11. Elena Bimbang

Aku langsung meronta berusaha melepaskan pelukan dari seseorang tersebut, pandanganku mengarah kebelakang untuk menyoroti siapa gerangan yang berani memelukku.

Dila yang berada tepat dibelakangku tersenyum menyeringai sedangkan tak jauh darinya, berdiri Devan membawa dua koper besar dan tas ransel berisi pakaian mereka.

"Devan, Dila, kalian datang, kakak kangen"

Aku dan dua saudaraku yang merupakan kembar pengantin langsung berpelukan.  Aku bahagia sekali dengan kehadiran mereka setelah berbulan-bulan tidak bertemu.

Dua saudara kembarku memang kuliah dan tinggal dikota lain bersama tante Linda adik kandung ibuku. Tante Linda dan om Rido adalah pasangan yang selalu bahagia yang tidak dikaruniai seorang anak.  Itulah sebabnya sejak kecil krmbar ikut tante sekolah disana.  Hanya saat liburanlah kami semua bisa berkumpul.  

Aku mengenalkan kedua adikku kepada kak Anggara.  Mereka saling bersalaman.  Kedua adik kembarku yang bersifat periang beberapa kali menggoda kak Anggara.  Namun kak Anggara hanya membalas dengan senyuman.

"Kalau menurut aku kak Anggara lebih ganteng dari kak Andrea, lihat badannya yang tinggi. Tegap, kulitnya bersih dan terawat walau tidak seputih kak Andrea, tapi kak Anggara terlihat lebih gagah dan mempesona," ujar Dila adikku.

Aku langsung mengamati wajah kak Angkasa, Dila benar kak Anggara memang sangat tampan tapi selama kuliah jarang ada perempuan dikampus yang mengatakan iitu, mungkin karena pembawaannya yang jutek sikapnya yang arogan.  Sedangkan rata-rata perempuan mendambakan sosok lelaki yang lembut, perhatian, ramah tentunya dan pandai menyenangkan hatinya.

"Kamu jangan bicara seperti itu Dila, itu sama saja kamu merayu calon kakak iiparmu sendiri.  Lihat wajah kak Elena merah padam menahan cemburu.  Kamu enggak takut dipecat jadi adiknya," sahut Devan.

Aku tertawa mendengar kelakar Devan yang asal bicara.  Walaupun ucapan Dila benar  namun aku sama sekali tak ada rasa cemburu.  Karena aku tahu Diila sedang bercanda, lagian cinta belum tumbuh saat ini dihatiku.

"Tapi kalau aku fikir-fikir ucapan Dila benar.  Kak Elena seharusnya bersyukur gagal menikah dengan kak Andrea karena sebuah penghianatan.   Karena kakak coba amati ternyata Tuhan telah menggantinya dengan yang lebih ganteng.  Rugi kakak kalau masih meratapi mantan kekasih kakak yang penghianat itu," lanjut Devan lagi.

Aku langsung memukul pundak Devan yang bicaranya asal saja.  Dia tidak tahu bagaimana karakter kak Anggara sebenarnya.  Mempunyai calon suami seperti kak Anggara yang sedikit bicara dan ucapannya yang tanpa basa-basi kerap membuat kesal dan menguji kesabaran.

"Devan. Dila ayo masuk, kalian jangan ajak ngobrol terus mereka.  Kedua calon pengantin itu kan lagi ngobrol bareng agar mereka saling mengenal dan memahami sifat mereka masing-masing.  

Ayo cepat masuk, itu ibu sudah siapin makanan kesukaan kalian.  Sekarang kalian masuk kekamar masing-masinh ganti baju dan makan"

Ibu datang dari arah dapur menuju teras samping dimana kami berada.  Dia menyongsong kedatangan kedua adikku yang sudah dirindukan ibu.  Ibuku memeluk mereka berdua dan mengajak mereka masuk kedalam rumah.

Sepeninggal mereka aku dan kak Anggara kembali bersitegang.

Kak anggara kembali menjelaskan bahwa itulah yang terjadi, dia  dan Andrea memang tidak pernah akur sejak kuliah, Andrea  sepertinya sangat membenci kak Anggara hingga mempengaruhi Roky orang kepercayaan kak Anggara untuk menghianatinya.  Kalau soal perasaan cinta, kak Anggara bilang dia selalu jujur, kalau dia  sangat mencintaiku.  Itulah sebabnya dia berusaha memanfaatkan situasi sebaik-baiknya dengan melamarku disaat hubunganku dengan Andrea sedang kacau balau.

