13. Kisruh Diacara Resepsi

Fix…ternyata yang membuat pernikahan ini tertunda adalah wanita hamil yang sedang mengidam.  Sebaiknya kita doakan saja semoga ibunya dan bayinya lahir dengan kondisi selamat dan sehat.  Semua menjawab Aamiin.

Kak Anggara duduk disampingku tepat didepan meja ijab yang diatasnya ada berkas pernikahan.  Sementara dihadapan kami ada pak penghulu dan ayahku.  Ada juga dua orang saksi dari pihak mempelai perempuan dan dua orang dari pihak laki-laki, semuanya telah siap.

"Pengantin bernama Anggara Dirgantara dan Elena Edwan Putri.  Saudara Anggara anda bersedia dinikahkan dengan wanita bernama Elena Edwan Putri," tanya pak penghulu menatap kak Anggara.  

"Ia saya bersedia," Anggara membalas menatap pak penghulu.

"Apa kamu sudah yakin, sebelum menikah ada baiknya kamu lihat benar-benar apakah wanita didepan saya ini calon istri anda, takutnya salah orang.  Silakan ditatap betul-betul, jangan sampai salah orang," ucap pak penghulu.

Kak Anggara menatapku dengan tatapan penuh arti.  Aku hanya menahan senyum melihat wajahnya yang begitu bersih, semua bulu dan kumis yang ada diwajahnya telah dicukur bersih.  Pakaian yang dikenakannya tampak begitu serasi dengan postur tubuhnya membuat dia semakin menawan dan mempesona menurut pendapatku.

"Apa betul ini calon istri anda," sekali lagi pak penghulu bertanya

"Betul"

kak Anggara menjawab. ,

"Kenapa pengantin wanitanya menahan senyum, kalau anda mau senyum silakan tersenyum saja, tidak usah ditahan-tahan.  Apa betul lelaki ini calon suami anda, tidak salah orang kan?

Aku langsung menganggukan kepala.  Setelah beberapa pertanyaan yang membuat orang tertawa ditanyakan pak penghulu.  Lalu pak penghulu memulai prosesi akad nikah yang dimulai dengan pembacaan beberapa ayat suci alquran yang dibacakan oleh pihak KUA.

Setelah kalimat ijab diucapkan oleh ayahku dan dijawab dengan kalimat qobul oleh kak Anggara dengan suara lantang dalam satu kali tarikan nafas.  Pak penghulu langsung berteriak.

"Bagaimana hadirin! Sah?"

Semua hadirin diruangan itu menjawab dengan serentak.

"sah"

"Ayo pengantin wanita, disalami dan dicium tangan suaminya," titah pak penghulu. 

Aku langsung mengikuti anjuran pak penghulu, kurasakan tangan kak Anggara begitu dingin dan bergetar.  Lelaki tampan yang kini resmi menjadi suamiku lalu memeluk dan mencium keningku.  

"Akhirnya kamu jadi istriku, terimakasih ya"

Kak Anggara berbisik, matanya terlihat berkaca-kaca, ada pancaran bahagia yang tersorot disana.

"Sudah nak tidak usah terlalu dramatis  soalnya waktunya hampir habis. Saya harus menikahkan orang di tempat lain.  Ayo dilanjutkan ini masih ada yang harus diselesaikan.  

Kami kembali melanjutkan prosesi akad nikah yang telah terjedi.  Setelah semuanya selesai, lalu dilakukan pembacaan doa.

Semua orang yang ada diruangan itu memberikan selamat atas pernikahan kami berdua setelah penghulu pergi.  Sebagai sepasang suami istri yang baru saja akan memulai mengarungi bahtera rumah tangga.  Aku dan suamiku mendatangi ayah dan ibu yang sejak tadi berlinang air mata. 

"Ibu sangat bahagia, akhirnya anak perawan ibu laku juga.  Ya walau sempat terjadi kegagalan, tapi ternyata bukan gagal, namun Tuhan hanya sedang ingin mengganti yang dengan  lebih baik," ucap ibu sambil memelukku.

"Terimakasih ayah, ibu, telah mempercayakan putri anda untuk mendampingi disisa usiaku.  Mohon maaf seandainya nanti saat saya menjadi menantu anda atau menjadi suami dari putri anda berbuat kesalahan.

Seandainya itu terjadi, tolong maafkan saya dan bimbing saya menjadi suami yang baik bagi putri anda ayah.  Tapi saya mohon jangan pernah ambil putri anda dari saya atau jangan pisahkan kami.  Karena itu satu hal yang saya takuti dari anda ayah, ibu"

Mendengar ucapan kak Anggara tawa ayah dan ibu langsung pecah, aku pun tak kuasa menahan tawaku, begitu juga beberapa orang yang mendengar ucapan kak Anggara.

