Nero mendapat informasi keberadaan Maiza,ia segera bergegas ketempat itu.
Dan ternyata tempat itu merupakan sebuah apartemen mewah yang tidak bisa sembarang orang memasukinya,hanya orang-orang yang punya akses saja yang bisa.
Nero pun hanya bisa menunggu disekitar gedung apartemen itu.
...----------------...
Ponsel Maiza berdering tertera nama Nero dilayar ponselnya.Maiza tak menghiraukan panggilan Nero tetapi satu pesan masuk diponselnya dan itu juga pesan dari Nero.Maiza membuka pesan itu dan membacanya,
"Abang tunggu dibawah apartemen tempatmu"
Seketika Maiza kaget,karena abangnya mengetahui dimana ia berada hanya dalam hitungan jam saja.
Karena Maiza tak tega membiarkan abangnya menunggu dibawah akhirnya ia berniat turun menemuinya.
Ketika Maiza keluar dari kamarnya terlihat Dipta yang masih duduk ditempat tadi sambil memainkan laptopnya.
"Dip" panggil Maiza gugup.
Dipta menoleh lalu bertanya,
"Iya,Ada apa Za?"
"Aku..aku mau turun sebentar" izin Maiza.
Dipta memasang wajah penuh selidik.
"Ada abangku dibawah,jadi aku akan menemuinya" ucap Maiza dan Dipta pun mengangguk tanda mengizinkanya.
Maiza berlalu dari hadapan Dipta,Dipta berdiri dijendela ia melihat mobil Nero terparkir disebrang apartemen dan tak lama Maiza menghampirinya.
...----------------...
Nero melihat Maiza keluar dari gedung apartemen itu,Nero tersenyum dan menyambutnya dengan pelukan,mereka lalu bicara didalam mobil.
"Kenapa kamu pergi dari rumah?,semua mengkhawatirkanmu Za" tanya Nero lembut.
"Aku ingin menenangkan diri,aku juga tak mau menjadi beban fikiran mami atas omongan orang diluar sana" jawab Maiza sambil menunduk.
"Kamu itu adikku Za,tak perduli pandangan orang bagaimana sampai kapanpun kamu tetap adikku" ucap Nero tegas.
"Pulang lah Za" Nero membujuk Maiza agar ia kembali kerumahnya.
Maiza tersenyum dan menatap abangnya itu,
"Mulai sekarang aku akan belajar hidup mandiri,aku tidak ingin membebani mami dan abang lagi" ujar Maiza.
"Maiza,tak ada yang merasa terbebani oleh mu _" belum juga selesai Nero berucap,Maiza memotong ucapanya.
"Sepertinya aku harus masuk lagi,terimakasih abang telah mengkhawatirkanku,aku akan selalu mengingat semua kebaikan abang padaku,ma'afkan aku" Maiza membuka pintu mobil hendak keluar,Maiza tak bisa bicara lama-lama dengan Nero karena Maiza sudah tidak kuat lagi menahan tangis tetapi Maiza tidak mau kalau sampai Nero tau.
"Bagaimana aku menjelaskan pada ayah dan ibumu Za?" tanya Nero.
"Nanti akan aku jelaskan pada mereka,aku yakin mereka akan mengerti" Jawab Maiza tanpa menoleh pada Nero.
"Mami? Apa yang harus aku jelaskan pada mami ketika aku gak bisa membawamu pulang" ucap Nero sambil menunduk.Seketika Maiza terhenti.
"Mami menyesali ucapanya kemarin,mami menangis ketika membaca suratmu dan sampai sekarang mami tak mau makan karena ia sangat mengkhawatirkanmu" Nero menjelaskan keadaan maminya dirumah.
Mendengar maminya seperti itu Maiza merasa bersalah.Maiza kembali masuk kedalam mobil Nero,
"Ayo kita pulang" ucap Maiza dingin.
Tanpa menunggu lama Nero langsung melajukan mobilnya dengan tersenyum.
...----------------...
Dipta yang sedari tadi memantau mereka dari jendela apartemenya melihat kepergian mobil Nero dari sana,ia menarik nafas dalam kemudian duduk merebahkan dirinya di sofa.
Dipta membuka ponselnya dia melihat lagi pemberitaan tentang Maiza kemarin.Dipta tak pernah bertanya tentang pemberitaan itu pada Maiza karena Dipta tau pemberitaan itu lah yang membuat Maiza sedih.Dipta hanya ingin ketika Maiza bersamanya Maiza merasa nyaman dan bahagia.
Tak lama satu pesan masuk diponselnya ternyata itu dari Maiza.
"Aku pulang kerumah abang dulu,ma'af aku pamit hanya lewat pesan"
"Ok,nanti aku akan menjemputmu" balas Dipta.