"Aku sudah jujur, sejujur jujurnya.  Karena aku ingin sebuah rumah tangga yang kita bangun nantinya berlandaskan kejujuran.  Kalau kamu masih juga merasa bimbang dan ragu untuk menikah denganku.  Bagiku tak masalah, kamu bisa membatalkan rencana pernikahan kita.  Jangan takut kalau aku akan kecewa dan sakit hati karena aku sudah kebal dengan rasa itu saat ini. 

Sekarang aku pulang, fikirkan baik-baik ucapanku dan hubungi aku, beritahu aku tentang apa keputusanmu selanjutnya.  Aku tunggu ya sekarang aku pulang"

Kak Anggara menepuk pundakku dua kali. Aku sangat shock mendengar ucapannya, tak menyangka dia akan berkata seperti itu.  Kemudian dia pergi meninggalkanku menuju kendaraannya dan pergi meninggalkan halaman rumahku.

Setelah tubuh kak Anggara tak terlihat lagi, aku langsung lari masuk kedalam kamar dan menangis meluapkan segala kesal dihati.

Jika mengikuti kata hati ini, ingin rasanya aku membatalkan rencana pernikahan ini.  Namun itu terkesan kalau aku tak bertanggung jawab pada keputusan yang telah aku pilih.  Belum lagi perasaan kedua orang tuaku yang sudah merasa cocok mempunyai menantu kak Anggara.  

Kadang aku heran dengan sikap kak Anggara yang tak dapat ditebak, ada kalanya dia lembut, perhatian dan kadang malah romantis sekali.  Namun adakalanya dia bersikap acuh, dingin dan menyebalkan.  Kadang ucapannya sulit di tebak.  Belum menikah saja aku sering sebel sama dia apalagi nanti saat kami telah menikah. 

Terkadang ada rasa takut andai kami telah menikah, kak Anggara akan ringan tangan kepadaku.  Lama aku merenung dan mempertimbangkan jalan terbaik untuk masa depanku.

Tok!  Tok!   Tok!

Ada yang mengetok kamarku, aku segera bangkit dan menghapus air mataku.  

"Kenapa kamu menangis nak, ada masalah dengan Anggara, ayah bilang kalian bertengkar.  Berceritalah pada ibu, siapa tahu ibu bisa memberikan pendapat agar hatimu tak lagi ragu dalam memutuskan sesuatu," ujar ibuku Setelah aku persilakan masuk dan duduk ditepi ranjang.

Aku langsung menceritakan apa yang diucapkan kak Anggara saat bertengkar dengan Andrea.  Aku juga bercerita bagaimana reaksi lelaki itu  saat aku menanyakan apa maksud dari ucapan dia pada Andrea saat mereka bertengkar.

"Aku bingung bu apa yang harus aku putuskan"

Tangisku pecah tak dapat ku tahan dalam pelukan wanita yang telah melahirkanku.  Ibu terus menenangku dengan penuh kasih dan sayang.

"Ada banyak karakter lelaki yang harus kamu pahami, agar kamu tak lagi kecewa dengan apa yang mereka lakukan Elena.  Ada lelaki yang ramah, lembut, romantis dan begitu penyayang dihadapan istri namun dibelakang kita, dia juga memperlakukan wanita lain sama baiknya dengan apa yang dia lakukan kepada kita bahkan lebih.  Lelaki seperti ini lebih gampang bergaul dengan lawan jenis, dia paling pintar dalam hal memanfaatkan wanita.  Dia juga cendrung gampang berganti wanita atau bahkan seringkali berselingkuh.  Karena baginya begitu gampang untuk mendapatkan wanita.

Ada juga lelaki yang tak pandai berKata manis, dia dingin, jutek dan tak pandai menyenangkan hati wanita.  Lelaki seperti ini tak pandai mengambil hati wanita sehingga dia sulit untuk mendapatkan kekasih.  Namun saat ada wanita yang menerima dan mencintai dia apa adanya.  

Lelaki ini akan sangat setia dan bertanggung jawab.  Karena baginya mendapatkan wanita adalah hal yang sulit, sehingga penghargaan pada wanitanya begitu tinggi.

Jadi apa yang terlihat indah dan baik belum tentu betul-betul baik, dan yang terlihat tidak baik didepanmu, juga belum tentu buruk.  Jadi jangan menilai orang hanya dari mulutnya yang manis, tapi lihat perbuatannya," ujar ibuku menjelaskan.

******

  

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

fokus elena, buang jauh jauh rasa bimbang mu, anggara sosok yang baik kok

2023-10-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!