12. pernikahan Elena dan Anggara

Mendengar segala nasihat ibu, aku paham apa yang seharusnya aku putuskan.  Saat aku menjalin kasih dengan Andrea, dia begitu pandai menyenangkan hatiku. Rayuannya begitu memabukan, hingga aku tak pernah sadar.  Bertahun-tahun lelaki itu berselingkuh dibelakangku dengan Nina.  

Cinta telah membuat mata hatiku tertutup,  aku tak mampu lagi menilai mana lelaki yang baik dan mana lelaki yang buruk.  Aku begitu mencintai Andrea hingga aku tak pernah peduli kalau kak Anggara sering mencuri padang terhadapku saat kami bertemu.  Ada binar cinta dalam setiap tatapannya, walau dia jarang mau menyapaku.

Pendapat teman-temanku soal kak Anggara yang terkenal sombong dan arogan telah membuat aku tak pernah menyukainya.  

Setelah mengenalnya, ternyata dia tak seburuk yang orang katakan.  Terkadang dia bisa juga bersikap lembut dan romantis walau masih terasa kaku.  Selama ini aku tak pernah sekalipun mendengar atau melihat kak Anggara mempunyai kekasih.  Jadi bisa dipastikan kalau dia masih senantiasa terjaga.  Kini aku sudah mempunyai keputusan terbaik untuk masa depanku.

Aku langsung mengambil ponselku didalam tas yang sering aku bawa kemanapun aku pergi.  Dihadapan ibu aku menelpon kak Anggara.

"Hallo Elena"

Mendengar suaranya yang berat dan terdengar seksi, dadaku langsung berdebar.

"Kak aku mau minta maaf, maaf karena aku terlalu curiga kepadamu, maaf aku tadi telah menuduhmu yang tidak-tidak.  Kak aku mencintaimu, aku tahu aku sekarang telah jatuh cinta padamu"

Ibu tersenyum mendengar ucapanku.  Kali ini aku yakin kalau debaran didalam dada yang kurasakan adalah pertanda aku mencintai lelaki itu.  Aku berjanji pada kak Anggara akan selalu menjaga cinta ini dan hanya akan ku persembahkan hanya untuknya.  Aku bersedia dengan senang hati mau menikah dengan lelaki itu.  Aku ingin menjadi istri yang baik taat dan senantiasa menjaga marwahku sebagai seorang istri.

"Benarkah Elena, aku bahagia sekali mendengarnya.  Aku minta maaf ya, kalau kata-kataku tadi terlalu kasar, aku menyesal sekali telah berucap seperti itu.  Aku lelaki bodoh, lelaki yang tak bisa menjaga hati wanita, aku memang tidak pandai membahagiakan wanita.  Maafkan aku atas segala kekuranganku.

Aku bahagia sekali bisa dicintai olehmu, teruslah berikan cintamu hanya untukku, karena mungkin di di dunia ini hanya kamu seorang gadis yang mau mempunyai seorang kekasih lelaki arogan yang sedang bangkrut dan tak punya harta.  Bagiku kamulah yang teristimewa Elen"

Suara kak Anggara diseberang sana terlihat parau, isakannya pun terdengar samar. Sepertinya dia menangis.  Begitu besarnyakah cintanya padaku hingga dia begitu bahagia menerima kenyataan bahwa aku juga mencintaiku.

"Kakak harus berjanji padaku kalau kakak tidak akan pernah menghianati aku, kakak tahu, aku takut banget kalau ada wanita yang mencintai kakak dan dia lebih baik dari aku dalam segala hal, kakak pasti akan pilih dia, awas aja nanti," ucapku manja.

Ibu tertawa tertahan disampingku.  Aku langsung memberi isyarat agar ibu diam dulu.  Namun ibu justru pergi meninggalkanku.  Mungkin dia sedang memberiku kesempatan untuk memadu kasih lewat telepon.  Ku dengar suara tawa kak Anggara diseberang sana.

"Mana ada wanita yang mau dengan lelaki jutek seperti aku  apalagi aku kere, hanya kamu yang mau sama aku.  Lagian aku bukan lelaki murahan yang tak tahu diri.  Wanita cantik diluaran sana memang banyak.  Tapi mereka hanya mengejar lelaki yang banyak uang.  Saat aku banyak uang mungkin mereka juga akan mengejarku.

