18. Memulai

"Oh iya bu, Elena tadi lupa bertanya pada kak Anggara,  soalnya waktu dia berangkat aku baru bangun tidur,  itupun karena dia yang membangunkan Elena," jawabku malu-malu. 

 Ibu menggelengkan kepala, beliau menasehatiku agar aku bangun pagi sebelum suamiku bangun,  terus menyiapkan segala keperluannya.  Aku hanya mengangguk mendengar nasihat ibu. 

Memang aku akui, sebagai seorang istri memamg harus bisa bangun pagi menyiapkan segala keperluan suami,  sehingga bisa melepaskan suami berangkat bekerja dengan mencium tanganya diiringi senyuman beserta doa terbaik.   Setelah suami berangkat kerja barulah aku berangkat bekerja dan pulang kerumah disaat suami belum pulang, sehingga aku bisa menyambut kedatangan suamiku dan mencium kembali punggung tangannya seperti disaat  dia berangkat.

Itulah sebabnya aku betah bekerja ditempatku bekerja saat ini,  yang jam kerjanya relatif singkat yaitu masuk jam sembilan pagi dan pulang jam lima sore. Namun dengan kondisi suamiku saat ini yang belum mempunyai pekerjaan pasca terjadi kebangkrutan diperusahaannya,  aku tidak tahu apakah pekerjaanku bisa disesuaikan dengan jam kerja suamiku nantinya. 

Terdengar suara deru kendaraan didepan rumah saat aku tengah menghabiskan makananku.  

"Itu seperti suara kendaraan suamimu Elen," teriak ibu dari ruang tamu.   Aku yang baru saja menyelesaikan makan langsung berlari kecil menuju keteras rumah.  

Ternyata benar, kak Anggara dengan menggunakan kendaraannya membonceng ayah dibelakangnya.  Sedangkan didepan penuh dengan pisang-pisang yang telah masak,  kedua tangan ayah juga mententeng pisang.  Sementara dibelakangnya sebuah kendaraan yang sepertinya milik tukang ojek juga membawa barang belanjaan berupa tepung,minyak goreng mentega,  coklat,  keju dan lain sebagainya. 

"Ayo pak turunkan semua barang belanjaannya dan letakkan diteras," ujar ayah. 

Kak Anggara terlihat tersenyum memandang kearahku, sementara aku hanya mengernyitkan dahiku,  beragam pertanyaan bermunculan dibenakku. 

"Kakak ngapain beli pisang segitu banyaknya?" tanyaku. 

Suamiku menggandeng tanganku dan mengajakku duduk dikursi yang ada diteras samping setelah membayar ongkos ojek saat tukang ojek telah selesai meletakkan barang belanjaan suamiku diteras rumah.

"Maaf malam tadi aku tidak sempat cerita apapun sama kamu,  soalnya kamu kan tahu, ada kegiatan yang lebih penting yang harus kita lakukan," ujar suamiku yang membuat aku tersipu.

Ternyata tadi malam ayah meminta suamiku untuk berterus terang mengenai kondisi keuangannya dan jangan ada yang ditutup-tutupi.  

Kak Anggara pun menceritakan kondisi keuangannya yang begitu kritis,  bahkan mungkin hanya cukup untuk biaya kami dalam waktu satu bulan saja.   Sedangkan lamaran pekerjaan ke beberapa perusahaan yang sudah dia masukkan, belum ada satu pun yang mendapatkan tanggapan. 

Ayah menyarankan agar uang yang ada diputar saja,  daripada menunggu ada panggilan kerja lebih baik menciptakan pekerjaan sendiri. 

"Hari ini aku berencana berjualan pisang goreng,  karena uang yang aku miliki hanya cukup untuk usaha itu.  Karena gerobak yang aku pesan belum jadi,  ayah mengijinkanku berjualan diteras rumah.  Kebetulan peralatan yang aku perlukan semua ayah punya.  Tadi aku sudah promosikan barang daganganku di media sosial milikku," ujar kak Anggara memperlihatkan akun media sosialnya.

"Kakak tidak malu jualan pisang goreng,  nanti apa kata teman-teman kakak,  apa kakak tidak takut dicibir oleh orang-orang yang kakak kenal"

Mendengar apa yang aku utarakan, kak Anggara hanya tertawa dia merangkulku seperti suami romantis pada umumnya. 

"Biarkan saja orang bicara apapun tentang kita,  karena pendapat orang lain tentang kita itu bukan urusan kita.  Tapi yang terpenting adalah pendapat kita tentang diri kita sendiri.

