17. Syukur Membawa Bahagia

"Iya juga ya,  kita istirahat dulu ya,  aku cape banget"

Kak,  Anggara berbaring disampingku.  Napasnya terdengar tak beraturan.  Dia memandangku dengan rasa bersalah. 

"Kira-kira kenapa kok susah banget nembusnya, apa selaput daranya terlalu tebal.  Atau aku yang enggak mampu.  Maafkan aku ya sayang"

Aku jadi merasa kasian melihatnya tampak muram.   Segera aku bangkit dan mengambil segelas air putih yang selalu aku sediakan diatas meja didalam kamarku.  Aku memberikannya pada kak Anggara lalu dia meneguknya hingga tandas.

"Sepertinya tenagaku sudah mulai pulih  ayo kita mulai lagi.  Kamu punya ide agar mudah masuknya," tanya suamiku.

Aku hanya diam namun tanganku terus memeluk, menyentuh dan membelai semua area sensitifnya,  aku juga menuntun tangannya untuk melakukan hal yang sama,  kami saling memyatukan bibir.  Aku terus memancing hasratnya agar kembali bergairah dengan mencium dan mencumbu seluruh tubuhnya,  lalu memintanya melakukan hal yang sama. 

"Kalau begini enak rasanya sayang, ini kita lagi ngapain sih, kok kamu memintaku melakukan ini," tanya kak Anggara dengan suara beratnya yang terdengar seksi. 

"Ini yang namanya pemanasan kak,  apa kakak tidak pernah menonton film-film dewasa"

Kak Enggara menggelengkan kepala sambil terus merakukan pemanasan hingga keinginannuya untuk melakukan hubungan suami istri kian memuncak.

Batinku tertawa ternyata suamiku tak pernah sekalipun menonton film dewasa.   Kesibukkannya mengelola perusahaan sambil sekolah lalu kuliah membuat fokusnya hanya pada pekerjaan dan pelajaran. Sehingga dia tak punya waktu santai sekedar menikmati hidup,  paling jika ada sedikit waktu dia sempatkan menonton film cartun ujarnya.

"Kita mulai lagi yah,  aku sudah enggak tahan ini, sudah keras banget,  mudahan kali ini berhasil," ucap kak Anggara dengan suara serak. 

Dia langsung memulai perjuangan tahap kedua.   Setelah beberapa kali mereset,  akhirnya dengan sekuat tenaga dia mendorong miliknya hingga melesat kedalam. 

Aku terpekik dan menutup mulutku yang hampir menjerit.   Rasanya seperti ada organ tubuhku di bawah sana yang terasa robek, nyeri dan perih sekali rasanya. 

"Sakiiit kak,  sakit sekali rasanya,  jangan bergerak dulu…..kakak aku bilang jangan bergerak," ujarku panik karena rasa sakit dan nyeri itu menjalar keseluruh tubuh. 

"Sabar sayang, ini aku sudah diam tak bergerak, aku pernah baca buku, kalau melakukan pertama kali memang sakit sekali katanya,  tapi nanti terasa nikmat kok,  buktinya banyak orang pada kepingin nikah bahkan ada yang rela kumpul kebo demi melakukan hal seperti ini," ujar suamiku. 

Tubuhku terasa mulai rilek,  kak Anggara mulai bergerak naik turun.  Semakin lama semakin bersemangat.  Seluruh tubuhnya nampak mengkilat karena keringatnya membasahi tubuh dan wajahnya.  Rasa sakit itu sedikit demi sedikit mulai menghilang.  Hingga beberapa saat kak Anggara terus saja bergerak. 

Dia memintaku untuk bergerak juga dengan menggoyangkan  pinggulku,  namun sepertinya aku belum begitu bisa melakukannya.   Setelah beberapa saat kak Anggara pun mencapai klimak dan menyudahi permainannya.   Dia berbaring disampingku, memeluku. Keringat kami saling menyatu melebur bersama.   

"Terimakasih ya sayang enak banget rasanya,  aku suka sekali nanti kita ulangi lagi ya,  rasanya enak banget"

Kak Anggara merasa sangat bahagia, dia terus memelukku,  melihat dia begitu bahagia,  rasa sakit diorgan initimku mulai menghilang.   Aku merasa bangga bisa melihat suamiku bahagia dan terpuaskan. 

"Masa enak kak,  perasaaan rasanya biasa aja deh," jawabku  

Rasanya rugi sekali para gadis yang melepas keperawanannya sebelum menikah,  rasanya cuma begini saja tidak sebanding dengan pengorbanan mereka. 

