Bab 19.

"Omong kosong, kau tak bisa terus membodohi aku Time!," sentak Bee begitu tak terima dengan perpindahan waktu mereka yang kesekian kali nya di hari itu.

"Kau yang telah melanggar aturan nya Bee, kenapa kau menyalahkan ku," sahut Time mencoba untuk bersikap setenang mungkin sembari mengamati kemana portal waktu kini membawa mereka.

"Dan apa ini!, kau membawa ku kemana sekarang!, aku ingin urusan dengan ayah ku segera selesai semua nya!, cepat kembalikan aku ke waktu itu!," ancam Bee sembari mencengkram kerah baju Time hingga leher Time sedikit tersibak.

Ada semacam kalung yang tersembunyi di sana.

"Cepat Time!," sentak Bee tanpa menyimpan penasaran sedikitpun akan kalung yang di kenakan Time saat itu.

"Stop Bee!, kau begitu arogan!," sentak Time mulai merasakan hawa panas menjalar di dada nya.

Perasaan apa lagi ini?, batin Time mencoba sedikit melangkah mundur dari Bee yang kini terus menatap nya dengan tajam dan penuh amarah.

"Kau marah pada ku Time?, kau berani memarahi ku!," seru Bee hanya membuat Time berbalik menatap nya.

"Marah?," lirih Time sembari terus menatap Bee yang kian berjalan pergi meninggalkan nya.

---##---

"Dasar lelaki aneh!, kalau bukan karna dia aku tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini. Dan di mana ini?, aku bahkan tidak ingat jika aku pernah ada di tempat ini," racau Bee tanpa kembali menoleh ke belakang, ia terus berjalan menyusuri jalanan kompleks yang ia sendiri bahkan tidak tahu akan membawa nya kemana.

Samar, Bee mulai mendengar suara gelak tawa seorang anak kecil.

Kaki Bee perlahan mulai melangkah mencari asal suara tawa itu berasal.

"Ada anak kecil?, sendirian di taman seperti ini?, pasti dia memiliki orang tua yang buruk," ucap Bee semakin mendekati anak balita itu yang kini hanya berjarak beberapa meter dari tempat Bee berada.

Perlahan tapi pasti, kini Bee telah berada tepat di samping nya.

Senyum Bee tiba tiba muncul tanpa ia sadari.

Mata nya mulai sibuk mengamati tingkah pola anak gadis yang mungkin masih berusia 3 tahun itu.

Rambut nya yang pendek lebih membuat nya mirip terlihat seperti anak lelaki.

Hanya setelan rok yang ia kenakan itulah tanda bahwa dia bukanlah seorang anak lelaki.

Wajah nya penuh lumpur.

Ia begitu terlihat asyik bermain di genangan lumpur di taman.

Seketika membuat Bee mengerti alasan di balik tawa nya yang begitu kencang ia dengar.

"Seperti nya tadi malam turun hujan," ucap Bee tiba tiba mulai merasa di perhatikan oleh gadis kecil di hadapan nya.

"Ah, tidak mungkin dia bisa melihat ku," sambung Bee mulai mencari keberadaan orang tua si gadis kecil di sekitar taman.

Namun langkah Bee tiba tiba terhenti.

"Astaga," ucap spontan Bee saat berbalik kembali ke belakang.

Gadis kecil mungil itu kini tengah berdiri menatap diri nya.

Bee menoleh ke sekeliling taman, memastikan apa yang tengah di lihat oleh gadis kecil di hadapan nya.

Namun nihil, tidak ada apapun dan siapapun di sana selain dirinya.

"A- apa kau bisa melihat ku?," ucap Bee mengutarakan hal mustahil yang bisa ia perkirakan saat itu.

Bee langsung terkejut saat sebuah anggukan lah yang gadis kecil itu tunjukkan pada nya.

Dengan tersenyum gadis kecil itu mulai kembali bermain dengan riang nya sembari menunjuk nunjuk setiap permainan yang ada di taman itu.

"Kau mengajak ku bermain?, tidak, tidak. Masa depan mu bisa terpengaruh nanti nya," ucap Bee takut kembali melakukan kesalahan yang sama.

"Kak, aen," ucap gadis kecil itu masih berusaha mengajak Bee untuk bermain.

Karna takut gadis kecil itu menangis, Bee akhir nya menuruti permintaan kecil nya.

Mereka bermain tanpa henti selama waktu mempertemukan mereka saat itu.

Bahkan Bee di buat begitu gembira sampai melupakan Time yang saat itu entah ada di mana.

"Kak cantik, ini acu," ucap gadis kecil itu dengan polos nya mencoret coret buku gambar nya.

Ia nampak berusaha menggambar sosok diri nya serta Bee di sana, walaupun nampak begitu berantakan karna di usia nya yang masih balita.

Keluarga pak Dirga.

Sebuah tulisan di sampul buku itu yang begitu menarik perhatian Bee.

"Kenapa aura mereka sama?," ucap Time mengamati mereka dari kejauhan.

Time tidak akan pernah pergi dan kehilangan Bee selama mereka masih di lingkup waktu yang sama.

Time akan bisa dengan mudah menemukan Bee dengan merasakan aura pancaran dari tubuh Bee dimanapun dan berapapun jauh nya.

"Sayang, ayo pulang nak!," seru sebuah suara segera membuat gadis kecil itu segera beranjak dari duduk nya dengan tak melepaskan buku dan krayon di tangan nya.

Selamat tinggal, batin Bee tak menyangka akan mendapat sebuah lambaian tangan dari gadis kecil itu sebelum ia benar benar kembali ke pelukan hangat ibu dan ayah nya.

Bee tersenyum kecil menyaksikan pemandangan di hadapan nya kini.

Seorang anak yang begitu bahagia berada di tengah tengah kedua orang tua nya.

Ia diayun di cium bahkan di panggul oleh sang ayah dengan begitu istimewa nya.

Hingga tawa nya terlihat tak pernah usai sedetik pun.

Ayah mungkin juga dulu seperti itu pada ku, dan mungkin karna ia sudah tua akhir nya dia berubah menyebalkan seperti sekarang, keluh Bee dalam hati.

Sementara Time terlihat mengotak atik jam tangan nya dengan seksama.

"Kini kita di lempar 10 tahun lebih jauh lagi Bee, jauh sebelum keadaan keluarga mu terpuruk hingga membuat ayah mu menjadi bawahan preman preman itu," keluh Time tak menyadari bahwa Bee telah berdiri tepat di belakang nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!