10. Pertengkaran

"Assalamuallaikum, apa Andrea ada disini"

Ternyata tante Wati ibu dari Andrea yang datang mencari Andrea.  Ibuku langsung mendekati tante Wati dan menyongsong kedatangannya.

"He…Wati, cepat kamu bawa pulang putramu yang tidak tahu diri ini.  Kedatangannya benar-benar telah mengganggu ketenangan kami,"  teriak ibuku sambil menunjuk-nunjuk muka tante wati.

Aku menarik ibu agar berkata lebih sopan kepada orang lain.  Bukan karena aku membela tante Wati tapi aku takut menjadi kebiasaan ibu berkata kasar.

"Tapi Dinda, bukannya Andrea kesini bermaksud baik, dia ingin meminta maaf pada kalian dan melanjutkan pernikahan.  Itu artinya dia mau menolong kalian agar keluarga kalian tidak malu karena undangan pernikahan kalian telah tersebar,"  ujar tante Wati.

Ibu langsung mencibir ucapan tante Wati, namun sepertinya tante Wati  tak tahu atau mungkin tak paham dengan yang ibu lakukan.  

Tante Wati terus bicara banyak hal, dia menyuruh aku dan keluargaku seharusnya ini kayak ini bersyukur karena Andrean masih mau menikahiku, andai Andrea tidak mau menikahiku, mungkin aku  akan jadi perawan tua karena tak ada ,yang mau menikah denganku.  

"plaaaaks!……plaaaks!

Mendengar ucapan tante Wati, secepat kilat tangan ibu langsung melayang kepipi tante Wati.  Satu tamparan mendarat dipipinya.  Tante Wati mengaduh memegang salah satu pipinya, belum lagi tante Wati mampu berbuat apa-apa.  Satu tamparan menyusul lagi dipipi sebelahnya.

Belum sempat aku berteriak untuk menghentikan aksi ibu yang telah melakukan tindak kekerasan.  Tiba-tiba tangan kak Anggara langsung menyeret lengan Andrea, dia menarik Andrea kehalaman.  

"Cepat bawa ibumu yang bermulut pahit itu pergi, sebelum aku menghancurkan mulut wanita tua itu.  Aku tidak mau membiarkan tangan calon ibu mertuaku kotor hanya untuk menampar wanita tak berguna seperti wanita itu," Ujar kak Anggara sambil menyeret tubuh Andrea dan menghempaskannya dihalaman hingga jatuh tersungkur. Dinda bilang sama lelaki siallan itu, jangan aniaya anak kesayanganku.  Ingat Dinda kita ini teman baik, kita dulu sahabatan," ujar tante Wati pada ibu, seorang sahabat yang banyak berjasa padanya.

"Baguuus, kalau kamu teman baik, tapi kenapa kamu biarkan anakmu menghianati anakku.  Kamu justru mendukung penghianatan itu demi uang.  Kamu tidak ingat, jasaku banyak padamu.  Andai dulu aku tidak pernah menolongmu.  Mungkin sekarang kamu sudah jadi gembel.  Sekarang kamu hidup enak berkat pertolonganku dan inikah balasanmu?"

Mendengar ibu mengungkit pernah berjasa pada Tante Wati, wanita itu sangat marah.

"Aku tidak pernah meminta pertolonganmu Dinda.  Tapi kamulah yang berinisiatif menolongku.  Namun sayang, sepertinya kamu tidak ikhlas menolongku, kamu ada pamrihnya.  Buktinya kamu ungkit-ungkit kebaikkan yang pernah kamu perbuat dengan mengaharap aku membalas kebaikkan pula kepadamu.

Lain kali kalau menolong orang tuh yang ikhlas, kalau menolong sekali saja diungkit terus, lain kali aku malas menerima pertolonganmu Dinda, ingat Dinda apa yang terjadi padaku itu memang sudah takdir Tuhan, andai waktu itu kamu tidak memberikan pertolongan padaku pun, mungkin orang lainlah yang akan menolongku.  Karena kalau Tuhan sudah berkehendak maka siapa saja bisa menjadi perantaranya.  Sekali lagi aku ingatkan padamu Dinda, tidak usah merasa berjasa dan mengungkit kebaikanmu padaku dulu," ujar tante Wati.

Melihat ibunya terus marah-marah, tiba-tiba Andrea bangkit dan melangkah mendekati ibunya.  Dia menarik tangan ibunya untuk membawanya pulang.

Andrea terus menggandeng tangan ibunya dan menasehatinya kalau percuma saja marah-marah kepada keluargaku karena Anggara telah mempengaruhi dan mencuci otak kami dengan caranya yang sangat licik.  

