4. Nasihat Ayah

Setelah kepulangan Anggara, aku pamit untuk membersihkan diri kepada kedua orang tuaku.  Rasanya keringat dibadan ini terasa lengket. Aku juga ingin menenangkan diri setelah mengalami berbagai kejadian dihari ini.  

Setelah mandi dan makan aku langsung terlelap dikamarku.  Tepat disepertiga malam dalam suasana hening aku terbangun  dan mengambil air wudhu.  Malam ini aku akan melaksanakan shalat istiharah seperti yang disarankan oleh kak Anggara.

Pagi harinya usai sarapan pagi, ayah dan ibu menanyakan tentang lamaran kak Anggara.  Hatiku masih bimbang walau sudah lebih mantap untuk menerima lamaran kak Anggara demi kebaikan kami semua.  Aku berharap cinta akan datang dikemudian hari.

"Ayah lebih setuju kalau kamu menerima lamaran Anggara nak, bukan ayah takut malu kalau kamu gagal menikah dengan Andrea.  Tapi sepertinya Anggara pemuda yang baik, walau sikapnya terlihat dingin dan tidak romantis," saran ayah.

"Sebagai wanita lebih baik kita dicintai daripada mencintai nak, kalau kita dicintai, kita akan selalu disayangi dan dijaga tapi kalau kita yang terlalu mencintai maka kita akan cenderung dimanfaatkan oleh lelaki yang merasa dicintai," pendapat ibu.

"Apa ayah dan ibu tidak apa-apa kalau anak ibu dan ayah menikah dengan lelaki bangkrut dan sedang jatuh miskin," aku lalu menceritakan penyebab bangkrutnya perusahaan kak Anggara"

"Tidak apa-apa nak, harta bukanlah syarat mutlak yang membuat pernikahan seseorang bahagia.  Lebih baik menikah dengan orang yang tak punya harta tetapi mempunyai niat tulus untuk hidup bersama dan saling membahagiakan.  Daripada banyak harta tapi penghianat sepertu Andrea," jawab ayah.

Segala upaya untuk menyangkal agar pernikahan aku dan kak Anggara tidak terjadi telah aku utarakan didepan ayah dan ibu.  Namun ayah dan ibu tetap bersikeras agar aku menerima lamaran kak Anggara.  

Akhirnya demi menyenangkan hati ayah dan ibu dan demi agar ayah dan ibu terhindar dari rasa malu akibat gagalnya pernikahanku.  Setelah melakukan shalat istiharah dengan niat tulus dan mengharap ridho dari ilahi aku memutuskan untuk menerima lamaran kak Anggara. semoga dia benar-benar lelaki yang baik, mudah-mudahan aku bisa menyintainya dengan setulus hati setelah menikah nanti.

Setelah merasa mantap dengan keputusanku, aku segera mengambil ponselku dan menelpon kak Anggara melalui nomor yang dia tinggalkan kemarin.

"Serius kamu menerima lamaranku Elena" 

Suara kak Anggara diseberang sana tampak Antusias.  kedengarannya dia begitu bahagia dengan keputusanku.

"Terimakasih ya Elena, aku bahagia sekali saat ini, akhirnya impianku untuk menikah dengan wanita yang sangat aku cintai akan segera menjadi kenyataan.  Aku akan segera datang kerumahmu dan mengurus semua keperluan pernikahan," ucap kak Anggara dengan penuh semangat.

Hari ini aku dan kak Anggara akan membeli barang sesarahan untuk keperluan  pernikahan.  Kak Anggara mengendarai motor metik yang baru saja dibelinya.

Saat baru datang  lelaki itu langsung mencium tangan ayah dan ibu, berkali-kali mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtuaku atas kesediaannya menerima dia sebagai menantu saat dia dalam keadaan bangkrut dan terpuruk.

"Kami menerimamu bukan semata karena kami malu karena undangan pernikahan Elena dan Andrea telah terlanjur tersebar dan beberapa persiapan pernikahan pun telah dipersiapkan.  Namun kami menerimamu karena kami melihat kesungguhan dan ketulusanmu dalam mencintai putri kami," ujar ayahku.  Sembari menatap netra kak Anggara.  Sementara kak Anggara pun menganggukkan kepala tanda mengerti.

Kembali ayah meneruskan bicaranya bahwasannya kebangkrutan dan kemiskinan kak Anggara saat ini bukanlah masalah, ayah bilang dia tak butuh menantu kaya yang bisa memanjakanku dengan hartanya.  Tapi ayah ingin menantu yang mencintai putrinya dan menerimaku apa adanya.  Mampu membimbing seorang istri hingga bisa masuk surga.

