Plak!
Seorang lelaki bertubuh kekar tiba tiba datang dan menampar nya.
Brukk!
Plakk!
Pukulan serta tamparan kembali menyerang nya dengan begitu cepat nya.
Namun hanya diam yang di tunjukkan ayah Bee saat itu.
Dengan kepala tertunduk, ia terus mendengar setiap kalimat kasar yang di lontarkan lelaki kekar dihadapan nya itu.
Sangat jelas terlihat kelopak mata nya yang mulai nampak basah meskipun dengan kepala yang terus tertunduk sekalipun.
"Sudah beruntung kami memberi mu pekerjaan kakek tua!, jadi jangan pernah bermalas malasan!," sentak lelaki kekar itu sembari mencengkram kerah baju ayah Bee dengan erat nya.
"Hentikan!," teriak Bee namun hanya bisa di dengar oleh Time.
Teriakan itu begitu berhasil membuat Time memandangi Bee tanpa henti.
Bee begitu marah melihat sang ayah di perlakukan rendah seperti itu, walaupun pada kenyataan nya hubungan mereka begitu tak baik dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dengan cepat ia menghampiri ayah nya sembari menatap tajam tepat ke arah sang ayah yang begitu terlihat bertambah lusuh dan menyedihkan, begitu berbeda dengan kondisi nya yang Bee lihat terakhir kali.
"Kau sok mengajari ku agar tak di rendahkan oleh orang lain, tapi apa ini!, apa yang mata ku lihat ini!," sentak Bee begitu marah nya.
Namun amarah yang Bee lontarkan hanya berakhir sia sia.
Sang ayah tidak bisa mendengar nya sedikitpun bahkan tak mengetahui keberadaan nya di sana.
"Bukan nya kau juga melupakan ajaran itu Bee?, jika tidak, tangan Boy tidak akan pernah bisa menyakitimu sedikitpun," sahut Time membuat Bee kembali mengepalkan kedua tangan nya.
Ia tahu ucapan Time itu benar, tapi Bee juga merasa diri nya tidak berhak di salahkan untuk semua yang telah terjadi dalam hidup nya.
"Ayo cepatlah mulai bekerja!," sentak lelaki kekar itu semakin erat mencengkram kerah baju ayah Bee sembari menyeretnya dengan kasar keluar dari gang sempit itu.
"Lepaskan dia!," teriak Bee tak bisa mengontrol emosi nya.
Bee terus saja mencoba memukul lelaki kekar itu tanpa henti, walaupun pukulan nya hanya bisa menembus tubuh lelaki dihadapan nya dengan begitu mudah.
"Bee, kendalikan emosi mu!, kau tau aturan nya bukan," seru Time mencoba mencegah Bee tak bertindak semakin jauh lagi.
"Aku tidak peduli!, pergi kau Time!, kau sudah terlalu mengatur ku!," sentak Bee sembari mengepalkan pukulan nya kembali.
Brukk!
Lelaki kekar itu terkapar.
Jatuh tersungkur ke tanah.
Dengan menahan sakit di area pukulan, ia begitu nampak kebingungan dam syok seketika.
Bukan hanya ia, ayah Bee, Time bahkan Bee sendiri begitu tercengang menyaksikan semua itu.
Rasa kebas kini menjalar di kepalan tangan Bee.
"Time," lirih Bee begitu tak percaya dengan apa yang telah ia perbuat.
"Celakalah kita Bee," ucap Time begitu tak percaya dengan yang ia lihat.
Time memang sudah tahu akan aturan yang ia bawa, tapi baru kali ini aturan itu bisa dilanggar walaupun waktu sudah memiliki batas nya sendiri antara interaksi yang lalu dan di masa kini.
"Bro, broto. Ka-kau, penyihir!," seru lelaki kekar itu seakan kehilangan setengah dari keberanian yang ia tunjukkan di awal.
"Bos!, bos!," teriak lelaki kekar itu sembari lari terbirit birit dari sana.
Bersamaan dengan itu, waktu kembali berubah.
Tuk kedua kali nya waktu berubah tanpa aba aba dari Time, dengan kata lain, bukan Time lagi yang mengatur perpindahan waktu mereka.
"Time, hentikan Time!, dia membutuhkan kita!," seru Bee semakin samar melihat raut wajah sang ayah yang penuh akan ketakutan setelah kejadian itu.
"Konsekuensi akan selalu ada, dan cepat lambat kita akan mengetahui konsekuensi yang kau timbulkan untuk kehidupan ayah mu di masa depan Bee, dan aku tegas kan sekali lagi, ini di luar kuasa ku" sahut Time begitu kecewa dengan sikap liar Bee yang sulit untuk di kontrol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Noviyanti
wajar bee sulit di kontrol, karena dia tidak mau lihat ayahnya di rendahkan orang lain.
2023-10-08
0