Untung aku selalu menolak saat dulu Andrea mengajakku untuk melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya dia harus melampiaskannya dengan Nina hingga hamil dan menyebabkan gagalnya pernikahan kami.  Aku kini bisa mensyukuri apa yang Tuhan takdirkan.  Karena saat ini hadir kak Anggara lelaki yang jauh lebih baik ahlaknya. 

Memang kak Anggara tak pandai bersikap manis dan merayu istri,  tapi visi dan misi hidupnya yang jelas serta cintanya yang begitu besar kepadaku membuatku bersyukur memilikinya. 

"Kenapa kamu diam aja, apa sih yang difikirkan, enggak usah banyak mikir,  sekarang kamu belum merasakan nikmat mungkin baru pertama, nanti lama-lama kamu pasti menikmati kok"

Aku mengangguk,  ucapan suamiku mungkin benar.   Tapi menurut teman-temanku yang sudah berhubungan badan dengan pacarnya sebelum menikah.  Kata mereka rasanya nikmatnya luar biasa dan membuat mereka ingin melakukan lagi dan lagi hingga kecanduan.

Apa mungkin hal itu karena campur tangan setan ya.  Kata pak guru agama disekolahku selagi aku Masih SMA dulu.   Segala sesuatu yang haram memang terasa lebih nikmat,  karena setan selalu ingin mempengaruhj jalan fikiran manusia.  Sedangkan yang halal teras biasa saja dan cenderung membosankan karena setan tak berani mendekat dan ikut campur didalamnya. 

Itulah sebabnya orang bilang rumput tetangga terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput dihalaman rumah sendiri. Hal itu menyebabkan orang menjadi tertarik untuk berselingkuh.

Agar semua itu tak terjadi kita sebaiknya menundukan pandangan dan hanya memandang milik kita yang halal bagi kita.  Sehingga kita merasa milik kitalah yang paling indah karena tak pernah membandingkan dengan milik orang lain.

"Elen,  kamu lagi mikir apa sih?"

Aku memandang wajah tampan suamiku dan menceritakan apa yang aku fikirkan.  Dia tertawa dan bilang apa yang aku fikirkan tidak sepenuhnya benar.  

"Buktinya dari dulu aku terus mencintaimu padahal aku selalu berusaha memandang wanita lain yang mungkin kata orang dia lebih cantik darimu.  Malahan aku sering berusaha untuk membencimu agar rasa cinta yang aku rasakan bisa hilang. Tapi cintaku padamu tak pernah berubah.  Bahkan saat kamu sudah jadi pacar Andrea," terang suamiku.

Ucapan kak Anggara benar, mungkin semua itu kembali tergantung karakter masing-masing orang,  Ada yang gampang tergoda dan tidak teguh pendirian dan ada juga orang yang tidak gampang tergoda dan kuat pendiriannya. 

Sunyi… suara kak Anggara tak lagi terdengar, aku memalingkan wajahku kearahnya.   Ternyata lelaki itu sudah terlelap.  Rupanya kegiatan tadi begitu menguras tenaganya.  Diam-diam kuamati wajah tampannya,  hubungan biologis yang pertama kali aku lakukan memang rasanya tak senikmat cerita orang.  Namun mampu membuat hatiku bahagia karena aku merasa bisa membuat suamiku bahagia.  Aku segera memejamkan mataku sambil memeluknya. 

Saat mataku terbuka, kulihat suamiku telah berpakaian rapi.  Apa yang akan dilakukan dipagi buta begini, bahkan azan subuh dimasjidpun belum terdengar.

"Kakak sudah bangun, kok aku enggak dibanguni," sapaku sembari merapikan rambutku yang berantakan.  

Suamiku melihat jam dipergelangan tangannya.  

"Elen aku mau kepasar sama ayah,  tidurmu terlalu pulas,  aku tidak sampai hati membanginkanmu.  Ayo mandi wajib sana, masih ingatkan habis melakukan apa malam tadi,  sebentar lagi subuh.   Mungkin aku dan ayah shalat subuh di mesjid yang dekat dengan pasar.   Aku berangkat yah sudah ditunggu ayah.  Sini kalau kamu mau cium tangan," pamit kak Anggara mengulurkan tangannya.

Setelah suamiku keluar dari kamar aku segera mandi dan shalat subuh. Kemudian menuju kedapur untuk membantu ibu.  

Saat ibu menanyakan ada urusan apa ayah dan suamiku subuh-subuh kepasar, aku baru sadar kalau aku lupa menanyakan itu. 

*******

 

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

suka banget aku bacanya,

2023-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!