16. Malam Pertama Tidak Romantis

Dila mengangkat bahunya seraya menggelengkan kepalanya.

"Tidak ayah,  tunggu nanti aja,  kalau aku sudah selesai kuliah dan sudah siap secara batin" Jawab Dila tersipu,  aku, ibu dan Devan pun tertawa sementara suamiku tetap melahap makanan yang ada di hadapannya tanpa merasa terganggu sama sekali. 

Usai makan ayah langsung melangkah keruang tamu,  aku membantu ibu merapikan meja makan lalu mencuci piring dan peralatan masak yang kotor.  Devan dan Dila. Masuk kekamarnya masing-masing. 

Aku fikir suamiku akan masuk kekamarku dan menungguku disana mempersiapkan diri untuk menjalani malam yang indah.  Tapi ternyata aku salah, kak Anggara menyusul ayah keruang tamu dan mereka terlibat pembicaraan yang cukup serius.

Setelah semua piring, peralatan masak dan kondisi dapur dalam keadaan yang sudah bersih,  kulangkahkan kaki ini perlahan menuju ke kamar ku,  sembari mengintip ke ruang tamu, apakah kak Anggara dan ayah masih disana.  Ternyata ayah dan suamiku sedang asyik berbicara soal bisnis. 

Aku memutuskan untuk masuk kekamarku, sedikit memoles wajahku agar tampak segar,  namun tak terlihat memakai riasan wajah.  Sebuah lingeri cantik yang sudah aku siapkan sejak lama pun aku pakai,  aku tahu ini adalah malam spesialku.   Sudah tentu aku harus memakai baju spesial juga yang belum pernah aku pakai.  Malu rasanya saat melihat bagian tubuhku yang terbuka, dan hanya bagian tertentu saja yang tertutup,  itupun masih sedikit terlihat, walau samar. 

Seharusnya baju itu aku persiapkan untuk malam pertamaku dengan Andrea,  namun ternyata bukan untuk dia, melainkan untuk lelaki yang jauh lebih tampan darinya,  batinku sambil senyam-senyum sendiri. 

Setelah semua kurasa siap,  aku berbaring diranjang dengan gaya yang aku buat sesensual mungkin,  agar jika suamiku membuka pintu dan masuk kekamar,  langsung memandangku dengan pandangan penuh pesona hingga susah meneguk air liurnya.  Jujur….hanya dengan membayangkan wajahnya saja, rasanya celana dalamku sudah mulai lembab. 

Sudah satu jam aku berbaring dengan posisi ini,  badan ini juga terasa pegal karena aku tak berani merubah posisi berbaringku,  takut pas kak Anggara masuk, posisiku sedang dalam keadaan yang tidak menarik perhatiannya.

Kini sudah dua jam aku menunggu,  dengan rasa kesal akupun mengganti lingeriku dengan pakaian tidur biasa.   Dengan perlahan dan menahan kantuk, aku melangkah dan kembali mengintip keruang tamu.  ayah dan suamiku ternyata masih asyik membicarakan sesuatu.

"Elena….ayo kesini nak"

Aku langsung mendekati mereka dan mendudukan pantatku disofa tepat disamping suamiku, saat ayah memergoki aku tengah mengintipnya lalu memanggilku.  Dari pembicaraan mereka ternyata kak Anggara akan merintis usaha kecil-kecilan, pasca pernikahan kami. 

Ternyata kak Anggara lebih terbuka pada ayah daripada denganku istrinya,  atau mungkin dia takut aku tidak setuju sehingga berharap ayah mendukungnya dan memberi pengertian padaku. 

"Sepertinya kamu sudah mengantuk Elena,  kalian tidurlah, malam sudah larut kalian pasti cape.   Maafkan ayah ya nak, tidak paham kalau ini adalah malam pertama kalian sebagai suami istri," ucap ayah menggodaku. 

"Tak apa ayah, aku senang ngobrol sama ayah,  sepertinya ayah akan menjadi teman curhat ternyaman untukku" seloroh suamiku. 

Mendengar selorohan suamiku, ayah hanya tersenyum tipis dan pamit untuk ke kamarnya.  Kak Anggara pun mengajakku ke kamar.

Sampai dikamar, aku memberanikan memeluk suamiku dari belakang dengan manja.

"Aku tadi sudah nugguin kakak lho,  tapi kakak kok enggak masuk-masuk kamar,  cape tahu enggak, nunggu kakak, maka tadi aku sudah pakai baju super seksi lagi," terangku pada suamiku. 

"Oh ya…..benarkah,  ternyata kamu sudah enggak sabar ya kepingin begituan, aku juga sebenarnya sudah kepingin banget, tapi obrolan barusan dengan ayah sangat menarik,  sepertinya ayah orangtua yang sangat pengertian, tapi kita sholat dulu ya," sahut suamiku.