Nasib kita tidak pernah berubah dengan kita mendengarkan apa kata orang.  Orang hanya bisa komentar dan menghakimi apa yang terjadi pada diri kita. 

Jika ekonomi kita terpuruk,  orang akan menghina kita mengatakan kita tidak pandai mengelola usaha, katanya kita malas,  apapun yang kita lakukan tetap salah di mata mereka.  Tapi kalau kita sukses orang akan merasa iri dan berusaha mencari-cari kekurangan kita untuk kemudian menjatuhkannya," ujar kak Anggara. 

"Iya kak aku paham,  aku cuma kasihan sama kakak,  karena kakak kan dulunya seorang Ceo dari sebuah perusahan besar dan membawahi beberapa anak perusahaan. Banyak hidup orang bergantung pada kakak,  dan pasti saat itu kakak begitu dihormati.  Aku jadi berandai-andai, seandainya saja kakak tidak pernah dikhianati oleh orang kepercayaan kakak,  mungkin saat ini kakak masih menjadi seorang pemimpin perusahaan yang mempunyai banyak uang. 

Bukan berarti aku menyesal menikah dengan kakak, aku cuma sedang merasa bersimpati sama keadaan kakak saat ini.   Kakak harus percaya bagaimana pun kondisi ekonomi kakak, selama kakak masih terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita, aku akan terus memberi support sama kakak dan cintaku sama kakak tak akan pernah berubah," ujarku menyemangati. 

Kak Anggara membelai rambutku,  matanya terlihat berkaca-kaca. 

Ternyata kak Anggara tidak mau menyalahkan Roky semata atas penghianatan yang dia lakukan.   Semua itu akibat kelalaiannya dalam memimpin perusahaan.  Katanya dia tidak pernah menyesalkan apa yang telah terjadi.  Seandainya dia terus tetap sukses seperti waktu lalu, justru itu tak baik untuknya.   Akupun langsung bertanya, kenapa bisa demikian. 

"Perlu kamu tahu Elen,  sukses adalah Guru yang buruk.  Kita belajar tentang diri kita ketika kita gagal.  Kamu tidak perlu takut kalau aku mengalami kegagalan, karena gagal adalah bagian dari proses.   Kau tahu sayang, kita tidak bisa sukses tanpa adanya proses"

Aku merasa kagum dengan cara berfikir suamiku,  sangat berbeda dengan orang yang ada disekitarku.  Aku yakin dengan usahanya yang gigih dan tingkat percaya diri yang tinggi dia pasti akan bisa sukses seperti dulu walaupun harus mulai dari nol. 

"Selama aku masih cuti, aku akan bantu kakak,  aku ingin kita berjuang bersama,  mulai dari nol," sahutku. 

"Ingat ya kak Anggara, aku Dila hari ini menjadi saksi,  saat engkau terpuruk dalam kemiskinan,  kamu berjuang bersama dalam suka maupun duka bersama dengan kakakku Elena.   Jika suatu saat kakak sukses dan banyak diburu wanita yang gila uang yang ingin menumpang hidup padamu dengan menyerahkan seonggok kebun yang tak seberapa luas dan terletak diantara dua pangkal pahanya.  Ingat jangan pernah kakak tergoda dan jatuh hati dengan wanita seperti itu karena wanita seperti itu hanya tertarik pada hartamu.  Dia tidak benar-benar mencintaimu seperti kakakku mencintaimu"

Dila yang tiba-tiba muncul langsung berorasi.  Aku menahan tawa melihat gaya bicaranya yang lantang dan emosional.   Bapak dan ibu yang ada didapur pun tiba-tiba keluar ingin tahu apa yang terjadi. 

"Dengar baik-baik Dila,  waktu aku masih bujangan, masih kaya raya,  banyak wanita mengejarku,  mereka bukan hanya cantik dan seksi,  tapi banyak diantara mereka itu kaya raya dan putri pengusaha.  Tapi perlu kamu ketahui,  tak satupun dari mereka yang menarik perhatianku.  Yang ada di hatiku saat itu hanyalah Elen,  padahal waktu itu Elena sudah menjalin hubungan dengan Andrea,  namun aku tetap setia mencintainya,  selalu menunggunya tanpa ingin merusak hubungan mereka.  Sampai disini tentu kamu bisa menyimpulkan bagaimana sifatku sebenarnya.

********

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

ummm coo cweet bang angdara

2023-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!