Kini kondisi Maiza jauh lebih baik,dan hari ini ia sudah pergi ke kampus.Namun,dari semenjak Maiza tiba dikampus banyak mata melirik padanya dengan sinis dan banyak orang yang berbisik-bisik setelah melihatnya.
Hati Maiza tak tenang,terasa aneh memang,namun Maiza terus berjalan menuju ruang kelas tanpa menghiraukan tatapan orang-orang disekitarnya.
Maiza duduk ditempatnya,tatapan orang diruang itu pun sama mengarah pada Maiza.
"Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka menatapku seperti itu?" Maiza bertanya-tanya dalam hatinya.
Terdengar sekumpulan orang dikelas itu seperti sedang membicarakanya,tanpa fikir panjang Maiza langsung mendatangi sekumpulan orang yang sedang membicarakanya itu dan bertanya,
"Ada apa? Apa yang kalian bicarakan?"
"Ada apa? Setelah lo jadi pelakor lo masih bertanya ada apa?" ucap salah satu wanita dikumpulan itu dengan gaya bicara yang seolah jijik sama Maiza.
"Pelakor?" ucapan spontan Maiza yang benar-benar tidak mengerti dengan tuduhan pelakor yang disematkan padanya.
"Lo itu bener-bener gak punya hati ya! Lo jalan sama laki-laki yang istrinya sedang hamil" timpal seseorang dikelas itu.
Maiza semakin bingung apa sebenarnya yang terjadi.
"Gak usah sok polos deh,sekampus ini sudah pada tau kelakuan lo kaya apa,sudah tersebar di grup kampus dan media sosial lainya.Pantas saja lo gak punya teman ternyata sukanya ditemani suami orang" ucapan sinis seseorang yang lainya dan dibenarkan oleh semua yang ada dikelas itu.
Maiza segera membuka ponselnya dan benar saja di grup kampusnya heboh pemberitaan tentang dirinya yang disebut wanita simpanan dilengkapi dengan foto-foto dirinya dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah Nero.Foto-foto yang tersebar memang benar Maiza dan Nero tetapi pengambilan fotonya dari angle yang bisa membuat siapapun yang melihatnya akan salah faham.Walaupun Nero kakaknya Maiza tetapi tidak ada ikatan darah diantara mereka,sehingga dengan foto kedekatan Nero dan Maiza seperti itu menggiring opini orang kearah yang lain.Perasaan Maiza tak karuan,jantungnya pun sudah tidak aman.Maiza mematung dengan kondisi tubuhnya yang mulai melemah.Maiza menatap sekeliling orang-orang yang ada diruangan itu yang semangat menghujat dan menggunjingnya.Dan ketika kondisi semakin tidak kondusif untuk Maiza tiba-tiba ada yang meraih tanganya,Maiza melihat seorang laki-laki tersenyum padanya sambil berkata "Kita pergi dari sini".
Orang itu membawa Maiza pergi,Maiza berjalan mengikuti laki-laki yang menggenggam tanganya itu dan berhenti di atap gedung kampus mereka.
Disana merupakan tempat favorite Maiza dikala ia butuh waktu menyendiri,karena tempatnya sepi.
Laki-laki itu melepaskan tangan Maiza dari genggaman tanganya,lalu ia berjalan kedepan sambil merentangkan tanganya menghirup udara segar dipagi hari dengan pancaran sinar matahari yang hangat.
"Siapa kamu?" tanya Maiza dingin pada laki-laki yang ada dihadapnya itu.
Laki-laki itu menoleh sambil tersenyum "Jeff,panggil saja gue Jeff"
Jeff mengeluarkan botol minum dari dalam ranselnya,ia membuka botol minum itu dan menyodorkanya pada Maiza,tetapi Maiza menolak halus.Jeff tersenyum dia mengerti Maiza tidak akan mungkin mau minum-minuman dari orang yang tidak ia kenal.Jeff lalu meminum minuman itu untuk meyakinkan Maiza bahwa dia bukan orang yang berbahaya.Maiza yang masih mematung tidak terlalu meperdulikan jeff,fikiranya dipenuhi masalah yang menimpanya hari ini.
Jeff membuka kemeja luar yang ia pake dan hanya menyisakan kaos polos saja,lalu ia memakaikanya pada Maiza.Maiza kaget,dia reflek menghindar tetapi jeff meyakinkanya agar Maiza memakai kemejanya itu.Jeff juga membuka topi yang ia pakai dan memasangkanya pada Maiza,memberi Maiza masker dan juga headset ditelinga Maiza.
