Raja Veldegrath dan rombongannya telah memasuki istana Jinggara. Istana ini tak banyak berubah. Hanya pilar pilar yang menopangnya saja yang terlihat lebih indah karena di hias dengan kain merah tanda perayaan pesta.
Raja dan ratu Valencia itupun di letakkan di kediaman tamu bersama beberapa raja atau utusan kerajaan lainnya. Tempat ini sama sekali tidak berubah menurut Veldegrath.
Akhirnya setelah beristirahat raja akhirnya memutuskan untuk berjalan jalan sejenak. Ia masih cukup ingat letak taman Jinjin yang pernah ia datangi waktu kecil di istana ini.
Taman ini masih seperti ingatannya. Tempat bermain Velde dan Arig sejak kecil bila datang ke Jinggara.
"Apakah kau sedang mengingat masa lalu eh?"terdengar suara cemooh an yang membuat veldegrath berbalik dan menemukan Arigrath di belakangnya.
Tiba tiba saja amarah terhadap Arigrath muncul di hati Veldegrath. Kejadian masa lalu membuat nya masih menyimpan benci yang sangat mendalam.
"Jangan memasang wajah seperti itu Veldegrath"Arigrath berkata setelah melihat ekspresi kejam dan benci di wajah mantan sahabatnya itu.
"Apa mau mu sebenarnya?" Veldegrath bertanya dingin.
Arigrath tersenyum sinis. "Wow tiba tiba saja kau sudah bertanya apa mauku."Arigrath terkekeh.
"Jangan bermain main padaku Arigrath" Veldegrath berkata sembari berjalan mendekat.
"Hahahaha... Seperti biasa kau tak suka bertele tele. Seperti nya wanitaku sudah mengatakan tentang perang bukan?" seketika kerah Cima Arigrath ditarik oleh Veldegrath.
"Beraninya kau mengatakan dia adalah wanita mu. Kau pikir dirimu siapa ha?" Veldegrath tak bisa menahan amarah nya. Ia sangat ingin memukul lelaki sialan di hadapannya ini. Mina adalah wanitanya dan akan selalu menjadi wanita nya.
Arigrath akhirnya mendorong kuat tangan Veldegrath yang menarik kerah Cima nya.
"Apa kau bisa menyebutnya wanita mu disaat kau hanya bisa memberikan status selir Veldegrath?" Arigrath berkata dingin.
"Akan aku pastikan dia akan menjadi ratu ku apapun yang terjadi."
"Kau.. Berani.."
"Yah. Aku berani. Kau sudah Mendapatkan kesempatan mu Velde. Tapi kau malah memberinya tempat yang tak layak."Arigrath berkata marah. "Jika dulu kau tak mengasingkannya maka aku dapat membawanya ke Jinggara dan saat ini dia akan menjadi ratu ku"
Veldegrath yang mendengarkan penuturan Arigrath merasakan kebencian yang sudah lama ada dalam dirinya kembali kepermukaan. Ia pun mengepalkan tangannya.
"Aku akan memastikan bahwa ia akan menjadi ratu ku dan memberikan nya tempat yang layak. Dan kau salah besar telah menghukumnya dulu Veldegrath. Kau menghukumnya begitu kejam. Aku melihat nya yang begitu lemah tempo hari."Arigrath berkata dengan menatap tajam.
"Jika itu aku, aku bersumpah tak akan membuatnya menangis. Apa kau kira aku tak tahu kalo kau selama ini melukainya selama ia menjadi selir mu"Arigrath mendekat dengan tatapan marah yang tak ia tahan.
Veldegrath balas menatap tajam "Jadi ini alasan yang kau gunakan untuk memulai perang".
"Ya ini akan menjadi salah satu alasan perangku. Tidak sepenuhnya benar juga. Ada beberapa hal lain yang akan memicu perang Veldegrath. Tapi alasan utama ku tetap adalah mengambil kembali wanita ku dari tangan mu".
Veldegrath menahan amarahnya untuk tidak memukul Arigrath. Walau bagaimana pun ini akan sama seperti sejarah masa lalu dimana puluhan tahun lalu kakek buyut nya, raja Vincent menyatakan perang karena wanitanya,sang ratu telah menjalin asmara dengan raja Jinggara saat itu dan membuat nya menjadi ratu Jinggara setelah perang usai.
Hal ini dulunya membuat kebencian terhadap ratu tersebut. Ntah kebencian oleh rakyat Valencia maupun oleh Jinggara. Baru beberapa tahun kemudian setelah ratu itu mati akhirnya Jinggara dan Valencia mulai memperbaiki hubungan hingga saat ini.
"Kau mungkin juga telah tahu tentang sejarah tali kebangsawanan yang dilanggar puluhan tahun lalu. Aku tak masalah jika harus mengulang hal itu, asalkan Mina menjadi ratuku" Arigrath akhirnya pergi meninggalkan Veldegrath bersama amarah yang ia tahan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kapal budak ini, Mina duduk dan memakan bekal nasi gulung yang ia bawa. Hingga seorang anak kecil berpakaian compang camping datang menghampirinya.
"Maafkan kelancangan saya nona. Bolehkah saya meminta nasi gulung itu sedikit untuk adik ku."Bocah itu menatapnya dengan mata berkaca kaca.
