Part 20 - Tindakan Arigrath -

Saat ini Arigrath tengah menyamar menjadi seorang bangsawan. Jubah raja nya telah ia lepas, ia berkeliling bersama Jendral Zhouta yang juga menyamar menjadi pengawal seorang putra bangsawan.

Arigrath dan Zhouta berjalan menuju sebuah perkampungan kumuh yang sangat ramai oleh para tuna wisma. Kerajaan Jinggara memang tak semakmur Valencia ataupun kerajaan sekutu mereka.

Arigrath menatap para tuna wisma itu dengan tatapan datar. Tangan nya mengepal erat ketika melewati jalanan itu. Ia melihat beberapa pemabuk gila yang menari tak jelas. Hingga sebuah panah mengarah ke Arigrath tetapi berhasil di tangkis oleh pedang Jendral Zhouta sehingga tak mengenai junjungannya tersebut.

Arigrath masih dengan wajah datar nya memandang arah datang nya panah, sebuah tatapan tajam dan senyum menyambutnya dalam kegelapan itu.

"Yang mulia, di panah ini terdapat sebuah pesan" Zhouta memberikan sebuah kertas putih bertinta merah yang dibalut dengan kain sutra merah.

Arigrath melihat kain pembungkus nya dan tersenyum kecil menatap lambang yang terpatri di kain kecil itu. Lalu ia memasukan kertas bersama kain kecil itu ke jubah nya.

"Kita kembali ke istana"seru Arigrath. Zhouta hanya mengangguk.

"Ah satu lagi... Jangan lupa untuk memberikan 'Dia' hadiah yang telah kita siap kan Zhouta" Arigrath berpesan pada jendralnya.

"Tentu saja, yang mulia"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Bagaimana mungkin pemberontak seperti mereka bisa masuk ke kawasan milik ku?"

Raja Veldegrath saat ini sedang mengamuk di Aula istana. Ia memanggil para menteri. Menteri nya yang berjumlah 12 orang tersebut hanya menunduk takut.

"Maafkan kelalaian kami yang mulia" suara para menteri berkumandangan sembari berlutut memohon ampun.

Raja yang masih duduk disinggasana nya mengepalkan tangan nya kuat kuat dan mendelik melihat para menteri nya yang bodoh. Bahkan ia harus mengetahui kabar sialan ini dari jendral nya, Maheta bukannya dari dokumen istana yang masuk kepada nya setiap hari.

Veldegrath menarik napas nya. "Apa kalian tak tahu kalau serangan itu telah menghancurkan tiga desa sekaligus ha?"

Raja masih menumpahkan amarah nya. Ia baru saja cukup bahagia akan mempunyai keturunan kelak tetapi sekarang ia malah mendapatkan masalah seperti ini.

"Ampuni kami yang mulia, kami juga baru mengetahui nya dua hari yang lalu bahwa pemberontak itu telah menghancurkan jembatan penyebrangan rakyat dan membumi hanguskan desa Mun"

Seakan akan asap telah berkobar di kepala raja dan denyut nadi keunguan di kening raja semakin membesar , raja kembali mengumpat.

"Apa kau pikir rakyat ku tak kecewa dengan raja mereka saat ini ha?" raja menatap menteri Rong yang tadi memberi kan informasi.

"Tolong tahan amarah anda yang mulia, kami akan berusaha membantu rakyat sebaik mungkin"

Raja menatap sinis menteri Ki, ayah mertua nya. Ya, dia adalah ayah dari Permaisuri Mehwa dan Selir Mina.

Raja menghela nafas dan berusaha menahan emosi nya "Kirimkan prajurit dan bala bantuan medis kepada desa Mun dan dua desa lainnya . Kirimkan juga bahan makanan bagi mereka. Ini perintahku"

"Baik yang mulia" para menteri mengiyakan perintah raja dan menunduk hormat.

Raja lalu berjalan pergi meninggalkan para menteri yang masih berlutut.

Setelah keluar dari aula istana, jendral Maheta mengikuti raja dan tersenyum kecil.

"Kita akan keluar sekarang"

"Apakah saya perlu mempersiapkan persiapan keluar yang mulia?"

Raja berhenti sejenak dan berbalik

"Tidak. Itu akan sangat mencolok. Aku sendiri yang akan turun mencari tahu siapa bedebah yang berani bermain main di daerah kekuasaan ku"

"Baik yang mulia"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat ini Jendral Zhouta dan Raja Arigrath tengah berada di sebuah toko teh. Seorang pelayan mengantarkan manisan dan teh pesanan mereka.

Ia tersenyum, mungkin karena baru pertama kali melihat Jendral Zhouta dan Arigrath di daerah ini.

"Maaf kan saya tuan. Apakah anda berdua adalah pengelana?" pelayan perempuan itu bertanya genit.

Raja Arigrath hanya menatap dingin pelayan itu. Zhouta tersenyum kecil.

"Ya kami adalah pengelana yang hanya singgah di desa ini sebentar nona"

Wanita itu tersipu melihat senyuman itu.

