Bab 2.

Suara tawa serta teriakan Bee yang bebas dalam menyanyikan sebuah lagu terus terdengar dari dalam mobil Boy malam itu.

Tepat pukul 2 malam, mobil mereka mulai bergerak menjauh dari area pantai.

Dengan laju mobil yang tak beraturan, mereka tetap saja nampak senang dan tertawa lepas di sepanjang perjalanan tanpa sedikitpun memikirkan keselamatan mereka.

"Bee, one question," ucap Boy sembari meneguk ar*k botol terakhir nya tanpa henti.

"Tentu, apa itu?," sahut Bee sembari merebut botol ar*k dari tangan Boy, ia juga tak mau kalah dalam menikmati ar*k terakhir milik mereka.

"Your parents, apa mereka tahu tentang kehidupan mu di sini?," tanya Boy seketika membuat raut wajah Bee berubah menjadi masam.

"I don't care," ketus Bee sembari menghabiskan tegukan terakhir dari botol ar*k terakhir yang mereka punya.

Mendengar jawaban Bee, Boy tersenyum bahkan sampai tertawa di buat nya.

"Good job Hanny, i like you," sahut Boy sembari mengencangkan volume lagu dari radio di mobil nya.

Kini mereka kembali larut dalam lagu yang tengah mereka dengar sembari sesekali ikut bernyanyi mengikuti alunan lagu yang ada.

Tanpa mereka sadari, ada seorang lelaki misterius yang tengah memperhatikan mereka dari kejauhan.

Aneh nya, tatapan nya begitu dingin tanpa ekspresi, dan laju berjalan nya begitu sangat cepat hingga bisa mengimbangi laju mobil milik Boy.

Sedangkan mobil Boy terus melaju dengan kecepatan tinggi, walaupun tingkat kesadaran Boy begitu buruk dan membuat tingkat resiko kecelakaan akan lebih besar terjadi pada mereka.

"Bee," ucap Boy kembali tertarik dengan bibir ranum milik Bee, hingga tanpa berfikir ia langsung ******* nya dengan gairah tinggi.

"Boy, hentikan," ucap Bee mencoba menghindar namun lambat laun ikut hanyut dalam permainan Boy.

"Ini waktu nya Bee,".

Ucap sebuah suara dari kejauhan bersamaan dengan datang nya sebuah pick up yang melaju kencang menuju ke arah mobil milik Boy.

Cahaya sorot lampu serta bunyi klakson yang secara mendadak langsung membuat Boy serta Bee syok.

Dengan setengah kesadaran nya, ia mencoba untuk lebih fokus dan mencoba mengontrol stir mobil nya kembali.

Namun entah apa yang terjadi, stir itu begitu sulit dia kendalikan hingga membuat Boy pun merasa keheranan.

"Late,"

Ucap sesosok misterius itu lagi bersamaan dengan teriakan Bee dan Boy yang begitu melengking malam itu.

Bunyi tabrakan antara mobil mereka dengan sebuah pick up pun begitu terdengar seperti sebuah dentuman besar.

Kebulan asap serta percikan api pun juga ikut menyelimuti tragedi kecelakaan besar itu.

Hari sudah menunjukkan pukul 4 pagi, dan belum ada seorang pun yang menyadari akan kecelakaan yang menimpa Bee malam itu.

Tok..

Tok..

"Who is that?," seru sebuah suara dari dalam sebuah rumah yang cukup jauh dari tempat kejadian kecelakaan.

"Help, please," ucap sesosok misterius yang sama dengan sosok yang mengikuti Bee sebelum kecelakaan itu terjadi.

Namun kini diri nya telah berubah penampilan layak nya seorang nelayan.

Hanya dengan menunjuk ke arah kebulan asap, sang pemilik rumah sudah mengetahui ada sesuatu yang tak beres yang nelayan itu coba katakan.

Tanpa basa basi, sang pemilik rumah segera mengikuti kemana lelaki misterius itu membawa nya.

