5. Bertemu Mantan

"Sudah kak, kakak mengalah saja, ayo minta maaf dan segera bayar, nanti kita kesiangan, masih banyak yang harus dicari," ucapku pada lelaki yang akan menjadi pendampingku.

Akhirnya kak Anggara mau mengikuti saranku, dengan gayanya yang terlihat menyebalkan seperti dulu.  Calon suamiku meminta maaf kepada pemilk toko dan membayar sejumlah uang sesuai jumlah belanjaan.

"Kalau bukan karena orang yang aku cintai, males banget aku meminta maaf," gumamnya.  

Aku langsung mengajak kak Anggara untuk membeli barang seserahan yang lain.

Kak Anggara mengajakku ketoko  perhiasan, harusnya ketoko perhiasan almarhum mamanya , tapi kalau beli disitu Uangnya tak cukup, ujarnya. Sebenarnya dia bilang malu mengajakku menikah disaat dia tak punya apa-apa.  Tapi ini adalah kesempatan emas baginya untuk bisa memilikiku.  Jika menunggu nanti-nanti melamarku, dia takut keduluan ada pria lain yang melamarku terlebih dahulu.

Kalimat yang diucapkan kak Anggara membuatku merasa tersanjung. Ternyata ada pria yang begitu mendambakan jadi pendamping hidupku.  Baru aku tahu rasanya dicintai, merasa hidup lebih berarti, selama ini aku cuma tahu rasanya mencintai dan selalu berupaya agar orang yang aku cintai bahagia.  Syukurnya aku tidak sempat berbuat bodoh dengan mengorbankan mahkotaku yang sangat berharga.

Setelah selesai membeli perhiasan, kami berdua lanjut membeli sepatu, tas, sendal dan keperluan seserahan lainnya.

Setelah selesai kak Anggara mengajakku untuk makan disebuah restoran.  Saat berada diparkiran seseorang menegurku.

"Ternyata kamu murahan juga, baru juga kemarin dinyatakan gagal menikah dengan Andrea tapi sekarang sudah punya gebetan baru.  Eh mas kalau pacaran sama dia tuh harus tahan, nikah dulu baru kamu bisa icip-icip itunya.  Kalau kamu enggak ada niat nikahi dia mending mundur aja, nggak bakal dapat apa-apa," ujar Nina yang sedang menggandeng mesra lengan Andrea.

Andrea langsung melepaskan gandengan tangan Nina, dia melangkah mendekatiku, kemudian bertanya apakah aku pacaran dengan kak Anggara.  Saat aku ingin mengiyakan, Andrea malah mengingatkanku agar menjauhi dan jangan sampai jatuh hati pada pria dingin disampingku.  Dia mengatakan berhubungan dengan pria bangkrut yang jatuh miskin adalah sesuatu yang sia-sia dan rugi sendiri.

"Apapun yang aku lakukan saat ini bukan urusanmu Andrea, lebih baik kamu urusi saja wanita ajaib itu, masa baru beberapa hari menikah perutnya sudah sebesar itu.  Apa dia mengandung bayi ajaib," sahutku dengan ketus.

"He…Elena apa kamu tidak malu, bertahun-tahun pacaran sama Andrea tapi tidak mampu memuaskan dia, kamu terlalu lugu dan sok suci, eh maaf bukan sok suci tapi tidak pintar, tidak tahu bagaimana cara memberikan kenikmatan batin pada kekasihnya"

Aku dan Anggara kompak tertawa mengejek.  Tentu saja Nina terlihat sangat jengkel.

"Lebih baik kita pergi dari sini Elen, malas rasanya berbicara dengan manusia yang levelnya jauh dibawah kita"

Kak Anggara merangkulku dan mengajakku menuju kendaraan yang tadi telah diparkir.  Sedangkan Andrea tertawa terbahak-bahak hingga bahunya terguncang.

"Ternyata kamu belum bisa menerima kenyataan kalau kamu sudah jatuh miskin Anggara"

Andrea menepuk bahu kak Anggara yang menyuruhnya berkaca dan sadar diri bahwa dirinya sekarang pria miskin dan tak punya harta yang melimpah lagi.  

"Kamu tidak pantas berbuat arogan Anggara, kamu hanya gembel, kamu tidak pantas mendekati Elena.  Elena apa kamu tidak jijik dekat dengan pria miskin seperti dia"

Andrea terus berbicara hingga tanpa sadar dihadapan istrinya dia bicara bahwasannya dia masih sangat mencintaiku.  Lelaki yang sekarang telah menjadi suami Nina Adik kelasku itu tak berniat membatalkan pernikahan kami.  Rencananya setelah menikahi Nina dia akan lanjut menikahiku dan menjadikanku istri keduanya setelah Nina.

Mendengar ucapan Andrea, wajah Nina terlihat merah padam, dia marah sekali, dengan wajah geram dia menatapku.  Aku membalas tatapannya dengan tersenyum nakal.

Plaaak!

Sebuah tamparan mendarat disalah satu pipi Andrea, ngilu rasanya menyaksikan semua itu.  Kak Anggara menggenggam erat telapak tanganku seraya berbisik.

"Tontonan gratis"

"Enak saja kamu ingin menduakan aku setelah aku menanggung semua biaya pernikahan kita, membelikanmu mobil mewah, rumah dan membiayai kuliah adikmu selama ini"

Nina berlari meninggalkan kita semua dengan derai air mata.  Sementara Andrea berlari mengejarnya sambil terus berteriak.

"Kamu salah paham Nina, bukan itu maksudku, tolong dengar dulu penjelasanku"

"Apa kamu menyesal membatalkan menikah dengan Andrea dan menikah denganku," kak Anggara menatapku, berusaha meneliti mimik wajahku apakah ada rasa sesal atas keputusanku.

Aku hanya tersenyum, hanya orang bodoh yang menyesal membatalkan menikah dengan lelaki model begitu.  Aku justru senang batal menikah dengan lelaki pecundang macam Andrea.  Walau aku belum tahu apakah keputusanku menikah dengan kak Anggara adalah keputusan yang terbaik.  Namun yang jelas tak ada sedikitpun niatku untuk mempermainkan sebuah pernikahan.  Niatku menikah dengan kak Anggara saat ini adalah agar ayah dan ibu tidak kecewa dan malu atas undangan yang telah tersebar dan persiapan pernikahan yang telah dilakukan.

Kendati demikian aku, selalu berdoa semoga setelah aku resmi menikah dengan lelaki arogan ini, cinta akan datang menghiasi rumah tangga kami.  Cinta kak Anggara telah kurasakan sekarang giliranku menumbuhkan dan memupuk rasa cinta untuk pendamping hidupku, orang yang akan menjadi imamku sepanjang perjalaan hidupku kelak.

"Aku takut kamu berharap menjadi istri kedua Andrea, kalau itu terjadi aku pasti akan menangis kejer.  Aku senang kamu akan selalu berusaha mencintaiku setelah menjadi istriku nanti.  Aku janji akan membuatmu jatuh hati padaku.  Jadi kita harus saling kerja sama ya," ujar kak Anggara seraya menghidupkan mesin kendaraannya.  

Kami memutuskan tidak jadi makan direstoran tadi dan pergi mencari makanan ditempat lain.

Kembali sepanjang jalan tak ada obrolan.  Rupanya calon suamiku ini hanya akan banyak bicara jika memang perlu menjelaskan sesuatu yang menurutnya penting saja.  Selebihnya dia acuh dan bersikap datar saja.

Aku akan terus belajar untuk memahami karakternya.  Aku harus sabar dengan sikapnya yang sama sekali tidak romantis.  Dulu saat pacaran dengan Andrea, dia selalu memanjakanku dengan sikapnya yang romantis sekali.  Saat didekatnya hatiku merasa berbunga dan terus berbunga.  Namun dibalik sikapnya yang romantis justru kebusukan yang dia simpan, Andrea dibelakangku selingkuh tanpa aku ketahui.

Bersama kak Anggara, aku selalu diuji dengan sikapnya yang dingin tak banyak bicara, bahkan disaat terpuruk seperti saat ini dia masih juga arogan.  Namun sedikitpun tak ada niatku untuk mengecewakannya.  Bagiku dia adalah dewa penolong yang Tuhan utus untukku.  

Mungkin dia adalah jodoh yang sudah Tuhan siapkan untukku.  Kembali calon suamiku melajukan kendaraannya.  Aku tetap setia duduk dibelakangnya tanpa sepatah katapun.  Kendaraan terus melaju melewati jalan tikus dan rumah warga yang padat penduduk.  Sepertinya aku merasa asing dengan tempat ini.

"Kak kita mau kemana?"

Karena rasa penasaran yang tinggi, akhirnya aku mencoba bertanya.  Namun dengan singkat lelaki arogan didekatku menjawab " makan" sepatah kata yang membuatku bingung.  Kalau hanya makan mengapa harus berkendara begitu jauh.  Semoga saja dia tak berniat yang aneh-aneh padaku.

******

 

 

Terpopuler

Comments

Jesi Jasinah

Jesi Jasinah

terimakasih besty

2023-08-23

0

Ningsih

Ningsih

cerita nya bagus Thor 💪💪💪

2023-08-22

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!