"Setelah  tadi aku menikahkan putriku denganmu, itu artinya tanggung jawabku sebagai orang tua telah berpindah kepundakmu.  Jadi jangan pernah berfikir kalau aku akan mengambilnya darimu.  Karena kami sudah tidak berhak lagi.  Jadi sebagai suami, kamu bertanggung jawab atas diri Elena, baik buruknya dia kamu kamu yang harus mempertanggung jawabkannya dihari akhir nanti nak, maka dari itu, bimbinglah dia, ajari dia agar senantiasa taat kepadamu dan menjadi istri yang baik buat kamu,"jawab ayah.

Setelah semua memberi selamat dan doa restu kepada kami. Semua rombongan kembali pulang untuk mengadakan acara resepsi sederhana dirumahku.

Setibanya dirumah para kerabat dan tetangga yang kami undang dirumah kami menyambut kedatangan kami.  Saat ini semua sudah mengetahui apa yang terjadi pada pernikahanku dan Andrea.  Ibu sengaja menceritakan kepada teman dan tetangganya  agar mereka tak salah paham dan berkomentar yang akan menyekiti pihak tertentu.

Aku dan kak Anggara duduk dipelaminan yang lumayan sederhana, namun hari ini terasa begitu istimewa, aku dan kak Anggara merasa sangat bahagia.  Rasanya kami enggan melepaskan genggaman tangan kami semenjak resmi menjadi suami istri.

"Selamat ya Elen, semoga pilihanmu kali ini akan membuatmu bahagia, tidak seperti yang sudah berlalu," ujar salah satu tetangga.

"Selamat ya Elena, memang ya…tak ada air mata yang sia-sia.  Setelah perlakuan Andrea yang begitu menyakitkan terhadapmu, ternyata Tuhan telah menyiapkan penggantinya yang lebih baik.  Coba lihat, suami Elen wajahnya jauh lebih tampan dari pada wajah Andrea," tetanggaku yang lain ikut berkomentar.

"He…kalian semua tidak usah sok drama ya, apalagi pake jelek-jelekin anakku yang wajahnya kalah ganteng dengan lelaki kriminal ini, Anggara kamu tidak perlu sok baik, padahal kelakuanmu sudah seperti penjahat kelas kakap.  

Sekarang juga aku bilang  kembalikan Andrea putraku, aku tahu kamu yang menculiknya"

Aku, kak Anggara dan seluruh keluarga kami sangat terkejut, ternyata tante Wati datang keacara pernikahanku.  Namun bukan untuk mengucapkan selamat atas pernikahanku dan kak Anggara.  Tapi yang lebih membuatku shock dia mengatakan kak Anggara suamiku telah melakukan tidak kriminal dengan menculik Andrea. 

Suamiku yang dengan jelas mendengar tuduhan tante Wati langsung bangkit dengan tangan mengepal dan gigi yang gemeretak.  Aku sudah mencekal lengannya agar dia bersabar dan tidak terpancing ucapan tante Wati.  Tapi suamiku bilang, dia harus membela diri saat harga dirinya dipermalukan didepan banyak orang.

"He…wanita sialan, atas dasar apa kamu menuduh kalau akulah yang menculik Andrea, hati-hati kalau bicara, Sekarang katakan apa yang menjadi bukti sehingga kamu berfikir akulah yang telah menculik anakmu.  Ingat kalau kamu tidak mampu membuktikan kalau akulah yang telah menculik Andrea, maka aku akan membawa masalah ini kejalur hukum dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik," suamiku mencekal kerah kemeja 4tante Wati.

Aku berdiri dan berusaha menenangkan emosi kak Anggara yang meledak-ledak. Setelah beberapa saat, kak Anggara memulai melepaskan cekalan tangannya pada kerah kemeja tante Wati.  Dengan menarik nafas beberapa kali, tante Wati berusaha menenangkan diri dari rasa panik akibat cekalan dan teriakan kak Anggara dihadapan banyak para undangan.

"Ayo cepat jelaskan apa buktinya kalau aku telah menculik anakmu," tanya kak Anggara sekali lagi, namun dengan nada melemah tidak lagi keras seperti tadi.

*******

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

mampus lau wati, asal tuduh saja

2023-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kenyataan Pahit
2 2. Pulang Membawa Luka
3 3. Lamaran Dari Seseorang
4 4. Nasihat Ayah
5 5. Bertemu Mantan
6 6. Pergaulan Anggara
7 7. Ternyata
8 8. Penyesalan Andrea
9 9. Permintaan Maaf
10 10. Pertengkaran
11 11. Elena Bimbang
12 12. pernikahan Elena dan Anggara
13 13. Kisruh Diacara Resepsi
14 14. Ketahuan
15 15. Alasan Anggara
16 16. Malam Pertama Tidak Romantis
17 17. Syukur Membawa Bahagia
18 18. Memulai
19 19. Berapa pun Pemberianmu
20 20. Kedatangan Nina
21 21. Memaafkan
22 22. Antara Hidup Dan Mati
23 23. Menata Kembali
24 24. Diluar Dugaan
25 25. Mengenang
26 26. Bahagia
27 27. Rempeyek Udang
28 28. Bawa Kedukun Saja
29 29. Terpikat Tanpa Pemikat
30 30. Semua Setuju
31 31. Meminta Restu
32 32. Kecewa
33 33. Istri Tetangga
34 34. Dicurigai
35 35. Menyelamatkan Rena
36 36. Sedih
37 37. Marah
38 38. Tak Sadarkan Diri
39 39. Bersujud
40 40. Terus Berdoa
41 41. Menikah Tanpa Cinta
42 42. Main Serang Saja
43 43. Lelah
44 44. Kesal
45 45. Mengambil Gunting
46 46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47 47. Terpana
48 48. Anugerah Luar Biasa
49 49. Berkunjung Kerumah Ibu
50 50. Mendadak Ramah
51 51. Kami Bangga Padamu
52 52. Diajak Nikah
53 53. Bertemu Mantan
54 54. Penyesalan
55 55. Meminta Kembali
56 56. Merayu
57 57. Menemui Kekasih Istri
58 58. Pura-Pura
59 59. Keterlaluan
60 60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61 61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62 62. Pulang
63 63. Menasehati
64 64. Aku Ra Popo
65 65. Dinodai
66 66. Trauma Orang Kaya
67 67. Direstui
68 68. Bulan Depan Saja
69 69. Khawatir Cintanya Memudar
70 70. Gampang Lapar
71 71. Masih Marah
72 72. Yang Waras Ngalah
73 73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74 74. Tidak Sadar Diri
75 75. Perbaiki Diri
76 76. Aku Berjanji
77 77. Kedatangan Nenek Rabi
78 78. Terpaksa Menahan Emosi
79 79. Bertemu Seseorang
80 80. Membatalkan Pernikahan
81 81. Marah Sekali
82 82. Hanya Ada Dua Pilihan
83 83. Sudah Stabil
84 84. Lima Orang Berpakaian Putih
85 85. Tiada Maaf
86 86. Belajar Mengendalikan Emosi
87 87. Kawini Ibuku
88 88. Susah Senang Selalu Bersama
89 89. Melamar
90 90. Berfikir Ulang
91 91. Pantang Menyerah
92 92. Menanti
93 93. Pernikahan
94 94. Malam Pengantin
95 95. Tidak Bereaksi
96 96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97 97. Pergi Melamar
98 98. Pernah Menyentuhnya.
99 99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100 100. Menjerit Histeris
101 101. Mencari
102 102. Bertemu Seseorang
103 103. Sedih
104 104. Talak
105 105. Menyesali
106 106. Kehilangan
107 107. Mencoba Menerima
108 108. Menjenguk
109 109. Ulang Tahun
110 110. Pelukan
111 111. Bercerita
112 112. Perasaan
113 113. Telat Bayar Kontrakan
114 114. Tidak Terima
115 115. Di Fitnah
116 116. Gugup
117 117. Siapa Papaku
118 118. Sifat Warisan Papa
119 119. Dipanggil dan Dinasehati
120 120. Jalan-Jalan Kedesa
121 121. Bertemu
122 122. Istri Kedua
123 123. Kenyataan Pahit
124 124. Aku Setuju
125 125. Bertemu Rabi
126 126. Menyelidiki
127 127. Rasa Bersalah
128 128. Tetangga Julid
129 129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130 130. Merasa Dicurigai
131 131. Ternyata
132 132. Tidak Cocok
133 133. Bakat Bisnis
134 134. Kedatangan Pak Sulasmo
135 135. Diam-Diam Memperhatikan
136 136. Pertemuan Dua Saudara
137 137. Berdebar-Debar
138 138. Apa Mungkin Ini Cinta
139 139. Minum Kopi
140 140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141 141. Rambut
142 142. Hasilnya
143 143. Tak Sengaja Bertemu
144 144. Curhat
145 145. Semua Merestui
146 146. Salah Sangka
147 147. Menyatakan
148 148. Bahagia
149 149. Harus Bagaimana
150 150. Sakit
151 151. Dimaafkan
Episodes

Updated 151 Episodes

1
1. Kenyataan Pahit
2
2. Pulang Membawa Luka
3
3. Lamaran Dari Seseorang
4
4. Nasihat Ayah
5
5. Bertemu Mantan
6
6. Pergaulan Anggara
7
7. Ternyata
8
8. Penyesalan Andrea
9
9. Permintaan Maaf
10
10. Pertengkaran
11
11. Elena Bimbang
12
12. pernikahan Elena dan Anggara
13
13. Kisruh Diacara Resepsi
14
14. Ketahuan
15
15. Alasan Anggara
16
16. Malam Pertama Tidak Romantis
17
17. Syukur Membawa Bahagia
18
18. Memulai
19
19. Berapa pun Pemberianmu
20
20. Kedatangan Nina
21
21. Memaafkan
22
22. Antara Hidup Dan Mati
23
23. Menata Kembali
24
24. Diluar Dugaan
25
25. Mengenang
26
26. Bahagia
27
27. Rempeyek Udang
28
28. Bawa Kedukun Saja
29
29. Terpikat Tanpa Pemikat
30
30. Semua Setuju
31
31. Meminta Restu
32
32. Kecewa
33
33. Istri Tetangga
34
34. Dicurigai
35
35. Menyelamatkan Rena
36
36. Sedih
37
37. Marah
38
38. Tak Sadarkan Diri
39
39. Bersujud
40
40. Terus Berdoa
41
41. Menikah Tanpa Cinta
42
42. Main Serang Saja
43
43. Lelah
44
44. Kesal
45
45. Mengambil Gunting
46
46. Ingin Meraba Perut Sixpack
47
47. Terpana
48
48. Anugerah Luar Biasa
49
49. Berkunjung Kerumah Ibu
50
50. Mendadak Ramah
51
51. Kami Bangga Padamu
52
52. Diajak Nikah
53
53. Bertemu Mantan
54
54. Penyesalan
55
55. Meminta Kembali
56
56. Merayu
57
57. Menemui Kekasih Istri
58
58. Pura-Pura
59
59. Keterlaluan
60
60. Kejujuran Yang Menbuat Luka
61
61. Anugerah Terindah (POC Elena)
62
62. Pulang
63
63. Menasehati
64
64. Aku Ra Popo
65
65. Dinodai
66
66. Trauma Orang Kaya
67
67. Direstui
68
68. Bulan Depan Saja
69
69. Khawatir Cintanya Memudar
70
70. Gampang Lapar
71
71. Masih Marah
72
72. Yang Waras Ngalah
73
73. Dimasak Dengan Penuh Harapan
74
74. Tidak Sadar Diri
75
75. Perbaiki Diri
76
76. Aku Berjanji
77
77. Kedatangan Nenek Rabi
78
78. Terpaksa Menahan Emosi
79
79. Bertemu Seseorang
80
80. Membatalkan Pernikahan
81
81. Marah Sekali
82
82. Hanya Ada Dua Pilihan
83
83. Sudah Stabil
84
84. Lima Orang Berpakaian Putih
85
85. Tiada Maaf
86
86. Belajar Mengendalikan Emosi
87
87. Kawini Ibuku
88
88. Susah Senang Selalu Bersama
89
89. Melamar
90
90. Berfikir Ulang
91
91. Pantang Menyerah
92
92. Menanti
93
93. Pernikahan
94
94. Malam Pengantin
95
95. Tidak Bereaksi
96
96. Cintaku Seluas Gurun Sahara
97
97. Pergi Melamar
98
98. Pernah Menyentuhnya.
99
99. Kalah Rupa Kalah Rasa
100
100. Menjerit Histeris
101
101. Mencari
102
102. Bertemu Seseorang
103
103. Sedih
104
104. Talak
105
105. Menyesali
106
106. Kehilangan
107
107. Mencoba Menerima
108
108. Menjenguk
109
109. Ulang Tahun
110
110. Pelukan
111
111. Bercerita
112
112. Perasaan
113
113. Telat Bayar Kontrakan
114
114. Tidak Terima
115
115. Di Fitnah
116
116. Gugup
117
117. Siapa Papaku
118
118. Sifat Warisan Papa
119
119. Dipanggil dan Dinasehati
120
120. Jalan-Jalan Kedesa
121
121. Bertemu
122
122. Istri Kedua
123
123. Kenyataan Pahit
124
124. Aku Setuju
125
125. Bertemu Rabi
126
126. Menyelidiki
127
127. Rasa Bersalah
128
128. Tetangga Julid
129
129. Pertemuan Yang Mendebarkan
130
130. Merasa Dicurigai
131
131. Ternyata
132
132. Tidak Cocok
133
133. Bakat Bisnis
134
134. Kedatangan Pak Sulasmo
135
135. Diam-Diam Memperhatikan
136
136. Pertemuan Dua Saudara
137
137. Berdebar-Debar
138
138. Apa Mungkin Ini Cinta
139
139. Minum Kopi
140
140. Tak Kuasa Melawan Rasa
141
141. Rambut
142
142. Hasilnya
143
143. Tak Sengaja Bertemu
144
144. Curhat
145
145. Semua Merestui
146
146. Salah Sangka
147
147. Menyatakan
148
148. Bahagia
149
149. Harus Bagaimana
150
150. Sakit
151
151. Dimaafkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!