Saat itu terjadi mungkin kamu sudah jadi istriku, sudah melahirkan anak-anakku dan mungkin kamu juga sudah mulai menua dan tak gesit lagi diranjang. Tapi bukan berarti aku akan memilih yang lebih cantik darimu. lebih muda, lebih bohai.

Ada hal yang harus aku ingat, saat aku susah, siapa yang menemaniku,  yang menguatkanku, yang tetap menyayangiku, itulah cinta yang sebenarnya, cinta sejati yang sesungguhnya.

Sedangkan wanita-wanita yang hadir disaat hidupku  telah berkecukupan, disaat hidupku bergelimang harta.  Mereka tidak tahu kalau harta yang aku miliki adalah, harta istriku, harta yang aku dapat dari setiap doanya ysng tulus untukku.  Disana juga ada harta anakku sebagai ahli warisku.   Mereka hanya mencintai hartaku, mereka akan pergi meninggalkanku saat yang maha kuasa mengambil kembali harta yang Dia titipkan kepadaku"

Hatiku bahagia sekali mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir kak Anggara diseberang sana.

"Iya kak…iya, aku percaya kakak," ucapku tersipu.

Setelah kami berbicara banyak hal akhirnya kami mengakhiri panggilan jarak jauh tersebut.  Sejuk rasanya hatiku, mendengar ucapan kak Anggara yang membuatku bangga memilikinya. 

Waktu terus berlalu, kini acara pernikahan yang kami nantikan pun sampai pada waktunya.

Pernikahan dilaksanakan dikantor KUA terdekat dengan rumahku.  Aku dan rombongan telah duluan sampai dikantor KUA.  Kepala KUA beserta staf dan jajarannya menyambut kami dengan ramah.  Maklumlah  ayahku adalah pengusaha yang cukup tersohor didaerah ini, sehingga banyak para pejabat dan bawahannya mengenalnya.

"Siapa yang mau menikah, putrinya pak Edwan yang keberapa ya," tanya seorang staf KUA.

"Yang nomor satu lah, yang nomor dua, yang kembar kan masih kuliah," jawab kepala KUA, beliau adalah teman main catur ayah dipos ronda dikomplek rumah kami.  

Mana calon suamimu Andrea Elen, apa belum datang, sebaiknya kalian menunggu langsung diruang akad saja sekalian menunggu pak penghulu, kebetulan tadi dia telepon masih dijalan, kejebak macet katanya, gara-gara banyak penjual durian yang mangkal dipinggir jalan," ucap kepala KUA.

Aku hanya tersenyum gugup mendengar pertanyaan kepala KUA.  Mungkin beliau belum mengecek berkas terbaru yang aku ajukan.  Beberapa waktu yang lalu, aku dan kak Anggara datang ke kantor KUA, untuk melakukan beberapa perubahan pada berkas pernikahan yang telah aku ajukan.  Dimana terjadi perubahan menyangkut nama dan biodata mempelai pria.  Sedangkan waktu akad nikah dan yang lainnya tetap sama seperti sedia kala.

Ayah dan ibu menghampiriku yang sedang sibuk bengong, beliau mengajakku masuk keruang akad sembari menunggu pak penghulu dan mempelai pria datang.

Sekitar lima belas menit kemudian, terdengar seseorang mengucap salam dan dibelakangnya serombongan orang masuk kedalam KUA.

"Maaf ya terlalu lama menunggu, aduuh saya baru sampai ini.  Panen durian tahun ini benar-benar melimpah, penjual dan pembeli durian dimana-mana, lalulintas jadi terganggu dan berakibat pernikahan jadi tertunda, kasian pengantinnya," ucap pak penghulu sembari mendudukan bokongnya di depan meja akad.

"Yang mana mempelai prianya," tanya pak penghulu lagi, sementara tangannya sibuk memeriksa berkas pernikahan kami.

"Saya pak calon mempelai prianya"

Tiba-tiba suara kak Anggara terdengar menyahut tepat dibelakangku.

"Oh tadi kamu yang berada dalam mobil yang menghalangi mobil saya kan, sehingga saya jadi terlambat sampai ditempat ini," tanya pak penghulu.

Semua yang hadir fokus mendengarkan pembicaraan pak penghulu dan calon mempelai pria.

"Benar pak, tadi supir yang mengemudikan mobil kami berhenti dulu untuk membeli durian karena istrinya sedang hamil dan ngidam minta dibelikan durian," jawab kak Anggara yang sontak membuat tertawa semua yang ada diruangan itu.

****

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

lpe lope sama babag anggara

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!