"Kita sudah shalat kak,  rencana kan habis isya kita langsung mulai, tapi ibu malah ngajak makan bersama," jawabku. 

Karena kak Anggara tak juga memulai,  terpaksa aku memulainya lebih dahulu dengan mencium bibirnya.  Namun tak ada reaksi darinya,  dia hanya diam dan memejamkan mata.

"Ayo cepat lepas semua pakaianmu,  kita langsung saja mulai"

Aku terkejut,  apa lelaki dihadapanku ini benar-benar tidak mempunyai pengalaman romantis sama sekali dalam bercinta. Padahal dalam film-film yang sering aku tonton biasanya sang pria akan mencium kening wanitanya dengan begitu lembut dan romantis.  Lalu ciuman itu turun ke hidung terus kebibir,  awalnya lembut namun lama-lama menjadi rakus dan penuh hasrat.  Selanjutnya tangan sang pria merayap kedada dan bermain-main disana.  ciuman itupun berlanjut hingga kepuncak gunung kembar yang konon rasanya nikmat sekali. 

Satu persatu sang suami melepas baju istrinya dengan gairah yang sudah tak dapat dikendalikan,  lalu melempar baju sang istri kesegala arah.  Dipandangi tubuh istrinya dengan pandangan penuh cinta dan satu persatu pula sang pria menanggalkan pakaiannya lalu melemparkan juga kesegala arah hingga kamar tidur berantakan seperti kapal pecah.  ****** *****, bra,  baju dan celana berserakan dilantai.  

"Kenapa melamun, ayo cepat lepaskan pakaianmu. Bagaimana aku mau melakukannya kalau pakaianmu masih lengkap begitu,  tidak perlu malu.  Aku juga mau melepaskan semua pakaianku, " ujarnya terkekeh. 

Dengan sedikit kesal aku melepaskan pakaianku tapi masih tersisa bra dan CDku.  

"Lepas semuanya," lanjutnya setelah dia juga dalam kondisi polos.  

"Berbaring, kita kan baru pertama melalukan, mana bisa kalau harus melakukan sambil berdiri," ucap suamiku lagi. 

Dengan perasaan kesal, aku mengikuti ucapannya.   Sederet tekhnik bercinta yang pernah aku baca dan ingin aku praktekkan bersama suamiku,  ternyata tak bisa aku lakukan.   

"Kak apa kita tidak melakukan pemanasan dulu.  Kakak menciumku supaya romantis,  kita saling meraba seluruh tubuh kita gitu kak," ku coba untuk memberi saran. Mungkin kak Anggara tidak pernah menonton film atau membaca novel romansa sehingga tekhnik bercintanya begitu payah. 

"Ah tidak usah, aku sudah tidak tahan ini,  sudah on banget rasanya sudah kepingin ditancapkan saja.  Ayo cepet buka pahamu,  kalau merapat gitu bagaimana aku memasukannya"

Aku semakin kesal saja rasanya,  malam pertama yang selalu didambakan oleh semua pasangan yang saling mencintai ternyata tidak ada romantis-romantisnya.  

Dengan sekali hentak dan menahan rasa sedih aku membuka pahaku lebar-lebar.  Ya ampun malam Pertama  yang katanya indah kok rasanya gini-gini amat batinku. 

"Ya begitu, lebih lebar lagi,  aku kan lebih mudah memasukan milikku," ucap kak Anggara.   

Sambil menggenggam miliknya dan menuntunnya memasuki milikku.   Dia terus mendorong miliknya, namun beberapa kali meleset.  Keringatnya mulai deras membasahi wajahnya dan badannya yang tanpa busana.   Aku hanya diam menahan kesal, dan membiarkan saja dia berbuat sesuka hatinya. 

"Aduh susah banget ya,  enggak mau masuk-masuk, lubangmu sempit banget,  enggak bisa emang dibuat lebih lebar, " ucap kak anggara dengan nafas naik turun. 

Memdengar ucapannya,  aku langsung tertawa,  tetnyata lelaki dingin dan arogan yang kini menjadi suamiku,  bukan hanya tidak romantis dan bikin kesel, tapi juga polos sepolos-polosnya. 

"Itu lubang tuh buatan Tuhan kak,  mana bisa disetting jadi lebar atau sempit.   Kakak fikir lubangku celana kolor yang bisa dibuat kentat dan dibuat longgar. 

******

Terpopuler

Comments

Rahma Waty

Rahma Waty

kwkwkwkwkwkwk

2025-03-19

0

auliasiamatir

auliasiamatir

kamu aja lah yang mulai elena .

2023-10-17

1

auliasiamatir

auliasiamatir

elena kesel.. tapi aku malah tertawa bacanya sumpah ngakak habis

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!