Angin berhembus menerpa segala nya.
Suara nya bahkan bisa di dengar jelas di gendang telinga Time saat itu.
Bagaimana tidak, hanya mereka yang ada di sana, tanpa siapapun dan tanpa keriuhan dari apapun juga yang menyelimuti waktu di mana kini Bee dan Time berada.
Kali ini, di hembusan nya yang ketiga kali, angin itu berhasil membangunkan Bee yang beberapa saat lalu tak sengaja tertidur di bahu Time.
"Kau sudah bangun?," tanya Time membuat kedua mata Bee segera menangkap pantulan wajah Time kembali, seseorang yang beberapa hari ini tak pernah beranjak pergi dari sisi nya.
"Kenapa petualangan kita kali ini begitu lama dari yang bisa aku ingat Time?," tanya Bee sembari menatap ke ke sekeliling nya yang kini telah kembali berubah dengan ajaib nya.
Ini bukan lagi lingkungan kompleks tempat kak Rey tinggal, batin Bee mulai mengerti jika mereka telah masuk kembali ke portal waktu yang lain.
"Ini di luar kuasa ku Bee, i am sorry," jawab Time sembari menggeleng pelan.
Time begitu nampak tak kuasa mengatur perjalanan waktu untuk Bee.
Ia seolah pemandu namun ikut di pandu oleh seseorang yang berada lebih di atas nya.
Kuasa nya begitu di batasi, tidak seperti kasus kasus yang pernah ia tangani sebelum nya, sebelum kini ia harus menangani kasus hidup Bee.
"Lalu, kenapa kita kembali ke sini?, apa ini juga di luar kuasa mu?," sambung Bee menatap ke halaman pabrik yang tak lain adalah tempat sang ayah bekerja, dan itulah yang sepanjang hidup Bee tahu, sampai akhir nya ia tahu kenyataan yang sebenar nya, bahwa sang ayah telah di pecat dari pabrik bahkan sudah bertahun tahun lama nya.
Langkah kaki Bee seketika berhenti, tatapan nya pun kini tak berkedip.
"Are you okey?," tanya Time sembari mengikuti arah tatapan Bee saat itu.
"Ternyata dia bukan ayah ku," lirih Bee dengan mata yang mulai basah.
"Ia masih memakai seragam nya seperti yang kau bilang kemarin," ucap Time mulai mengamati gerak gerik aneh dari ayah Bee.
Ayah Bee memang memakai seragam pekerja pabrik, namun ia dengan lesu melewati gerbang masuk ke arah pabrik begitu saja.
"Kemana dia pergi?," ucap Bee perlahan mulai mengikuti kemana sang ayah melangkah.
Sang ayah telah kehilangan mobil nya seperti yang di ucapkan sang ibu beberapa saat lalu.
Bahkan hal sebesar itu tak aku ketahui, aku terlalu sibuk dengan sekolah ku hingga tak menyadari nya, batin Bee begitu di buat penasaran oleh sang Ayah yang kini nampak masuk ke sebuah gang di ujung jalan.
"Kenapa bisa?, kalian tinggal dalam satu rumah," seru Time membuat Bee tercengang.
"K- kau?, kau membaca pikiran ku!," sentak Bee baru menyadari bahwa Time bisa membaca isi pikiran nya.
"Jawab saja Bee, apa susah nya?," ujar Time membuat Bee menjadi geram.
Kepalan tangan nya seakan telah siap meninju Time yang terus menatap nya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.
Namun saat ia mengingat bahwa Time hampir tak bisa mengerti rasa sakit, Bee langsung melepaskan kepalan tangan nya sembari menghela nafas panjang.
"Yang ku tahu ia tak mau mengantar ku sekolah lagi mulai saat itu, hingga membuat ku selalu kesal dan emosi," ucap Bee menjelaskan.
Percuma aku kasar pada nya, buang buang tenaga, batin Bee kembali memilih mengikuti kemana sang ayah pergi.
Di ujung lorong sempit itu, langkah kaki mereka terhenti.
Bee dan Time terus menyaksikan apa yang sebenar nya dilakukan ayah Bee di tempat seperti itu.
Bungkusan hitam nampak dikeluarkan dari sebuah celah.
Sepatu yang awal nya sang ayah kenakan kini telah berganti menjadi sepasang sandal jepit usang.
"Heh!, ayo cepat!, penumpang kita akan di ambil orang jika kau lambat seperti itu!," sentak sebuah suara begitu mengagetkan Bee.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments