8. Penyesalan Andrea

"Tidak Andrea, aku tak lagi percaya kepadamu, aku sudah tahu semuanya,' ujar Nina penuh emosi.

Aku memeluk Nina dan memohon, bahkan aku sempat menangis kemudian memohon ampun agar dia membatalkan niatnya menarik semua asetku dan keluargaku. 

Ibu, ayah dan Ziya adikku juga berusaha membujuk Nina, namun entah mengapa, dia sama sekali tak bergeming.

"Tolonglah Nina, jangan tinggalkan Andrea, dia sangat mencintaimu dan tak mungkin dia hidup tanpamu," ucap ibuku dengan air mata berderai.

Nina malah tertawa mendengar ucapan ibu.  Dia sama sekali tidak percaya ucapan kami.  Dia tahu kami bohong,  bukan kami tak mampu hidup tanpa dirinya melainkan tak mampu hidup tanpa uangnya, begitu ucapnya lantang sambil tersenyum sinis.

"Ingat Nina ini masalah sepele, hanya karena Andrea salah bicara, dia sudah minta maaf.  Masa begitu saja kamu tidak mau memaafkannya.  Jangan seenaknya saja minta cerai dan melawan suami, dosa kamu," ujar ayahku.  Dia mendekati Nina, mencoba menasehatinya.

Menurut ayah menikah sebaiknya dilakukan hanya sekali seumur hidup, bercerai dengan alasan hanya suami salah bicara tidaklah benar. Apalagi Nina saat ini  sedang hamil, akan banyak prasangka buruk dari masyarakat jika menyaksikan wanita hamil tanpa suami.  Apalagi orang tuanya tak pernah setuju dia menikah.  Siapa nanti yang akan membantu persalinan dan mengurus bayinya.  Sedangkan kami semua dirumah ini akan rela mengurus dan menyayangi  bayinya setelah lahir nanti.  Jadi Nina bisa bekerja dengan tenang, karena buah hatinya dalam kondisi aman.

Mendengar nasihat ayah, awalnya aku merasa yakin kalau Nina akan luluh dan tak jadi menarik asetku.  Tapi ternyata Nina tetap kekeh pada pendiriannya.  Menurutnya dia sudah menyelidiki semuanya hingga dia sudah tahu niatku. Wanita itu lalu pergi dari hadapanku dan keluargaku tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Hari ini Nina menghentikan tranferan uang ke rekening Ziya untuk biaya kuliah.  Akhirnya Zia berteriak memarahiku, karena ulahku kuliah Ziya terancam Droup out.  Akhirnya dia meminta aku untuk membiayai kuliahnya.  Begitupun ibu dan ayah yang sekarang menggantungkan hidupnya kepadaku karena biaya hidup dari Nina dihentikan.  

Aku terpaksa menyetujui untuk menanggung biaya mereka semua kerena aku tahu itu adalah tanggung jawabku.

Saat ini aku harus mengeluarkan uang banyak setiap harinya karena adik dan keluargaku sudah terbiasa bergaya hidup mewah. Apalagi mereka tidak tahu bagaimana sulitnya mencari nafkah.  Yang mereka tahu hanya memghabiskan uang untuk membeli segala sesuatu yang engga penting.

"Ibu, ayah dan kamu Ziya, tolong jangan menghamburkan uang terus, belajar berhematlah kalian.  Kasihani aku, sekarang usahaku profitnya lagi menurun.   Kalau kalian terus saja boros begini, bisa-bisa aku bangkrut.  Belum lagi aku harus menyicil hutangku pada Nina.  Kalau aku telat mengangsur hutangku pada Nina dia mengancam akan menarik semua aset milikku bu, yah," ujarku sedih.

Aku bersyukur, berkat negosiasi yang aku lakukan pada Nina.  Dia tidak jadi menarik kembali kucuran dana yang sudah dia tranfer ke perusahaan untuk menambah modal.. Namun dia memintaku untuk memcicil saja beserta membayar bunganya sesuai dengan bunga bank.

Tentu saja aku setuju karena tak ada pilihan lain.  Setelah semua yang aku lakukan, banyak sekali penyesalan yang aku rasakan.  Andai dulu aku bersungguh-sungguh berhubungan dengan Elena, tetap setia kepadanya.  Mungkin sekarang gaya hidup kedua orangtuaku tidak berlebihan seperti ini.  Ternyata kedatangan Nina dalam hidupku berpengaruh buruk pada prilaku adikku dan kedua orang tuaku.  Mereka sudah biasa hidup gelamor karena dukungan dana dari Nina yang selalu memanjakannya.  Mereka tidak pernah tahu kalau uang yang selalu Nina kasih dicatat dan dihitung sebagai hutang.  