"Oh my god," ucap sang pemilik rumah begitu tercengang melihat apa yang telah menjadi sumber asap di udara.

Namun saat diri nya begitu sibuk menghubungi kepolisian, ia sudah tak menemukan keberadaan nelayan itu lagi di sekeliling nya.

Dalam hitungan menit, tempat itu sudah di penuhi akan banyak orang serta pihak kepolisian setempat.

Para medis pun ikut nampak sibuk mencoba menyelamatkan orang orang malang yang terlibat kecelakaan malam itu.

"B- boy," rintih Bee dengan kepala yang sudah berlumuran darah.

Ia mencoba menfokuskan penglihatan nya meskipun kepala nya begitu terasa seakan mau pecah.

Ia mulai menangis saat melihat Boy sudah tergeletak di depan nya dengan mata melotot dengan darah di sekujur tubuh nya.

"Are you okey?,"

Terdengar samar sebuah suara tak jauh dari tempat nya terkapar.

Siapa dia?, batin Bee sempat menatap wajah pemilik suara itu sesaat sebelum ia kembali pingsan.

"Please, make way!," seru petugas para medis menepis tubuh para reporter serta tubuh seorang lelaki misterius yang menghalangi jalan nya.

Lelaki itu.

Lelaki misterius itu juga kembali datang.

Namun kali ini ia nampak berpakaian layak nya seorang reporter lengkap dengan sebuah kamera yang sesekali ia gunakan untuk memotret kejadian naas itu.

---###----

"Saat aku bertemu dengan mu, akan ku pastikan kau akan kembali pulang ke Indonesia," racau Soya begitu marah di dalam taksi yang ia tumpangi.

Bee, dia sudah tidak pulang 3 tahun ini, kami sangat merindukan nya, terlebih ayah nya yang sedang kritis saat ini.

Kata kata orang yang menghubungi nya malam itu begitu terngiang ngiang di otak nya.

Ia begitu tak habis pikir Bee begitu sanggup melakukan hal semacam itu pada keluarga nya sendiri.

Namun kemarahan nya mulai berubah menjadi kegelisahan saat melihat sebuah kecelakaan besar tengah menghadang jalan nya tepat tak jauh dari tempat pesta pantai Bee malam itu.

Ia berubah menjadi histeris saat melihat tubuh Bee yang berlumuran darah sedang di tandu masuk ke dalam sebuah ambulans.

"Chase the ambulance please, please, please," seru Soya di sela sela tangisan nya.

Tanpa bertanya lagi, sang sopir segera mencari sebuah celah untuk bisa mengejar ambulans yang tengah membawa Bee.

----##----

"Kondisi nya begitu buruk, dia mengalami gegar otak parah, sebaik nya kau hubungi keluarga nya," ucap sang dokter mencoba menjelaskan dengan sejujur jujur nya akan kondisi dari Bee paska kecelakaan.

Soya yang mendengar itu hanya bisa terdiam mematung dengan tubuh yang masih gemetar karna syok nya.

"Dan, lelaki yang bersama nya, i am sorry, dia sudah meninggal di tempat saat kejadian terjadi," ucap sang dokter mencoba ikut bersimpati akan tragedi yang telah menimpa para muda mudi itu.

"Its oke dokter, aku akan mencoba menghubungi keluarga nya, thanks," sahut Soya sembari menatap ke arah Bee yang terbaring dengan banyak selang dan alat medis di tubuh nya.

Tak berselang lama, seorang dokter kembali masuk ke ruangan Bee.

Soya yang sempat melihat nya tidak menaruh curiga sedikitpun kepadanya.

Dokter itu kini telah berdiri tepat di samping Bee yang sedang terbaring tak berdaya.

Sesaat kemudian, dokter itu terlihat menghela nafas panjang dan mulai membuka masker wajah nya.

"Hey Bee," ucap lelaki itu yang tak lain adalah lelaki misterius yang sama di saat malam Bee mengalami kecelakaan.

Namun kini, dirinya berpenampilan layak nya seorang dokter.

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

bunga mendarat

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!