Part 14 - Rahasia Kehamilan -

Lian berjalan menuju lorong kumuh yang ada di tenggara kerajaan Jinggara. Lorong besar itu penuh dengan para pengemis dan gelandangan. Lorong itu jarang dilewati orang karena lorong itu dekat dengan kota Fa yang telah terbakar karena insiden besar beberapa tahun lalu.

Hal ini menyebabkan orang orang pergi dan ada juga yang menetap di lorong besar ini yang bisa melindungi mereka dari hujan dan matahari. Lian berusaha menarik erat Hanaf dikepala nya agar melindungi nya dari tatapan penasaran para berandalan yang menatap nya sedari tadi.

'Dimana ia berada saat ini?' Batin Lian. Ia merasa bodoh karena datang sendiri an dan pergi dari pesta istana Jinggara setelah menerima pesan itu tanpa persiapan. Harus nya ia mendengarkan Ah tong dan orang kepercayaan nya untuk menyelidiki kebenarannya , tetapi janji nya pada sahabatnya tak bisa ia abaikan. Sehingga membuatnya bertindak tanpa berpikir seperti ini.

"Hey kau gadis muda. Apa yang kau lakukan di wilayah kami?"seorang dari para berandalan itu berjalan dan mendekatinya. Lian berusaha berjalan cepat dan mengabaikan rok gaunnya yang telah terangkat cukup tinggi.

"Oh dia ketakutan" lelaki itu tertawa terbahak bahak. Lian memanglah wanita penghibur yang sering bermalam dengan para lelaki, tapi ia tahu tipe yang seperti mereka. Tipe yang sedang mabuk dan akan melakukan kekerasan. Dan Lian juga tak sudi bermalam dengan orang orang seperti ini.

Lian paling benci dengan tipe yang seperti itu. Lian memutuskan kabur dari kerumunan itu dengan cepat. Untunglah mereka tak mengejarnya lagi setelah ia melewati tikungan.

Lian merasa ada yang mengikutinya. Bukan sebuah pergerakan tapi sebuah tatapan. Lian mengarahkan tatapan nya ke segala penjuru hingga matanya melihat sebuah tatapan itu disebuah kegelapan.

Lian tersenyum setidak nya tak sia sia perjuangan nya hingga masuk ke kawasan kumuh seperti ini. Lian berjalan cepat dan ikut masuk ke tikungan gelap itu dengan langkah anggun, tidak tergesa gesa seperti tadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Selama perjalanan, Mina hanya diam saja dan melamun. Bahkan Jendral Maheta sempat khawatir bahwa selir rajanya itu terluka.

"Apa yang mulia baik baik saja?" Jendral Maheta bertanya untuk ke sekian kalinya.

Mina tersenyum simpul dan mengangguk saja. Mulutnya sudah bosan mengatakan bahwa ia baik baik saja sejak tadi. Mina jadi kepikiran saat pertemuannya dengan permaisuri di istana Jinggara hari ini. Ratu menemui nya setelah raja keluar dari kediamannya.

Mina tersenyum simpul. Perasaan sedih bercampur marah terlintas dibenak nya setelah mengingat pembicaraan nya dengan Mehwa sebelum ia kembali ke Valencia.

"Apakah kau sudah hamil wanita sialan?" Pertanyaan itu lagi. Mehwa masuk ke kamar itu. Untungnya Mina telah selesai berpakaian.

Mina sedikit kaget karena kakaknya ini tahu keberadaannya di Jinggara. Mina diam sejenak. Mehwa mendengus, ia kesal karena diabaikan. Mehwa berjalan ke arah Mina dan bersiap akan memukul atau menjambak rambut Mina yang masih tergerai di bahunya.

Mina yang sadar langsung berusaha menghindar. Mehwa tersenyum sinis

"Bahkan sekarang kau sudah bisa menghindar" ejek Mehwa dengan wajah meremehkan.

"Aku belum hamil sama sekali kak" Mina menunduk.

Mehwa meletakkan sebuah bungkusan kain sutra di meja yang membatasi mereka. "Aku mau kau tes dengan daun suji ini sekarang" ekspresi Mehwa mengeras. Ia terlihat menahan amarahnya.

Mina tahu kegunaan daun suji itu, daun untuk mengecek apakah ada kehidupan lain dalam perutnya ini. Mina masih diam tak berusaha mengambil nya.