"Tidak usah dijemput,aku gak tau kapan aku keapartemenmu lagi"
Balasan chat Maiza sedikit membuat Dipta sedih karena baru saja ia bertemu dengan Maiza sekarang Maiza sudah pergi lagi,tetapi Dipta sadar bahwa Maiza punya kehidupan sendiri.
...----------------...
Nero dan Maiza sudah sampai dirumah,mami Keinna langsung memeluk Maiza dan menangis.
"Ma'afin mami nak,mami sudah menyakiti hati kamu,mami menyesal telah berucap hal yang tidak seharusnya seorang ibu ucapkan"
"Sudah mam jangan menangis,sekarang aku sudah disini" Maiza menenangkan mami Keinna.
"Jangan pergi-pergi lagi,jangan tinggalin mami nak" pinta mami Keinna sambil menangis,Maiza pun tersenyum dan mengangguk sambil menyeka air mata maminya itu.
"Apa mami sudah makan?" tanya Maiza dan mami Keinna menggelengkan kepalanya.
"Mami..kenapa mami belum makan? Aku akan sedih kalau sampai mami sakit.Aku tinggal mami sebentar saja mami udah malas makan bagaimana nanti kalau aku menikah dan tinggal bersama suamiku,apa mami gak makan-makan?" Maiza sedikit bercanda mencairkan suasana.
"Apa anak gadis mami ini sudah mau menikah?" tanya mami Keinna serius.Maiza hanya nyengir ditanya seperti itu.
Maiza kemudian berpelukan dengan Maima,
"Syukurlah kamu pulang Za,kami semua mengkhawatirkanmu"
Setelah itu mereka semua makan karena mami hanya mau makan kalau Maiza pulang.
...----------------...
Maiza pulang hanya supaya mami Keinna tenang,setelah itu Maiza kembali ke apartemen Dipta untuk membawa pulang barang-barangnya.Karena Maiza memutuskan untuk kembali lagi ke rumah mami Keinna.
Maiza diantar Nero lagi ke apartemen itu,sesampainya disana Dipta sudah menunggu Maiza di lobby,Nero yang melihat Dipta timbul rasa kesal lagi ia langsung menghampiri Dipta dan meraih kerah bajunya dan berkata,
"Rupanya lo yang membawa kabur adik gue dari rumah"
"Abang,apa-apaan sih.jangan bikin ribut,malu gak enak diliatin orang ,abang lepas" Maiza panik melihat Nero seperti itu.
Sedangkan Dipta hanya diam saja mendapat serangan tiba-tiba dari Nero.
Hasil dari bujukan Maiza,Nero pun menurunkan tanganya.
Mereka kemudian berjalan masuk ke dalam lift tetapi Maiza dan Dipta melihat pada Nero yang ikutan masuk juga.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Nero heran.
"Abang mau kemana?" Maiza balik bertanya.
"Mau bantu membawa barang-barang mu Za" Nero beralasan.
"Kan ada gue disini!" ucap Dipta sambil menunjuk dirinya sendiri.Nero memutar otaknya mencari alasan supaya ia bisa ikut masuk ke apartemenya Dipta.
"Ya,kalian itu gak bisa berdua-duaan di apartemen,takut ada setan yang ketiganya"
"Terus kalau abang ikut kami berdua...abang jadi yang ketiganya gitu?" savage nya Maiza keluar.Seketika Nero terdiam.
Dipta menahan tawa,dalam hatinya ia merasa menang.
Akhirnya Nero mengalah,ia menunggu Maiza dilobby.
"Lo pulang duluan saja bang,biar Maiza nanti gue yang antar pulang" pinta Dipta pada Nero.
"Kenapa emang kalau gue mau nungguin Maiza" tanya Nero agak sedikit curiga.
"Karena kita akan lama,nanti abang jenuh menunggu takutnya abang ada kerjaan yang mesti abang kerjakan" Dipta mencari alasan supaya ia masih bisa bersama maiza beberapa waktu lagi.
"Ouh..gak bisa begitu cuman bawa koper saja kenapa mesti lama" Nero gak mau kalah karena dia tau itu cuman akal bulus Dipta saja.
"Dipta benar bang,abang pulang duluan saja nanti Maiza pulang diantar Dipta.Maiza masih ada hal yang mesti diomongin sama Dipta" Maiza menyakinkan Nero,dan sudah pasti Dipta menang lagi.
"Za,kamu harus pulang sama abang,abang takut kamu berubah fikiran" Nero masih kekeuh dengan niatnya karena tak ingin Dipta menang darinya.
"Abang" satu kata Maiza dan tatapan mautnya membuat Nero mengalah.
"Ya sudah abang pulang sekarang,tapi kamu janji kamu harus pulang"
Maiza pun mengangguk dan Nero kemudian pulang.
"Terimakasih untuk yang telah membaca,jangan lupa like dan komen sebagai penyemangat untuk bab selanjutnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments