"Next time, aku tak mau melihat mu bersama dengan anak baru itu, oke hanny," ucap Boy sembari mengecup pipi Bee yang masih lebam tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Hingga hanya sebuah anggukan pelan tanpa suara yang di tunjukkan Bee saat itu.
Perlahan Bee mulai turun dari mobil sport milik Boy sembari menunjukkan senyum kecil nya yang begitu sulit ia bentuk saat itu.
Karna tanpa sebuah senyuman, Boy akan kembali marah dan merasa itu adalah sebuah hinaan bagi nya.
Dalam sekejap, mobil Boy dengan cepat menghilang dari pandangan Bee.
Wajah yang awal nya memaksa untuk tersenyum dan kuat.
Kini langsung berubah menjadi menyedihkan serta kelelahan yang begitu luar biasa.
Ia ingin menangis, tapi air mata nya seakan sudah kering saat itu.
Ia ingin duduk sejenak mengistirahatkan badan nya, namun kaki nya menuntut nya agar terus melangkah maju demi menghindari seluruh tatapan tak suka dari orang orang yang berlalu lalang di sekeliling nya.
Namun meskipun fisik Bee begitu menyedihkan, tapi kedua tangan nya masih sempat terlihat menenteng banyak tas belanja dari Brand kelas atas.
"Aku pulang...".
Seru Bee sembari masuk ke dalam rumah sewa milik nya.
"Bee!, dari mana saja kau!, omg apa saja yang Boy perbuat pada mu kali ini?," cecar Soya segera bergegas memeriksa keadaan Bee yang nampak tidak baik baik saja.
"I'am okey", ucap lemas Bee tanpa bisa kembali mengukir senyum di bibir nya.
"Harus nya kau pulang sejak tadi Bee, Soya begitu khawatir akan keadaan mu," seru Time dari kejauhan membuat amarah Bee kembali tersulut.
"Apa kau bilang?, dan sedang apa kau di rumah ku!," sentak Bee sembari melempar semua tas belanja nya hingga berhamburan di lantai.
"Hentikan Bee, please," bujuk Soya sembari mencoba memapah Bee menuju kamar nya.
"Jadi hari ini harus nya kau shopping?," ucap Time lagi lagi membuat Bee kembali berbalik badan dan menatapnya dengan penuh amarah.
"Ini semua karna kau lelaki gak jelas!, harus nya aku shopping dan have fun hari ini!, bukan nya babak belur dan jadi tontonan gratis orang orang di Mall!.Tapi kau, tanpa dosa malah duduk di kursi rumah ku tanpa rasa bersalah sedikitpun," sentak Bee sekali lagi, hingga Soya yang kembali mencoba menenangkan nya langsung di dorong menjauh oleh Bee.
"Kau marah saat aku tidak melakukan apa apa?. Tapi kau tak marah pada Boy yang telah membuat diri mu menyedihkan seperti ini?," ucap Time membuat Bee semakin kesal.
"Tutup mulut mu dan pergi dari rumah ku!," teriak Bee semakin hilang kendali.
"Sudahlah Time sebaik nya kau pulang saja," ucap Soya seketika membuat Time menjentikkan jari nya.
Dan Bee langsung menyadari apa yang tengah terjadi saat melihat Soya kembali mematung di tempat nya berdiri.
"Apa demi barang barang mewah ini kau tak menganggap penting harga diri mu Bee?," ucap Time membuat Bee semakin memaki maki Time namun dengan kedua mata yang mulai basah.
"Aku sudah muak Time, sekarang kembalikan waktu seperti semula dan pergilah, aku mohon, apa aku harus bersujud di hadapan mu untuk semua permintaan ku itu?," ucap Bee membuat Time merasakan satu perasaan aneh saat itu.
Apa ini yang di namakan sedih?, lalu bagaimana dengan perasaan senang?, batin Time terus menatap ke arah Bee yang kini telah berubah pasrah di hadapan nya.
"I'am sorry Bee, tapi hari ini masih ada perjalanan yang harus kita selesaikan," ucap Time membuat Bee langsung menghela nafas panjang.
Antara tak berdaya dan harus tunduk, itulah yang seakan takdir gariskan untuk hidup Bee di manapun ia berada.
Waktu kembali memudar, dan kini mereka telah berada di sebuah pabrik di kawasan kota tempat Bee di lahir kan.
"Akhir tahun 2015, kira kira kenapa kita di sini Bee?," ucap Time sembari menatap kalender usang di sudut ruangan pabrik itu.
"Aku masih anak smp saat itu Time, bagaimana aku tahu kenapa kita ada di sini!," ketus Bee ingin segera keluar dari sihir bodoh milik Time.
Percakapan mereka langsung terhenti saat mendengar suara amarah seseorang dari sebuah bilik ruangan tak jauh dari mereka berada.
Perlahan, Bee mulai mengamati bangunan pabrik di sekeliling nya.
Seperti tak asing bagi ku, batin Bee terus mengikuti Time dari belakang.
Suara samar yang mereka dengar kini semakin melengking di telinga.
Gebrakan meja yang berulang ulang kali membuat Bee sedikit lebih mendekat ke arah Time.
"Maaf pak saya berjanji akan bekerja lebih giat lagi,".
Suara itu seketika membuat langkah Bee terhenti.
Ia seakan begitu terlihat mengenali suara yang baru saja menangis memohon maaf kepada seseorang yang mungkin saja adalah atasan di sana.
"Bee?, kau tak apa?," tanya Time membuyarkan diam Bee saat itu.
"Dia?, aku mengenal tempat ini, aku tahu tempat ini Time!," seru Bee seketika langsung mundur dan memilih untuk pergi dari sana.
Namun langkah nya kembali terhenti saat sebuah suara sentakan kembali terdengar dari ruangan itu.
"Kau di pecat!, kau sudah terlalu tua!, tenaga mu sudah tidak di butuhkan lagi di sini!," sentak seseorang dari ruangan itu membuat Bee begitu takut dan kebingungan.
"Pecat?, lalu dia bekerja apa setelah ini?," ucap Bee kini begitu banyak tanda tanya di kepala nya.
"Banyak di dunia ini rahasia yang tak kau tahu Bee. Terkadang orang memilih merahasiakan nya demi tujuan kebaikan, tapi nyata nya mereka malah memperburuk keadaan," ucap Time untuk pertama kali nya di cerna dengan baik oleh Bee.
"Apa yang terjadi setelah ini Time?," tanya Bee mulai penasaran dengan masa lalu nya sendiri.
"Kita harus pulang," ucap Time saat melihat ada darah yang menetes dari hidung Bee.
"Tidak!, kau sudah menyeret ku ke sini, dan kau harus menyelesaikan ini Time," sahut Bee bersikeras.
"Masih ada hari kedua Bee, sekarang beristirahatlah terlebih dulu," ucap Time langsung menjentikkan jari nya dan menormalkan kembali waktu walaupun Bee bersikeras untuk tetap tinggal.
---##---
"Astaga Bee!," seru Soya saat kembali normal dan melihat ada darah menetes dari hidung Bee.
"I'am okey," ucap Bee menepis kembali tangan Soya yang mencoba mengobati nya.
"Jangan keras kepala!, aku akan ambilkan obat," seru Soya sembari berlari mencari kotak P3 k milik mereka.
"Apa itu sakit?," tanya Time dengan wajah polos nya.
"Jika darah keluar dari tubuh mu apa itu tidak sakit Time!, kau begitu mengesalkan," keluh Bee sembari mendongakkan wajah nya ke atas agar darah dari hidung nya berhenti mengalir.
"Bagaimana gambaran rasa sakit itu?, dan apakah darah itu selalu pertanda sakit?," tanya Time lagi membuat Bee hanya terdiam menatap nya.
Satu hal yang Bee tahu hari itu.
Time memang berwujud, tapi ia tak bisa merasakan rasa sakit, senang, sedih maupun kesal seperti manusia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Noviyanti
bunga mendarat bee
2023-09-02
1