"Aku hanya ingin memastikan nya sendiri. Aku yakin kau sudah melakukan hal ini beberpa kali dengan raja." Mehwa masih memasang ekspresi marah.

"Aku sangat berharap kau hamil. Yang tentu pastinya anak dalam perut mu lelaki mengingat ramalan peramal Syuh"

Mina masih diam tak menyela perkataan kakaknya itu.

"Aku akan memberikan satu kesempatan jika sekarang kau sudah hamil. Kau dapat pergi dengan leluasa. Aku berjanji akan menyuruh orang kepercayaan ku membawamu jauh dari Jinggara dan Valencia." Mina mengkerut kan dahinya. Masih tak paham dengan perkataan kakaknya.

"Maksudku keluarga kerajaan tak perlu menunggu kelahiran bayimu itu. Kau dapat memilikinya untuk dirimu sendiri."Mehwa tersenyum merendahkan "Karena seperti kata ramalan, setelah kau mempunyai anak laki laki dalam perut mu maka wanita lain akan mendapatkan anak laki laki juga".

Mina akhirnya paham dan mengerti maksud kakaknya. Ia melihat bungkusan itu dan tangan nya meraba perut rata nya saat ini.

Mina tak mungkin untuk mempercayai Mehwa. Ia tahu wanita seperti apa kakaknya ini setelah ia diasingkan sejak saat itu. Jadi ia mengambil satu kesimpulan yang akan menjaga nyawanya sekarang.

Mina akhirnya berdiri dan mengambil bungkusan itu menuju ruang basuh tempat ia mandi tadi.

Mina mengeluarkan daun suji itu dan meletakan dalam piring. Ia berpikir sejenak dan akhirnya memisahkan sebagian daun itu. Mina lalu mengambil pisau kecil dan melukai ujung jarinya hingga darah menetes di daun tersebut.

Mina mengambil sedikit air dari kolam pemandian dan meneteskan nya di daun itu.

Mina menunggu sejenak berharap ia belum hamil. Ia tahu mungkin saja kakak nya akan menyingkirkannya karena ia telah mengandung.

Daun berubah menjadi gelap kehitaman. Seketika tangan Mina mengelus perutnya saat ini. Entah sejak kapan ia hamil ia pun tak tahu.

Mina tak bisa membiarkan hal ini. Ia harus melakukan sesuatu. Mina lalu membuang daun gelap itu lalu terburu buru mengambil bunga mawar yang menghias ruang basuh ini. Ia menumbuknya sedikit dan meletakan airnya di atas daun suji yang ia pisahkan. Mina menambah air dari kolam dan meneteskannya dengan pewarna bibir agar terlihat darah diteteskan di daun dan daun tetap berwarna hijau.

Mina membawa piring kecil itu keluar dari ruang basuh dan meletakkan dihadapan kakak ya.

Mehwa melihat piring itu dan gurat kekecewaan datang ke wajah cantik itu. "Apakah kau yakin kau tidak mandul?" Mehwa bertanya gamblang dengan wajah dingin.

Mehwa mengira akan bisa memiliki putra mahkota dalam waktu dekat ini. Mina tidak menjawab pertanyaan itu.  "Aku tak tahu kakak"Mina memilih mengatakan hal itu.

Mehwa masih terlihat murung.

"Aku tak tahu apa yang akan terjadi bagi Valencia jika kau tak sempurna menjadi wanita. Kau mungkin tak akan mempunyai harga lagi Mina" (tak ada kelahiran putra mahkota)

Mehwa melewati Mina begitu saja dan segera pergi sebelum Raja kembali.

'Jadi ini yang kau pilih kak. Kau akan tetap memusnahkan ku entah aku hamil atau pun tidak' batin Mina.

Mina bisa membiarkan dirinya terluka. Tapi ia tak akan membiarkan siapapun menyentuh anak dalam kandungannya ini. Mina mengelus lembut perut ratanya.

.

.

.

Nb : 

Daun suji digunakan untuk mengetahui kehamilan pada seorang perempuan. Apabila darah si perempuan pada daun suji menghitam maka itu pertanda hamil tetapi apabila tetap seperti sedia kala maka tidak terjadi kehamilan.

Terpopuler

Comments

Ida Lestari

Ida Lestari

tetap semangat menulis author 💪🤩,,, saya menantikan tulisan tanganmu kembali

2023-07-30

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!