Bab 15.

"Sudahlah mas, jika kau meladeni ibu mu terus bisa sakit kepala mu".

Bee mengepal tangan nya dengan tatapan tajam ke arah sang kakak ipar yang kini terus menatap bengis ke arah sang ibu.

"Aku heran, kenapa untuk biaya hidup kalian saja begitu besar, tahun lalu aku juga sudah membantu kan bu!," ketus Rey, yang merupakan kakak lelaki Bee.

Dari tatapan nya, ia seakan begitu tak suka jika sang ibu datang berkunjung.

"Cuhhh, ternyata mereka bermuka dua," ludah Bee saat mendengar ucapan sang kakak.

Kakak yang selalu ia banggakan, nyata nya berkedok lain di belakang diri nya.

"Adek mu masih butuh sekolah, dan entah bagaimana ibu menjelaskan nya, mobil ayah mu telah di jual, dan penghasilan nya kini pun begitu kecil," terang sang ibu di tengah tangis isak nya.

Membuat hati Bee semakin tersayat.

Gadis tempramental dan liar itu kini semakin nampak lemah dengan kenyataan hidup nya sendiri.

Hingga tak sadar air mata nya kembali menetes dan menarik perhatian Time.

"Kita pergi saja ke waktu lain," ujar Time sudah siap menjentikkan jari nya.

Namun tangan Bee dengan cepat menghentikan nya.

"Kau munafik Time!," timpal Bee dengan tatapan yang sulit di mengerti oleh Time.

"Kau yang memulai ini semua, dan kali ini biarkan aku tahu semua nya, tentang hubungan keluarga macam apa sebenar nya yang ada di dalam keluarga ku," sambung Bee terus menahan tangan Time erat dan semakin erat nya.

"Cukup Rey!, apa begini perlakuan mu pada ibu kita!," sentak sebuah suara dari kejauhan.

Mata Bee terus saja menatap seseorang yang kini tengah mendekat ke arah mereka.

Sedetik pun, bola mata Bee seakan tak bisa berpaling sedikitpun dari kedatangan sang kakak pertama nya.

"Ada pahlawan kesiangan rupa nya," ketus Rey begitu tak suka dengan kedatangan nya.

"Jika kau tak mau membantu, setidak nya jaga lisan mu!, aku masih mampu jika harus membantu makan orang tua ku sehari hari nya," ujar nya.

"Sudahlah Fatma, jangan kau kasar pada adik mu Rey, adik mu Bee membutuhkan bantuan nya untuk melanjutkan sekolah nak," seru sang ibu membuat Rey tersenyum sengit.

"Kau dengar kak, selalu Bee yang ada di otak ibu dan ayah, bukan kita," timpal Rey dengan raut wajah kesal bercampur kecewa saat itu.

"Karna aku adalah adik mu kak!, adik kandung mu!," teriak Bee namun tak bisa di dengar oleh orang lain selain Time.

"Jangan buat aku mengatakan kenyataan yang coba ibu lupakan itu bu," ujar Rey membuat Fatma hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ke - kenyataan?, kenyataan apa yang kak Rey maksud?," ucap Bee kembali di buat penasaran, bahkan sebelum ia mampu mengetahui kebenaran tentang pekerjaan baru sang ayah.

"Apa kau tega pada nya Rey?," rintih sang ibu di sela sela tangis nya.

Namun tangis san itu nyata nya tidak membuat hati Rey luluh, bahkan sebalik nya, tangis itu semakin membuat raut wajah Rey semakin bringas terlihat.

Sementara Time hanya terdiam menyaksikan semua nya, menyaksikan reaksi Bee bahkan reaksi dari satu persatu anggota keluarga Bee.

Kita lihat, sampai mana waktu mampu membongkar semua nya Bee, batin Time sembari menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

Cukup lama Time memandangi jam milik nya.

Perlahan, perhatian nya teralihkan dari perdebatan sengit antara keluarga Bee.

Sesekali ia mengetuk ngetuk dasar jam, hingga mencoba mengingat ingat sesuatu.

"Waktu kali ini begitu lama dibandingkan sebelum nya, dan jarum ini bahkan tidak bergerak sedikitpun," ujar Time tak sadar bahwa diri nya telah kehilangan Bee saat itu.

"Bee?," seru Time saat sadar bahwa Bee sudah tidak ada di samping nya.

"Kenapa aku bisa lengah seperti ini?," keluh Time merasa begitu gagal.

Hanya satu orang Time, hanya satu. Dan kau tak bisa menjaga nya dengan benar, batin Time sembari berlari mencari keberadaan Bee secepat yang ia bisa sebelum jam di tangan nya kembali berfungsi dengan baik.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***