"Insyaallah pak saya memang bukan lelaki yang baik, namun saya akan terus belajar untuk menjadi lelaki yang baik, suami yang baik dan ayah yang baik untuk anak-anak kami kelak.  Untuk itu saya juga mohon bimbingan ayah dan ibu untuk itu," sahut kak Anggara kemudian.

Setelah lumayan lama berbincang dengan orang tuaku, kak Anggara pamit pada ayah dan ibu untuk pergi membeli barang seserahan.  Tentu saja dengan senang hati ayah dan ibu mengijinkannya.

Aku membonceng motor metik kak Anggara.  Dalam perjalanan dari rumahku sampai kepasar.  Tak sepatah katapun keluar dari mulut lelaki yang akan menjadi suamiku.

Sekitar setengah jam kemudian kami pun sampai diparkiran pasar induk yang terkenal ramai karena harganya yang relatif murah.

"Maaf ya aku cuma mampu membelikan barang-barang ditempat ini, soalnya kalau kita kebutik, kemungkinan uangku tidak cukup.  Soalnya aku juga harus berhitung untuk biaya pernikahan dan biaya hidup setelah kita menikah"

Aku mengangguk tanda memgerti.  Kak Anggara juga mengutarakan niatnya kalau setelah menikah dia ingin memenuhi kebutuhannya dari hasil keringatnya sendiri bukan dari hasil pemberian orang tuaku.

Selain itu dia juga tidak mau memakai uang hasil kerjaku untuk keperluan rumah tangga.  Dia ingin istrinya hidup seadanya dari hasil jerih payahnya.

Lelaki itu langsung berjalan begitu saja, tanpa mengajakku, dia terus melangkah tanpa memperhatikan aku yang ada dibelakangnya dan berdesak-desakan dengan pengunjung pasar.  Aku baru pertama kali pergi kepasar tentu saja merasa kesulitan mengikuti langkahnya yang panjang-panjang dan sesekali hampir bertabrakan dengan orang-orang  yang melangkah tergesa- gesa.

Kulihat dia berhenti disebuah toko pakaian, aku pun segera berhenti didekatnya.  Dia menoleh kearahku.

"Ayo silakan dipilih bajunya, mukena dan apa saja yang diperlukan dalam seserahan, mungkin kamu lebih tahu.  Maaf aku engga tahu apa-apa soalnya aku kan belum pernah menikah," titah kak Anggara.  

Aku masih ingat barang seserahan yang diberikan oleh Andrea seminggu yang lalu.  Akupun membeli jenis barang yang sama tapi kualitas dan harga berbeda.  Tentu saja beli dipasar harga lima puluh persen bahkan lebih murah lagi.

"Ternyata harganya murah sekali ya.  Seumur hidup baru kali ini aku beli barang murahan begini.  Padahal tak pernah terlintas sedikitpun dalam fikiranku akan membelikan calon istriku barang murahan ini," celoteh kak Anggara.

Ucapan kak Anggara spontan membuat pemilik toko dan karyawannya langsung memandang dengan pandangan tidak suka.

"He…mas kalau memang punya uang banyak ya silakan saja beli pakaian dibutik yang terkenal dan mahal.  Jangan beli disini, tapi barang-barang disini juga yang kamu hina.  Pake dibilang barang murahan segala," ujar pemilik toko.

"Ya memang murah bu, lihat harganya cuma ratusan ribu.  Saya biasa beli baju selembar harganya puluhan bahkan ratusan juta bu, saya ini terpaksa beli disini karena uang saya tidak cukup untuk beli yang mahal," kak Anggara langsung menyahut ucapan pemilik toko dengan gaya arogannya.

Menyaksikan gaya bicara kak Anggara saat ini mengingatkanku pada tingkah dan gaya kak Anggara beberapa tahun yang silam. Tentu saja karakter kak Anggara itulah yang membuat aku tak pernah menyukai lelaki itu.  Semoga setelah menjadi suamiku sedikit demi sedikit kak Anggara bisa bersikap dan bertutur kata yang lebih baik.  Itu doaku di dalam hati sambil terus memperhatikan perdebatan calon suamiku dan pemilik toko.

******

Terpopuler

Comments

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

terimakasih. selamat membaca

2023-10-10

0

auliasiamatir

auliasiamatir

keren pokok nya,

salam manis dari ku kak author

2023-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!