20. Kedatangan Nina

Tapi saat aku bangun lagi-lagi suamiku sudah tidak ada disampingku.  Kulihat waktu menunjukan pukul lima dini hari.  Rasanya aku belum terlambat bangun.  Aku segera menelpon suamiku.  

"Kakak kenapa enggak bangunin aku,  aku kan mau bantu mengurus keperluan kakak," ucapku lewat sambungan jarak jauh. 

"Enggak usah repot,  kamu urus aja keperluanmu,  sudah ya aku repot ini," tanpa basa-basi dia langsung menutup telepon. 

Aku terkejut dengan nada ketus suamiku,  salah apa aku sebenarnya, kenapa tiba-tiba nada bicara suamiku terdengar ketus.   Seingatku malam tadi aku telah melayaninya dengan baik, dia juga terlihat puas dan bahagia.  Jualan pisang goreng kemarin juga laku semua, hanya tersisa sedikit dan aku kasihkan pada ayah dan ibu.

Apa mungkin kak Anggara tak merelakan pisang yang dimakan ayah dan ibu.  Tapi rasanya tidak mungkin, kak Anggara kan mantan  orang kaya, masa iya pisang segitu dia perhitungkan. 

Aku terus memikirkan ucapan kak Anggara yang terdengar ketus tadi pagi.  Rasanya ngenes banget punya suami bicaranya asal saja tanpa memikirkan perasaan istrinya.   Masa iya cintanya sudah berubah,  kan baru dua hari menikah. 

Aku keluar kamar untuk membantu ibu setelah mandi dan melaksanakan shalat subuh. 

"Kenapa wajahmu muram begitu nak apa ada masalah sama Anggara, oh ya suamimu mana dari tadi enggak kelihatan,"  tanya ibu.

Aku memceritakan apa yang terjadi sejak aku bangun tidur dan menelpin suamiku.  Aku juga menceritakan tentang mengkhawatirkanku terhadap sikap suamiku.  Aku fikir ibuku akan sedih mengetahui bagaimana sifat suamiku.   Namun ternyata beliau hanya terkekeh. 

"Persis ayahmu waktu muda dulu, Anggara itu,  paling sulit bersikap lembut.   Kamu harus sabar nak,  mungkin dia belum terbiasa bangun pagi dan berangkat kepasar yang terkadang becek dan bau mana  harus berdesak-desakan dipagi buta begini.  

Jadi hal yang wajar kalau suaranya yang ketus dan terdengar seperti sedang marah.  Dia bukan sedang marah padamu nak,  tapi marah pada kondiainya.  Dulu ayahmu juga sering begitu, kalau punya masalah dikantor selalu tampangnya asem,  apapun yang ibu lalukan selalu salah dimatanya. 

Kalau kamu tidak percaya, lihat saja nanti kalau pulang dia paati baik-baik saja," nasihat ibuku.   

Tak lama menunggu buniyi kendaraan kak Anggara terdengar diteras rumah. 

"Ayo cepat disambut suamimu, bersikaplah biasa saja seolah tidak ada apa-apa," kembali ibuku menasehatiku. 

"Sayang aku senang banget hari ini aku banyak dapat pisang dengan harga murah.  Lihat barangnya masih sangat segar dan ukurannya juga lebih besar dari yang kemarin," teriak suamiku yang masih duduk dikendaraannya.  

Ternyata benar ucapan ibu, kak,  Anggara tidak marah padaku, justru dia terlihat sangat bahagia mendapatkan belanjaan dengan harga murah.  Aku segera mendekatinya dan membantunya menurunkan semua barang belanjaannya.

"Aku bersyukur akhirnya dapat pelanggan yang harganya lebih murah sehingga keuntungan kita bisa lebih banyak.  Terus tadi ada pesanan lima puluh kotak pisang keju untuk meeting dikantor temanku sesama pengusaha dulu sewaktu aku masih mengelola perusahaan orang tuaku"

Dengan wajah berseri kak Anggara menceritakan pengalamannya selama dipasar pagi ini. Melihat senyumnya saja aku sangat bahagia,  dulu rasanya tak pernah aku melihat senyumnya yang riang ini.   Padahal dulu dia kaya,  apapun yang diinginkan bisa dia miliki,  tidak seperti sekarang kehidupannya berubah drastis. 

Waktu terus berlalu,  kini seminggu sudah aku menjadi istri kak Anggara.   Seminggu pula aku membantu suami menjual pisang goreng dan pisang keju serta olahan pisang lainnya.

Kini kami telah pindah dari rumah orang tuaku kerumah sederhana yang dibeli kak Anggara dari hasil menjual mobil mewahnya. 