Mendengar ucapan Andrea, kak Anggara sangat marah.  Dia menarik kedua kerah baju Andrea dan meneriakinya dengan kata-kata kotor.

"Bangsaaaat….bajiiiingaan….justru kamu yang licik. Aku tahu siapa kamu sebenarnya, aku tahu kebusukan apa yang kamu lakukan dengan Roky kepadaku.  Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan kesalahan kalian.  

Sekarang rasakan pembalasanku.  Ratapi nasibmu, nikmati saja kegagalan pernikahanmu.  Kali ini aku menang, aku memang jatuh miskin karena ulah kalian.  Tapi aku akan menikahi gadis yang kamu cintai.  Kami akan hidup bahagia dan aku yakin aku akan kembali berjaya dan berlimpah harta, karena aku akan merebut kembali apa yang menjadi hakku.  Cam kan itu Andrea"

Aku seketika terkejut sekaligus bingung mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut calon suamiku.  Ada masalah apa sebenarnya diantara mereka.  Apa kak Anggara benar-benar mencintaiku.  Jangan-jangan dia menikahiku hanya untuk balas dendam kepada Andrea dan kawannya yang telah menghianatinya.

Kulihat Andrea dan ibunya telah masuk kedalam mobilnya.  Namun sebelum pergi kak Anggara masih bicara dengan Andrea lewat kaca mobil, mereka terlihat masih bersitegang.

Aku terus memperhatikan mereka hingga, Andrea mulai menyalakan mesin mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan halaman rumahku.  Sedangkan kak Anggara berjalan menghampiriku, lelaki itu menatapku penuh tanya.

"Ada masalah apa sebenarnya antara kamu dan Andrea, apa kamu merahasiakan sesuatu darimu"

Karena rasa penasaranku yang teramat sangat.  Tanpa basa-basi aku langsung bertanya pada kak Anggara.  Tapi lelaki itu tak langsung menjawab, dia malah terlihat gugup.

"Hanya masalah kerjaan, dia teman Roky, Andrealah yang telah mempengaruhi Roky agar dia menghianatiku," jawab kak Anggara singkat.

"Dan kakak membalas dendam dengan Andrea dengan cara mengambil kesempatan untuk menikahiku, untuk membalas sakit hati kakak.  Berarti kakak bohong, kalau kakak telah lama jatuh cinta padaku," ujarku sambil terisak.

Seketika itu pula kak Anggara terlihat panik, namun tiba-tiba ayah datang menghampiri kami.

Ayah merasa bingung karena hari ini semua bertengkar.  Ibuku bertengkar dengan tante Wati, kak Anggara bertenggkar dengan Andrea.  Sedangkan aku sekarang bertengkar dengan kak Anggara, tapi tepatnya bukan bertengkar sih melainkan, aku yang bertanya pada kak Anggara.

"Bertanya tapi sambil nangis.  Elena….antara kamu dan Anggara kan baru ini kenal dekat,  tapi sebentar lagi kalian akan menikah.  Kalau ada masalah selesaikanlah dengan kepala dingin.  Pusing ayah dari tadi menyaksikan pertengkaran," ujar ayah sambil berlalu meninggalkan kami berdua.

Melihat ayah pergi meninggalkan kami, kak Anggara menarik nafas dalam-dalam.  Sedangkan aku masih diam menahan kesal pada lelaki didepanku.

"Aku tidak pernah bohong, aku memang mencintaimu sejak dulu.  Kamu ingatkan setiap kita bertemu dengan orang yang aku kenal, rata-rata mereka mengetahui kalau aku kerap menceritakan perasaan cintaku yang tak sampai pada orang yang kenal dekat denganku.

Aku diam dan mengingat siapa saja yang bertemu denganku saat jalan bersama Kak Anggara, sepertinya ucapannya benar, aku juga melihat ada cinta dalam setiap tatapan matanya.

"Tapi kalau aku mengambil kesempatan untuk melamarmu saat kalian sedang ada masalah pelik, itu memang benar.  Karena ini adalah kesempatan emas bagiku untuk bisa memilikimu.  Aku tahu kesempatan itu tidak akan datang dua kali.  Makanya aku memanfaatkan semaksimal mungkin," ucapnya sambil menaik turunkan alisnya beberapa kali dengan bibir tersenyum genit.

Aku sangat kesal dengan jawabannya yang terkesan seolah-olah aku hanya barang mainan yang diperebutkan oleh dua lelaki.  Sesak rasanya dada ini mengetahui kenyataaam ini.  Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang, aku memandang ke arah kak Anggara, kembali senyum menyebalkan yang aku lihat.

*******

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

siapa ya🤔🤔🤔

2023-11-01

0

auliasiamatir

auliasiamatir

kkkk mampus kau andrea

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!