"Tak bisa kah kau bekerja dengan baik ha? Tugas mu hanya mengantarkan pesanan kami"Raja Arigrath berkata dingin sambil menatap gadis pelayan itu.

"Ya... Maaf.. Tuan. Silahkan dinikmati" gadis pelayan itu ketakutan melihat aura dan tatapan tajam Arigrath. Dan untung nya ia segera pergi dari tempat itu.

Raja Arigrath menghela napas nya. "Huh, apa kau telah menemukan nya? Setidaknya kita harus mengambil sekitar 150 ton arsugi dari negeri sialan ini"

Zhouta terdiam sejenak "Semua berjalan sesuai rencana yang mulia. Sudah setengah arsugi kita dapatkan. Kita akan segera kesana setelah beristirahat di tempat ini yang mulia"

"Huh, setidaknya negeri sialan ini harus memberikan setidaknya lebih banyak lagi." Arigrath tersenyum kecut. Negeri ini memang makmur dan tak ada salah nya ia harus mengambil dan mengeruk kekayaannya. Ia tak bisa lagi mengharapkan kerja sama yang hanya membuat nya murka karena melihat raja nya.

Zhouta hanya diam mendengar umpatan raja nya.

"Lagian hal ini memberikan keuntungan bagi ku. aku mendapatkan banyak kekayaan untuk rakyat ku dan aku dapat membuat perang lebih cepat"

Zhouta masih terdiam saja.

"Baiklah, sekarang kita datangi lagi satu desa yang harus menerima ganjaran amarah ku kali ini" 

Arigrath berdiri dan menuju kuda hitam nya yang diikuti Zhouta.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kuda Veldegrath dan kuda Maheta memasuki desa Pur, desa yang berkemungkinan besar menjadi target orang tak tahu diri itu. Mereka yang telah menghancurkan tiga desa sebelumnya dan membuat nya harus turun tangan seperti ini.

Beruntungnya ia memiliki sahabat dan tangan kanan yang dapat diandalkan seperti Maheta. Veldegrath melihat sejenak Maheta disampingnya. Ia sangat bersyukur dengan bakat dan keahlian Maheta sehingga ia dapat satu langkah di depan si bedebah yang memancing emosi nya.

Mereka turun dari kuda dan mengikatkan tali kekang nya pada pohon lalu berjalan berkeliling desa ini mencari apa yang akan membuat nya menghabisi si bedebah.

Pakaian biasa yang ia dan Maheta kenakan cukup membantu penyamaran mereka kali ini.

"Yang mulia , ini merupakan jalan ke tempat gudang nya. Apakah kita langsung kesana saja atau melihat situasi kondisi saat ini?" Maheta bertanya sejenak saat mereka akan melewati perempatan yang akan membawa mereka pada lumbung kekayaan desa ini.

"Aku ingin mendengar pendapat rakyat ku dulu sebelum kita kesana" raja berjalan menuju pasar dan mengabaikan perempatan itu.

Ia melihat lihat beberapa kesenian khas desa Pur. Hingga sebuah mainan menarik perhatiannya. Ia mengambil mainan itu dan tersenyum sejenak.

Ini adalah mainan pasukan kuda seperti miliknya yang telah ia berikan pada Mina dahulu. Walaupun mainan ini terlihat lebih sederhana dan tak memiliki ukiran kerajaan.

"Bagaimana ini? Apa kita mencoba melapor saja kepada istana?" suara seorang wanita setengah baya menginterupsi Veldegrath dari lamunannya.

"Seharusnya begitu. Tapi bukankah kita akan tamat nanti nya" wanita lain yang menjadi lawan bicara wanita tua itu mendesah "Aku berharap pasokan arsugi akan tetap berjalan walau mulai minggu lalu semakin sedikit"

Raja mengerutkan kening nya. Ia tak paham. Bukannya arsugi tetap berjalan seperti semestinya? Istana tak menaikan tarif pajak sehingga harus mengurangi jumlah nya.

Raja semakin menajam kan telinga nya.

"Aku sudah mulai risau. Apa kau tak dengar berita itu? Sudah tiga desa hancur kehilangan kekayaan hasil alam mereka. Desa Mun dengan kapulag nya , desa Far dengan hasil susu perah nya dan desa Mehti dengan Pasokan Lawat nya."

Raja mengepalkan tangannya. Ia merasa tak berguna karena membiarkan desa desa itu hancur satu persatu tanpa se pengetahuannya. Ini jelas adalah konspirasi dan ada orang dalam yang telah mengkhianatinya. Sehingga ia baru tahu begitu lama.

Dan tamat? Apa maksud mereka? Istana merupakan tempat bagi mereka untuk meminta bantuan.

"Ya, semoga saja desa kita akan baik baik saja" Velde hanya bisa mendengar percapakan itu tapi ia meneguhkan hatinya untuk mencari tahu siapa yang kurang ajar berani menyentuh daerah kekuasaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!