"Sekarang lo bisa keluar dari kampus ini dengan tenang dan aman" ucap Jeff pada Maiza.Maiza melihat Jeff dan Jeff membalasnya dengan senyuman.
Jeff menggenggam tangan Maiza lalu mereka pergi dari kampus itu.
...----------------...
Maiza berjalan memasuki rumahnya,sedangkan Jeff hanya mengantar Maiza sampai kedepan rumah saja lalu ia pergi.
Sesampainya dirumah,Maiza seperti biasa menghampiri mami Keinna diruang kerjanya.
"Mami..aku pulang" ucap Maiza pelan.
"Sudah pulang Za! mami masih banyak pekerjaan" ucapan yang keluar dari mulut mami Keinna tanpa menoleh Maiza sedikitpun.
Maiza merasa aneh dan canggung karena tak biasanya mami nya dingin seperti itu.
Maiza pun keluar dari ruang kerja maminya dengan rasa sedih.Karena kejadian di kampus tadi membuat hati dan fikiran Maiza kacau,niat hati ingin bercerita tentang masalah yang menimpanya tetapi yang didapat Maiza sikap dingin dari mami nya itu.Bukan hal baru bagi Maiza ketika dirinya ada masalah sekecil apapun bercerita pada mami Keinna dan mami Keinna akan mendengarkan serta memberi nasehat-nasehat yang baik untuk Maiza.
Maiza berjalan lunglai menuju kamarnya,
"Za,kamu sudah pulang?" tanya Maima yang keluar dari kamarnya.
"Iya kak" jawab Maiza singkat.
"Kenapa? Ko kamu sedih gitu?" tanya Maima lagi karena dari raut wajah Maiza dia terlihat sedih.
Maima mengajak Maiza untuk duduk dan menceritakan apa yang membuatnya sedih.
"Ada apa?" tanya Maima lembut.
Maiza memberikan ponselnya pada Maima,dan Maima melihat apa yang Maiza tunjukan diponsel itu padanya.
Terlihat sebuah headline yang menyudutkan Maiza sebagai wanita simpanan yang berkedok adik angkat.
"Bagaimana pendapat kakak?" tanya Maiza,Maima pun tersenyum.
"Biarkan saja,yang terpenting faktanya tidak seperti itu" jawab Maima.
"Kak Maima tak marah?" tanya Maiza lagi dengan sedikit canggung.
"Buat apa marah,karena kamu memang adikku dan Nero" Maima meyakinkan Maiza dengan berbagai kata-kata yang lainya tetapi Maiza tetap saja hati nya tidak baik-baik saja karena diluaran sana dirinya sudah dipandang sebagai wanita perebut suami orang.
Tak lama Nero datang dengan tergesa-gesa,ia kemudian mencari Maiza.Nero merupakan seorang dokter yang terkenal jadi begitu ada pemberitaan terhadap dirinya langsung menyebar begitu saja.Setelah berita itu sampai pada Nero,Nero pun langsung bergegas pulang.Nero khawatir terhadap kondisi kesehatan Maiza setelah mendengar pemberitaan dimedia sosial yang menyudutkanya.
"Za,kamu baik-baik saja?" tanya Nero yang langsung memeluk Maiza.Maima yang melihat itu dihadapanya langsung tertunduk.Dan mami Keinna juga melihatnya.
"iya" jawab Maiza singkat.
"Nero,mami mau bicara sama kamu" ucap mami Keinna.
Kemudian mami Keinna dan Nero bicara diruang kerjanya mami Keinna.
"Mami sudah baca pemberitaan tentangmu,jujur mami sangat terganggu dengan pemberitaan itu" ujar mami Keinna ketus.
"Aku tak perduli dengan pemberitaan diluar sana tentangku yang aku khawatirkan cuman kesehatan Maiza" ucap Nero.
"Apa kamu tidak mengkhawatirkan istrimu yang sedang mengandung?" tanya Mami Keinna dengan wajah kesalnya.
"Maksud mami?"
"Harusnya kamu mengkhawatirkan istri dan calon anakmu ketimbang orang lain?"
Nero langsung menatap mami nya itu.
"Apa,orang lain? Apa Maiza orang lain?" Nero balik bertanya pada mami nya karena tak habis fikir maminya itu menganggap Maiza sebagai orang lain.
"Jawab mam,apa selama ini mami menganggap Maiza sebagai orang lain?" tanya Nero dengan nada kesal.
Maiza dan Maima yang berada diluar ruangan itu mereka terdiam mendengar percakapan Nero dan mami Keinna yang suaranya terdengar sampai keluar.
"Terimakasih untuk yang sudah membaca,jangan lupa like komen sebagai penyemangat untuk bab selanjutnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments