9. Permintaan Maaf

Saat ini kami kedatangan kerabat dari kak Anggara untuk bersilaturahmi.  Samar-samar terdengar suara mobil memasuki halaman rumahku.  langsung aku menyorotkan pandanganku kearah mobil tersebut. 

Sungguh tak kusangka ternyata Andrea yang datang kerumahku.  Kulihat para kerabat kak Anggara sedang serius ngobrol dengan bapak dan ibu sehingga tak satupun dari mereka yang menyadari bunyi mobil Andrea yang parkir dihalaman rumahku.  

Sebelum ada orang yang menyadari kedatangan Andrea, lebih baik aku samperin saja dia.  Aku ingin tahu apa sebenarnya maunya dia, jangan sampai kedatangannya membuat kisruh dirumah ini, bisa- bisa bikin malu keluargaku dimata kerabat kak Anggara.

"Ada apa kamu kesini Andrea, bukannya diantara kita sudah tidak ada urusan lagi"

Aku langsung menyongsong kedatangan Andrea lalu bertanya tanpa basa-basi.  Lelaki itu tersenyum kepadaku.  Sepertinya dia mengira aku masih mencintainya dan merindukan kedatangannya seperti beberapa waktu yang silam.

"Ternyata kamu masih Elenku yang dulu, tentu saja aku rindu sayang.  Aku ingin meminta maaf padamu dan pada orang tuamu.  Bolehkan aku bertemu mereka," jawab Andrea seperti tak pernah punya rasa bersalah sedikit pun.

"Ayah dan ibu sedang ada tamu.  Sebaiknya kamu tunggu saja dikursi santai yang terletak dihalaman samping.  Aku ambilkan minuman dulu ya!"

Aku harus bersikap baik-baik pada Andrea agar dia tak membuat ulah dirumahku.  Aku harus segera masuk kedalam bersama kak Anggara dan keluarganya setelah membuatkan Andrea minuman.  

Kak Anggara tak mungkin marah karena aku meninggalkan mereka demi menemui Andrea yang datang kerumahku.  Apa yang kulakukan adalah merupakan idenya juga.  Anggara Tahu, kalau Andrea sudah marah dia suka lupa tempat dan lawan bicara.

"Diminum ya airnya Andrea, ini cemilannya juga.  Maaf aku harus ikut menemani tamu ayah," pamitku pada Andrea.

Tapi tamu kamu bukan keluarga Anggara kan? Elena aku tahu kamu mau menikah dengan Anggara karena takut kedua orangtuamu malu karena undangan telah tersebar.  Aku mau minta maaf pada kedua orang tuamu dan melanjutkan rencana pernikahan kita.  Aku tahu kamu masih mengharapkanku.  Lagian Nina juga sudah aku ceraikan dan kamu akan menjadi istriku satu-satunya"

Mendengar ucapan Andra, rasanya aku sangat muak.  Ingin sekali aku menyiram wajahnya dengan air yang ada dihadapannya.

"Maaf ya pak, bu karena kondisi keuangan  Anggara yang sedang terpuruk jadi tidak bisa mengadakan pesta yang meriah.  Kami hanya mampu membuatkan acara yang sederhana saja," salah satu kerabat Anggara berbicara.

Aku heran, berulang kali kak Anggara dan kerabatnya hanya bisa membuat pesta sederhana.  Padahal jelas-jelas acara yang kami gelar lebih meriah dari pesta yang aku dan Andrea rencanakan.  

Mungkin karena level kekayaan kami yang berbeda sehingga nilai sejumlah uang yang menurut aku dan keluargaku sangat besar sedangkan di depan mereka nampak sedikit.   Aku terus mendengarkan perbincangan mereka tanpa menyela sedikitpun  hingga semua rencana sudah disepakati.  

"Kalau begitu kami pamit dulu ya pak, bu, semoga acara pernikahan Anggara dan Elena berjalan lancar.  Jujur aku senang akhirnya Anggara menemukan jodohnya," kata salah satu kerabat kak Anggara.

Semua kerabat kak Anggara pulang, namun lelaki itu masih tetap bertahan dirumahku.

Aku dan kak Anggara memberitahu tentang kedatangan Andrea.  Ayah dan ibu menyuruhku untuk memanggilnya keruang tamu.  Dengan gayanya yang begitu sumringah Andrea masuk keruang tamu menemui ayah dan ibuku.  

Saat melihat diruang tamu ada kak Anggara mendadak wajah Andrea terlihat merah padam.  Namun kulihat kak Anggara seperti tak perduli, dengan santainya dia menikmati secangkir kopi buatanku dan terus mengunyah cemilan.

"Ada perlu apa kamu kesini nak Andrea," tanya Ayahku, tanpa menyuruh Andrea duduk terlebih dahulu.  Akhirnya tanpa disuruh duduk  Andrea menghempaskan pantatnya di sebuah sofa tepat dihadapan ayah dan ibu.  Aku pun mengikutinya duduk, namun sengaja aku duduk disamping kak Anggara, dan langsung mengambil cemilan ditangannya lalu memasukan kemulutku, agar dia mengerti betapa dekatnya hubunganku dengan lelaki itu.

Andrea langsung memandang kearahku dengan wajah terkejut, namun dia tak berani protes dan mengaturku seperti dahulu.

Dengan menarik nafas panjang terlebih dahulu, Andrea memulai bicara.  Setelah meminta maaf kepada ayah dan ibu karena dia merasa telah menyakiti hati putrinya.  Dia mengutarakan maksud dan tujuannya datang kerumah ini yaitu ingin melanjutkan acara pernikahannya denganku.  Dia bilang kalau dirinya telah menceraikan Nina dan mengusir Nina dari rumahnya.

Dengan tenang ayah pun menjawab bahwa ayah tak mungkin menikahkan putrinya pada lelaki yang dengan begitu gampang menceraikan istrinya, apalagi disaat istrinya dalam kondisi hamil.  Bagaimana kalau suatu saat nanti putrinya juga diperlakukan sama seperti Nina.

Ayah juga menyuruh Andrea berfikir seandainya dia diposisi ayah.  Apakah dia tega menikahkan putrinya dengan lelaki seperti itu.

Mendengar jawaban ayah, wajah Andrea terlihat memerah.  Dia melihat kearah aku dan kak Anggara.  Bersamaan dengan itu sengaja aku menggenggam erat tangan kak Anggara.  Kak Anggara hanya tersenyum melihat tingkahku yang terlihat sedang memancing emosi Andrea.  Sedangkan ibu yang ada disamping ayah hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu nanti sore aku akan jemput Nina untuk pulang kerumahku ayah, aku tidak jadi menceraikannya.  Ayah benar kasian sekali Nina kalau harus hamil tanpa didampingi suaminya," sahut Andrea.

"Ha….ha…."

Tiba-tiba ayahku tertawa terbahak-bahak.  Andrea yang ada dihadapannya pun bingung kenapa ayah bersikap demikian.

"Dasar lelaki bodoh"

Bisik kak Anggara yang ada disampingku.  Aku tersenyum mendengar ucapannya dengan terus melihat gerak-gerik Andrea.

Ayah langsung menjawab Ucapan Andrea bahwasannya seorang ayah yang baik tak akan  rela menikahkan anaknya dengan suami orang.  Dia tidak mungkin mau anaknya menjadi madu.  Begitupun ayahku  yang tak akan mengizinkan aku menjadi istri kedua Andrea.

"Aku melahirkannya dengan taruhan nyawa.  Kami sangat mengayangi Elena  kami rela disakiti, rela malu demi melihat putri semata wayang kami bahagia.  Tapi kamu Andrea yang katanya mencintainya malah menghianatinya," sahut ibu yang dari tadi hanya menyimak saja.

"Kamu dengar nak, sekarang kamu ingin jadikan dia madu dalam pernikahan kamu dan Nina. Jadi intinya aku tidak sudi menjadi mertuamu," jawab Ayah tegas.

Andrea langsung bangkit dan bersujud dikaki ayah.  Dia meminta ayah membatalkan rencana pernikahanku dengan Kak Aggara karena kak Anggara sekarang dalam kondisi bangkrut.  Bagaimana dia menghidupiku katanya.

Aku hanya tersenyum saja mendengar ucapannya.  Aku sama sekali tidak takut hidup miskin bersama suamiku.  Yang penting dia mencintaiku dengan tulus dan selalu berjuang untuk membahagiakanku.  Apalah artinya harta yang melimpah jika tingkah suamiku selalu menyakitkan hatiku.

"Tolonglah ayah, izinkan aku dan Elena menikah, dia sangat mencintaiku, jangan biarkan dia menikah dengan Anggara, lelaki yang tak pernah dia cintai," sahutnya lagi.

"Keluar kamu, tinggalkan rumah ini, berbicara sama kamu seperti bicara sama orang bodoh.  Buat pusing aku saja"

"Tapi ayah"

"jangan panggil aku ayah," ayahku berdiri dan meninggalkan Andrea.

"Adreaaa…."

Aku terkejut, suara seorang perempuan memanggil Andrea, kami semua memandang kearah luar untuk melihat siapa yang datang.

******

  

  

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

kkkk nina datang

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!