Walaupun baru satu minggu, namun omset jualan suamiku kini telah meninggkat.  Strategi penjualan kak Anggara dengan melakukan promosi dimedia sosial sambil menawarkan kekantor-kantor ternyata berhasil.   

Kini kak Anggara tak lagi mengerjakan pekerjaannya sendiri, dia sudah mempunyai beberapa pekerja. Kak Anggara juga merekrut beberapa orang yang ingin berpenjualan keliling untuk menjual barangnya dengan sistem bagi hasil.

Setiap pagi dirumah kami sibuk dengan aktifitas mengolah pisang.  Sebagian pisang dijual keliling dan sebagian lagi dijual online.  Kebanyakan pelanggan adalah kantor, rumah sakit,  perusahaan untuk camilan disaat meeting. 

Sore ini saat aku baru pulang kerja dan duduk santai di teras rumah yqng kami tempati, saat semua pekerja sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.  Sebuah mobil mewah berhenti dihalaman rumah kami yang sempit. 

Aku langsung menyoroti seseorang yang dengan tertatih keluar dari mobil mewah tersebut.  Sepertinya aku mengenal wanita itu, aku terus memperhatikan dia hingga akhirnya akupun mengingatnya.   Dia adalah Nina istri Andrea yang telah menikah saat acara pernikahanku dengan Andrea hampir selesai dipersiapkan.

Aku hanya diam saja,  bingung apa yang harus aku lakukan.  Apa mungkin Nina yang sedang hamil besar itu akan kembali melabrakku. 

"Assalamualaikum"

Nina akhirnya mengucapkan salam.  Dari caranya mengucapkan salam yang terdengar lemah sepertinya dia tidak ingin marah-marah.   Semoga kedatangannya kemari membawa maksud baik. Aku segera keluar menyambut dia. 

"Wa allaikum sallam,  Nina ada apa kamu kerumah kami tanyaku,"

Dengan muka sembab,  Nina langsung bercerita bahwa dia telah mencariku kerumah orang tuaku.  Ayah dan ibu memberikan alamatku padanya. 

Ternyata dia mencariku ingin bertanya apakah aku bertemu dengan Andrea suaminya atau pernahkan Andrea menemuiku.   Tentu saja aku langsung menjawab tidak,  karena memang kenyataannya begitu. 

Dengan berlinang air mata Nina menceritakan kalau dia sempat berpisah dengan Andrea saat mengetahui kalau Andrea ingin tetap menikahiku dan menjadikanku istri keduanya.  Dia lalu menghentikan semua kucuran dana ke perusahaan Andrea yang omsetnya terus meningkat. 

Kini aku baru menyadari dulu Andrea tidak sekaya itu. Namun beberapa bulan setelah menjalin hubungan dengannya, ibu dan ayahnya sering jalan-jalan dan belanja barang mewah.   Andrea juga tiba-tiba membangun sebuah perusahaan hingga kemudian dia resign dari kantornya bekerja untuk mengurus perusahaannya sendiri. 

Kini aku tahu, barang mewah yang sering dia hadiahkan kepadaku adalah dibeli dari uang pemberian Nina.   Aku baru menyadari, betapa bodohnya aku dahulu.   Dibalik kemewahan yang Andrea berikan kepadaku ternyata ada dompet wanita lain yang selalu dia kuras. 

"Maafkan aku Elena, aku yang menggoda Andrea saat dia masih menjadi kekasihmu.  Aku fikir uang bisa membuatnya berpaling darimu.   Ternyata dia hanya memanfaatkanku.  Cintanya padamu tak pernah pudar.   

Aku memutuskan kembali dengannya karena mengingat anak yang ada dalam kandunganku.  Aku merasa kasian jika dia lahir tanpa seorang ayah.  Aku memutuskan kembali pada Andrea tapi tak mau lagi mengucurkan dana untuknya juga untuk keluarganya.   Sehingga ayah,ibu Dan adik Andrea, semuanya kini membenciku. 

Begitupun Andrea, dia sering memarahiku,  mencaciku,  mengatakan aku wanita tak tahu diri.  Kalau bukan karena anak ini, tak sudi aku kembali menjadi istri lelaki seperti dia," Nina bercerita dengan suara terbata,  air matanya tak henti-hentinya mengalir,  sesekali dia menarik nafas dalam-dalam seperti ingin melepaskan segala beban dihatinya. 

*****

 

 

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

karma sedang menghamoiri nya....

2023-11-01

1

auliasiamatir

auliasiamatir

itu namanya hukum tabur tuai . ok...

2023-10-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!