Mina tersenyum kecil dan memberikan nasi gulung nya yang lain pada anak itu. "Ini ambil dan makan bersama adik mu".
Anak itu kaget. Mungkin karena Mina memberikan makanannya. "Ter...imak..asih nona"anak itu mengucapkan terimakasih dengan terbata bata lalu lari menuju kawanan budak yang mengisi sisi kiri kapal ini.
Di kapal ini Mina bisa di katakan sebagai perantau dari Valencia ke Jinggara sehingga ia mendapatkan bagian dalam kapal sedangkan para budak dan ternak mengisi sisi kiri kapal.
Mina berpikir setelah besok pagi ia sampai di Jinggara, ia harus segera menemui sahabatnya dan bertemu dengan Arigrath. Menyampaikan keputusan yang telah ia ambil. Ia tak bisa mengkhianati suaminya. Walau bagaimana pun ia akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah Perang yang dikatakan Arigrath.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mina akhirnya sampai di dermaga. Ia memakai hanafnya untuk melindungi Kepalanya dan mencari orang yang harus menjemputnya.
"Maaf nona saya Ah-tong yang di minta untuk menjemput anda"seorang lelaki berusia 15 tahunan menghampiri nya. Mina mengerutkan dahi nya. 'Memangnya anak ini tahu siapa dirinya?'
"Siapa tuan yang menyuruhmu?"Mina bertanya waspada.
"Saya adalah orang suruhan Nona Lian Xi"
Seketika Mina tersenyum dan mengikuti remaja lelaki itu.
Mina telah sampai di sebuah Rumah Gendis. Ia turun dari kuda. Ia cukup mengenal rumah Gendis ini. Dulu saat ia ke Jinggara, tak sengaja ia berjumpa dengan salah satu anak gendis disini dan akhirnya berteman.
Mina dibawa ke sebuah kamar dan diberi sepoci teh. Hingga seorang gadis cantik dengan hanon transparan dibagian atas yang memperlihatkan bahu mulus nya masuk dan tersenyum pada Mina.
Mina pun berdiri dan berjalan menuju gadis cantik itu. Lalu memeluknya.
"Bagaimana kabarmu?"Lian Xi bertanya dan balas memeluk.
"Aku baik baik saja." mina melepaskan pelukan sesaatnya. "kalau kamu?"
Lalu Mina dan Lian duduk. "Aku baik baik saja Nona" Lian tersenyum simpul.
Mina terlihat kesal "Aku sudah bilang jangan memanggilku Nona"
"Iya Mina"Lian balas menatapnya dan tersenyum.
Mina cukup sering berkomunikasi dengan Lian selama di Hwalisi. Walaupun hanya melalui surat. Hingga Mina masuk istana sebagai selir ia belum mengiriminya surat. Tapi saat Mina memutuskan ke Jinggara,ia akhirnya mengirimkan surat meminta Lian untuk bertemu.
"Apakah kedatangan mu kali ini ada hubungan nya dengan keberadaan ibunda mu Mina?" tanya Lian.
Mina meminum teh nya sedikit "Iya aku datang ke Jinggara karena ibunda ku."
"Berarti kamu telah menemukannya?" Lian bertanya lagi.
"Aku belum menemukannya. Tapi ada seseorang yang mengetahuinya. Dan aku harus kesini " Mina menuangkan teh untuk Lian sahabatnya.
Lian tersenyum dan menyicip teh itu sedikit.
"Lalu apa yang bisa aku bantu Mina?" Lian meletakkan cangkir teh nya.
"Aku datang menemui mu untuk meminta mu membantu ku masuk ke istana Jinggara."
Hal ini cukup mengejutkan bagi Lian. Ia tak menyangka Mina akan meminta tolong untuk hal ini.
"Tunggu, untuk apa kamu ke istana Jinggara?" Lian bertanya pelan
"Seseorang di istana mengetahui ibuku. Dan mungkin saja ibu ku ada di tangan nya. Aku harus mencari tahu hal ini."
"Ta..pi bukankah kamu mengatakan bahwa kamu sekarang adalah selir istana. Bagaimana kamu bisa keluar dari Valencia dan melakukan hal nekad untuk ke Jinggara"Lian hampir lupa menanyakan hal penting ini. Lian memang berjanji akan membantu Mina seumur hidup nya semenjak Mina menolongnya dulu. Tapi ia tak ingin sahabatnya ini membahayakan dirinya.
"Aku mendapatkan restu ibu Suri, Lian. Ia tahu aku ke Jinggara untuk menemui ibu ku" Mina berkata sambil menatap Lian. "Yang aku butuhkan saat ini, apakah kamu bisa membantu ku masuk ke Jinggara?"
Lian terdiam berpikir sejenak. Ia ingin membantu Mina tapi akan ada konsekuensi berat yang akan dia terima kalau Mina ketahuan. Dan hal itu pasti.
"Baiklah aku akan membantu mu. Hanya satu cara agar kamu bisa masuk istana." Lian menghela Nafas sejenak "Kamu harus menjadi Gendis"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Nb :
Gendis : gadis penghibur.
Hanaf : kain penutup kepala yang warna nya senada dengan Hanon
Hanon : pakaian gaun wanita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
swaggy
Wow, ini cerita yang bikin dunia jadi lebih baik!
2023-07-21
0