14. Ketahuan

"Tentu saja aku brrfikir kamulah yang menculik Andrea, karena hanya kamulah musuhnya.   Aku tahu kamu dendam pada anakku,  karena dialah yang sudah mempengaruhi Roky untuk menghianatimu hingga kini kamu jatuh miskin.  

Andrea juga akhir-akhir ini sibuk membicarakan bagaimana menggagalkan acara pernikahanmu bersama teman-temannya.  Banyak rencana yang sedang dia lakukan untuk menghancurkan hidupmu.   Dia belum puas melihatmu jatuh miskin,  karena kamu justru merebut kekasih yang sangat dia cintai.  

Aku yakin kamu lelaki yang cerdas,  kamu pasti sudah mencium apa yang Andrea rencanakan.   Kamu pasti ingin acara pernikahanmu berjalan dengan lancar.  Kamu memang sudah tak punya uang untuk mem bayar preman.  Tapi aku tahu kamu juga bagian dari preman itu,  sehingga mereka tanpa dibayar pun mau melaksanakan keinginanku," jawab tante Wati. 

"Jadi hanya karena fikiran tante saja,  sehingga tante sedemikian tega menuduh dan memfitnahku.  Ingat tante bukan hanya aku saja yang berteman dengan preman, tapi Andrea juga.  Kalau aku berniat menculiknya tentu anak buah Andrea tidak akan tinggal diam. karena  persiapan mereka jauh lebih matang.  Andrea mempunyai keuangan yang lebih matang daripada aku tante.   

Aku katakan sekali lagi tante,  aku tidak tahu menahu soal penculikan Andrea. 

"Dasar wanita tak tahu balas budi, enyahlah dari hadapanku.  Jangan pernah mengganggu acara anakku.   Sudah cukup anak lelakimu menyakiti anak perempuanku.   Pergi kamu dari sini"

Baru saja aku berhasil meredam kemarahan suamiku.  Tiba-tiba ibuku datang menjambak rambut tante Wati dan menariknya turun dari pelaminan.  Karena terkejut, tante Wati kehilangan keseimbangan.   Kakinya terpeleset dan jatuh tersungkur saat turun dari panggung pelaminan.  Namun ibuku seperti tak peduli, beliau terus menyeretnya. 

"Aduuuh… sakit…hentikan Dinda,  sakiiiit…sakit sekali, perih ini punggungku, tolong hentikaan.  Kamu jangan main hakim sendiri Dinda,  kamu akan kena pasal penganiayaan. 

Tante Wati terus berteriak histeris.   Beberapa orang langsung menghentikan aktifitasnya.   Mereka memilih melihat apa yang ibuku lakukan, namun tak ada seorang pun yang berani melerainya. 

"Dinda berhentiiii…..berhenti atau aku telpon polisi sekarang juga"

Teriakan ayahku terdengar menggema mengalahkan suara alunan musik romantis yang sedang diputar diacara kami. 

Ibuku langsung menghentikan aktifitasnya menyeret tante Wati untuk menuju keluar dari halaman rumah.  Kesempatan ini digunakan oleh tante Wati untuk berdiri dan membersihkan pakaiannya dengan cara mengubas-ngibaskannya untuk menghilangkan debu. 

Melihat ibuku lengah.  Tante Wati langsung menggangkat tangannya hendak menampar ibuku.  Namun ayahku segera mencekal dan mencengkeram tangan wanita itu. 

"Pergilah Wati, jangan membuat onar diacara anakku,  atau aku benar-benar akan lapor polisi," ucap ayah sambil menunjuk kearah jalan,  agar tante Wati pergi meninggalkan rumah kami. 

Dengan tergopoh-gopoh tante Wati pergi meninggalkan rumah orang tuaku. Lega rasanya hatiku, karena kisruh yang terjadi diacaraku telah teratasi.   Kulihat ayah menggandeng ibu untuk masuk kedalam rumah sambil terus menasehati. 

Tak terasa bibirku tersenyum bahagia saat menyadari dari tadi tangan kak Anggara terus menggenggam dan meremas tanganku.  Rupanya lelaki itu telah menyadari kalau aku tengah memperhatikan telapak tangannya yang menggenggam tanganku.  Dia langsung melepaskan genggaman tangannya sembari tersipu.

"Maaf aku cuma sedang meredam emosiku.   Menggenggam tangan wanita yang kita cintai,  ternyata mampu menyejukkan hatiku,  aku bangga memilikimu.   Terus sadarkan aku jika aku salah dan khilaf," ujar suamiku. 

"Kalau memang menggemgam tanganku bisa menyejukkan hatimu. Kenapa kakak justru melepaskannya.  Ayo genggam lagi tanganku,  aku bahagia sekali kalau kakak bersikap romantis, elepiyu kakak," ujarku menarik tangan suamiku dan mengenggamnya dengan erat.

Setelah pesta usai,  aku dan kak Anggara masuk kedalam kamar.   Secara bergantian kami membersihkan diri. 

"Kita enggak mandi bareng aja sekalian,  kan sudah halal, " ajak suamiku.   Aku mengambil handuk untuk kak anggara dan juga untukku.  Kami segera masuk kedalam kamar mandi dikamarku.  Suamiku menatap lekat seluruh tubuhku dengan gugup. 

"Kok aku jadi grogi,  bingung apa yang pertama kali harus dilakukan saat berduaan dengan istri, " ujar suamiku terkekeh. 

Kriiing!.....kriiiing!......kriiiing! 

Sepertinya ponsel kak Anggara berdering.   Semula suamiku mengabaikan, namun karena ponselnya terus berdering tanpa henti,  akhirnya aku meminta dia mengangkatnya,  siapa tahu penting.   Dengan rasa berat kak Anggara memakai kembali kemejanya yang sempat dilepasnya.   Dia keluar untuk mengangkat ponselnya. 

Aku lanjut mandi sambil terus membayangkan suamiku memelukku dari belakang dalam kondisi polos seperti aku saat ini.  Mengatakan kalimat cinta hingga berakhir menyenangkan. 

Aku terus menyabuni tubuhku dan membilasnya perlahan saja sambil menunggu kedatangan suami terkasihku.   Takut mengigjl, akupun menyelesaikan mandiku dan mengenakan handuk keluar dari kamar mandi dan masuk kekamar pribadiku.

Suasana dikamar terasa sepi, rupanya kak Anggara tak ada disana.  Dengan cepat aku mengenakan pakaianku dan merapikan rambutku.  Dengan berjalan tergesa aku keluar dari kamar,  berusaha mencari keberadaan suamiku tercinta. 

Saat melewati ruang makan aku bertemu dengan Devan dan Dila yang sedang asyik memakan kuaci.

"Kalian lihat kak Anggara Tidak?," tanyaku pada mereka.

"Duuh….ada yang kehilangan suami… hemm..," Devan menggodaku. 

"Makanya kak,  punya suamu tuh dijaga,  kalau belum mampu jaga suami jangan nikah dulu,  kaya aku nih… tuh suamimu dihalaman, jauh banget lagi teleponan," sahut Dila. 

Aku heran kenapa kak Anggara menerima telepon menjauh dari rumah.  Siapa sih yang meneponnya, batinku. 

Aku segera mendekati kak Anggara tanpa sepengetahuannya karena posisinya yang membelakangiku. 

"Sekarang lepaskan dia ditempat yang sepi tapi aman ya,  ingat buat dia pingsan terlebih dahulu,  agar dia tak mengenali dimana lokasi markas kita dan menuju kesana.  Kalian harus bekerja dengan hati-hati jangan sampai ada yang melihat dan curiga. 

Tadi siang ibunya datang ke acaraku dan menuduh aku adalah dalang pencilik anaknya. Untung aku bisa mengelak dan mengancam akan melaporkan bu Wati ke polisi.

Deg… .aku terkejut mendengar pembicaraan kak Anggara ditelepon dengan seseorang.  Dari pembicaraan itu aku bisa menyimpulkan siapa dalang dibalik penculikan Andrea yaitu suamiku sendiri.  Sebegitu yakinnya dia mengelak tuduhan tante Wati tadi siang, ternyata suamiku pandai sekali bersandiwara.  

Aku terus menunggu dan memperhatikan suamiku,  hingga pembicaraannya dengan seseorang ditelepon selesai. Akhirnya kak Anggara membalikkan badannya.  Dia terkejut saat melihatku sudah ada dibelakangnya. 

"Elena…..ternyata kamu sudah selesai mandi sayang,  maaflah kelamaan nunggu, enggak jadi mandi bareng," ujarnya gugup.

Dia langsung mengajakku kekamar,  aku sedang tak ingin ribut dengannya.   Aku ingin tahu apa alasan suamiku hingga dia harus melakukan perbuatan kriminal yang merugikan orang lain.   Kasian tante Wati, kesana kemari mencari putra kesayangannya.  Aku memang marah pada keluarga itu,  namun aku tak tega jika harus menyakitinya. 

Saat ini hatiku sudah tak lagi marah pada keluarga Andrea.   Aku sudah berdamai dengan perasaanku. Tak ada gunanya menaruh dendam,  hanya membuat luka hatiku semakin terasa sakit. 

"Cie…akhirnya suaminya ketemu juga,  makanya punya suami tuh dijaga baik-baik,  jangan sampai hilang"

Kedua adikku terus saja menggoda saat aku melewati ruang makan.  Suamiku tersenyum ramah.   Namun aku hanya diam tak bereaksi karena hatiku masih kesal dengan kelakuan suamiku. 

*******

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

hummm anggar, pandai akting juga yah..🤣
ternyata dia dalang nya.

2023-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!