu keadaan Bee masih tetap sama.

Diam dan tak berdaya di atas ranjang rawat nya.

Lelaki itu kini mendekat kan bibir nya ke telinga Bee.

"Kau harus mengerti akan dunia Bee, dan aku akan membantu mu, hasil akhir tergantung pada mu," ucap lelaki itu sembari kembali menghela nafas panjang.

Perlahan, lelaki itu kini mulai mengulurkan tangan kanan nya dan mendaratkan nya tepat di atas kening Bee.

Seketika sebuah cahaya terang keluar dari telapak tangan nya dan meledak meluas ke seluruh penjuru.

Tepat pada saat itu juga.

Waktu seketika berhenti dan jarum jam mulai berputar mundur dengan cepat nya.

Dan dalam hitungan detik, jam mulai berjalan maju seperti semula bak sebuah sihir.

Perlahan, nampak Bee mulai mendapatkan kesadaran nya kembali.

Mata nya mulai merespon akan cahaya lampu di dalam ruangan tempat nya terbaring tak berdaya saat itu.

"Syukurlah kau sudah bangun," ucap lelaki itu mencoba se ramah mungkin dengan Bee.

"A- aku dimana?, tanya Bee mencoba mengingat apa yang telah terjadi pada nya.

"Kau ada di rumah sakit, sebaik nya kau istirahat," ucap nya santai.

"Siapa kau berani mengatur ku!," ketus Bee dengan arogan nya sembari mencoba menggerakkan anggota tubuh nya yang begitu terasa berat dan pegal.

"My name is Time," ucap lelaki itu membuat Bee mengeryitkan kening nya.

"Are you kidding?", keluh Bee tak menganggap serius lelaki yang kini berdiri di hadapan nya.

"1 am serious, apakah kau bersedia berteman dengan ku?," sahut lelaki itu membuat Bee semakin kesal.

"Up to you!, nanti jika aku pulang dari rumah sakit ini aku juga akan melupakan mu," ketus Bee lagi.

"Tenanglah, aku hanya mengajak mu berteman dalam 7 hari ke depan, setelah itu kau boleh melupakan ku," ucap lelaki itu semakin membuat Bee kesal.

"Sebaik nya kau keluar!," sentak Bee merasa di permainkan.

Saat ia berbalik badan mengambil bantal dan berniat untuk melemparkan nya ke arah lelaki itu.

Seketika hanya ada Soya yang ia lihat tengah berdiri di hadapan nya.

"Bee?, kau sudah sadar?," seru Soya begitu bahagia nya.

Sementara Bee masih nampak memandang sekeliling ruangan seakan sedang mencari sesuatu.

"Are you okey?," tanya Soya membuat Bee langsung tertegun.

Perlahan ingatan akan kecelakaan itu kembali terngiang di ingatan Bee.

"I am okey, tapi Boy, aku tak menyangka dia akan pergi secepat itu," ucap Bee membuat Soya tercengang.

"Memang nya apa yang telah terjadi?, apa dia udah mutusin kamu?, syukurlah, itu berita bagus, Dan untuk sekarang pikirkan saja kesehatan mu, kenapa kau masih mengingat nya di kondisi mu yang sekarang ini," celoteh Soya membuat Bee seketika menangis tanpa alasan.

"Bee?, what happen?," tanya Soya begitu heran di buat nya.

"Apa berita nya belum sampai di telinga mu?," keluh Bee di sela sela tangis nya membuat Soya semakin bingung di buat nya.

"Coba jelaskan apa yang tidak aku tahu?," seru Soya mulai gelisah, ia mulai memikirkan banyak dugaan bahwa Boy telah berbuat nekat dan tak menutup kemungkinan bahwa Boy lah alasan Bee terbaring di rumah sakit saat itu.

"Boy meninggal Soya!, apa kau benar benar tidak tahu," seru Bee membuat Soya tercengang seketika.

Soya terus mendengarkan apa yang coba di jelaskan Bee pada nya, tanpa berfikir untuk menjawab atau menyela nya sedikitpun.

"Aku melihat nya sendiri Soya!, dia mati!, dia berlumuran banyak darah dan mata nya dalam kondisi terbuka tepat di depan mata ku," seru Bee dengan histeris nya.

"Are you kidding Bee?," sahut Soya memecah kebisuan nya sedari tadi.