Bodohnya aku, aku menandatanganinya, aku lupa kapan aku menandatanganinya.  Yang jelas beberapa kali Nina memintaku untuk menandatangani kertas kosong dengan alasan dia akan mengajukan peminjaman dana ke perusahaan ayahnya.

Hari ini aku hanya termenung diruang kerjaku.  Rasanya aku malas sekali, tak ada semangat untuk melakukan apapun.  Anehnya dalam kondisi begini, wajah Elena terus terbayang dipelupuk mataku.  Rasa bersalah terus mengganggu fikiranku.

Kring!...kring!

Aku melirik ponselku ingin tahu siapa yang menelponku.  Jauh didasar hatiku yang paling dalam, aku berharap Elenalah yang menelponku dan mengajakku untuk melanjutkan rencana pernikahan karena undangan sudah terlanjur tersebar dan kedua orangtuanya tidak mau menanggung malu.

"Andrea jangan lupa hari ini waktumu untuk membayar angsuran karena hari ini adalah tanggal jatuh temponya.  Awas jangan telat lagi atau aku sita semua aset diperusahaanmu.  Hari ini aku kedokter untuk periksa kandungan, jangan lupa biayanya kamu tranfers sekalian"

Ternyata Nina yang menghubungiku, biasanya pengacaranya yang menghubungiku jika ada keterlambatan bayar.  Namun kali ini Nina sendiri yang menghubungiku.  Mungkin karena dia ingin kedokter, akhir-akhir ini Nina selalu datang kedokter sendirian.  Bahkan waktu aku mau ikut dia sama sekali tak mau mengajakku dengan alasan aku harus fokus pada pekerjaanku.

Baru saja aku meletakkan ponselku setelah menerima telepon dari Nina, ternyata  ponselku berdering kembali.  Kali ini dari Roky sahabatku yang juga mantan asisten Anggara yang telah menghianati bosnya.

"Hallo Andrea, bagaimana kabarmu, kenapa kamu enggak bilang kalau kamu sudah putus sama Elena.  Kalau kamu ngomong kan aku bisa dekati dia.  Dari dulu aku tuh naksir dia, tapi karena dia sudah jadi pacarmu ya aku tidak mau jadi pagar makan tanaman,"  ucapnya diseberang sana. 

Aku hanya diam dan berfikir, apa maksud Roky berbicara demikian, apa yang terjadi.  Ternyata Elena memang gadis istimewa terbukti banyak yang menginginkannya.  Tapi kenapa aku justru menduakannya dengan Nina, sungguh penyesalan tak akan pernah merubah keadaan.

"Gara-gara kamu putus sama Elena tak kabat-kabar.  Kini aku keduluan Anggara, dia sudah menyebar undangan pernikahannya dengan Elena.  Keterlaluan kamu, kalau sudah tak suka dengan kekasihmu apa susahnya kamu kasih ke aku. Ini malah Anggara si bangkrut itu yang akan jadi suaminya"

Ucapan kesal Roky tak lagi aku tanggapi.  Mendengar kekasihku tercintaku akan menikah dengan pria lain, aku benar-benar shock.  Aku seolah tak lagi sanggup bernafas, keringat dingin langsung mengalir diseluruh tubuhku.  Badanku langsung terasa lemas.  Telepon dari Roky aku putus sepihak.

Ku cari nama Elena dikontakku dan langsung menghubunginya.  Sudah beberapa kali aku melakukan panggilan, namun Elena tak juga mengangkatnya, sekarang dia justru menekan tombol tolak. Wanita itu menolak bicara denganku, sebenci itukah dia padaku.

Entah rasa penasaran yang begitu dalam atau rasa cemburu karena cintaku yang begitu besar pada Elena.  Pada akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi rumahnya.  Aku ingin kembali meminta maaf padanya, pada kedua orangtuanya.  Aku masih berharap bisa menggagalkan pernikahan Elena dengan lelaki arogan bernama Anggara

Aku segera merai kunci mobil, dompet dan ponselku, berlari menuju parkiran.  Tak perduli beberapa pasang mata tengah memperhatikanku.

Kulajukan mobilku dengan kecepatan maksimal menuju rumah Elena.  Tak terfikirkan lagi olehku akan bahaya yang mengancam akibat lajunya kecepatan mobil yang sedang aku kendarai.  Yang ada dalam fikiranku hanyalah secepatnya sampai dirumah Elena untuk kembali meminta maaf dan mengutarakan segala keinginanku.

POV Andrea end

********

.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

keluarga parasit teenyata

2023-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!