"Ya!, dan ku pikir aku juga sudah tak selamat saat kecelakaan itu, kecelakaan yang menimpa kami begitu mengerikan," seru Bee membuat ekspresi Soya begitu nampak kebingungan.

"Kami?," sahut Soya tak percaya.

"Kenapa kau malah seperti orang linglung saat aku mengatakan semua ini?, meskipun kau tak suka dengan Boy setidak nya ikutlah ber empati dan berduka akan meninggal nya teman kuliah mu," ketus Bee terus mengatakan apa yang menurut nya benar.

"Me- meninggal kata mu?," seru Soya begitu syok nya.

"Saat kecelakaan itu terjadi dia sudah meninggal di tempat Soya!, apa kau tak tahu itu?," racau Bee tersedu sedu.

"Kecelakaan?, apa sebenar nya yang kau bicarakan Bee?," keluh Soya masih nampak kebingungan dengan cerita Bee.

Ucapan dari Soya seketika membuat Bee merasa ada yang tak beres sedang terjadi saat itu.

Apakah ingatan ku ini salah?, batin Bee mulai meragukan ingatan nya sendiri.

"Aku di sini karna aku mengalami kecelakaan bukan?," tanya Bee membenarkan apa yang ia ingat.

"Ya, tapi apa hubungan nya dengan ucapan mu tentang Boy telah meninggal?," seru Soya sembari menekan tombol darurat untuk pasien yang ada di ruangan itu.

Soya merasa ada yang tak beres pada otak Bee setelah kecelakaan yang menimpa sahabat nya itu.

"Tunggu, tunggu, tunggu!, aku bersama siapa saat kecelakaan itu terjadi?," tanya Bee semakin meragukan ingatan nya sendiri.

"Kau sendirian, hanya ada sopir taksi yang bersama mu saat itu, dan dia dalam keadaan baik baik saja sekarang," ucap Soya membuat wajah Bee seketika menjadi pucat pasi.

Otak nya begitu jelas mengingat bahwa diri nya sedang bersama Boy saat kecelakaan itu terjadi, dan ia juga benar benar menyaksikan sendiri Boy telah meninggal tepat di depan mata nya.

"Bee?," seru Soya mencoba membuyarkan lamunan Bee yang begitu membuat nya khawatir.

"So- soya," ucap Bee terbata bata saat melihat sosok Time melintas di belakang Soya.

Membuat Bee menjadi bungkam seketika dengan wajah penuh akan ketakutan nya.

"What happen Ms?, seru seorang dokter nampak masuk dengan tergesa gesa menanggapi panggilan darurat dari ruangan Bee.

"Please, help my friend," seru Soya seketika membuat sang dokter dan suster segera memeriksa Bee secara menyeluruh.

"Its okey, dia dalam keadaan baik, dia hanya mengalami syok hingga pingsan saat kecelakaan itu dan tidak ada luka berarti di tubuh nya, tidak ada yang perlu di khawatirkan, mungkin syok nya masih belum hilang, jika dia sudah merasa lebih baik, esok dia boleh pulang," ucap sang dokter menjelaskan, membuat Bee hanya tertegun tak percaya menatap sang dokter.

Ia begitu ingat kecelakaan besar yang menimpa nya.

Bahkan kepala nya begitu amat sakit saat itu, seakan kepala nya telah membentur begitu keras nya hingga ia harus berakhir terkapar di landasan aspal malam itu.

"Thanks dok," sahut Soya sedikit bernafas lega namun masih merasa gelisah saat melihat Bee yang seakan terlihat tidak baik baik saja.

Apa yang sebenar nya terjadi pada ku?, tidak mungkin itu semua hanya sebuah mimpi?, batin Bee semakin merasa ketakutan.

"Aku akan menemani mu terus di sini, okey," ucap Soya sembari memeluk sahabat nya itu.

Sekilas Bee kembali melihat sosok lelaki yang menyebut nama nya adalah Time.

Ia melempar senyum sembari melambai kecil ke arah Bee saat itu sebelum akhir nya kembali menghilang bak sebuah sihir.

Mungkin dia tahu apa yang sebenar nya terjadi, batin Bee membalas pelukan Soya dengan erat nya.

Seakan di tengah kebingungan dan ke ketidakberdayaan nya saat itu hanya Soya lah tumpu an nya.

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

baru mampir, semangat thor

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!