"Jawab mam?" tanya Nero kecewa.
Mami Keinna hanya terdiam,dia seolah menyesal dengan ucapanya tadi tetapi pemberitaan diluar sana sangat mengganggunya jadi dia lebih memilih menyudutkan Maiza ketimbang nama keluarganya di pandang negatif diluar sana.
"Pokoknya mami gak mau tau,kamu harus lebih memperhatikan istrimu dan kehamilanya" ucapan tegas mami Keinna.
"Apa selama ini Nero gak memperhatikan mereka?" tanya Nero lirih dan mami Keinna kembali terdiam.
"Maima istri Nero,sudah jelas Nero mencintainya.Dan Nero akan menjadi seorang ayah sudah jelas juga Nero sayang sama anak Nero.Tetapi Maiza,dia adikku mam!" jelas Nero.
Nero tak ingin berdebat panjang dengan mami nya,dia keluar dari ruang kerja mami nya itu.Begitu keluar ada Maiza dan Maima disana.Nero tertegun melihat Maiza yang terlihat sedih dan menghindari kontak mata dengannya.Maiza berjalan masuk ke kamarnya dengan air mata tak tertahankan.
"Za,Maiza" panggil Nero yang merasa bersalah karena Maiza pasti mendengar apa yang dikatakan mami nya tadi dan sudah pasti Maiza merasa sedih atas itu.
Maiza tak menoleh sedikitpun dia terus saja berjalan sampai pintu kamarnya benar-benar ditutupnya.
Nero mau menghampiri Maiza namun Maima menghalanginya.
"Jangan,berikan Maiza waktu sendiri"
Nero pun mendengarkan ucapan istrinya itu,Nero dibawa Maima kekamarnya.
...----------------...
Maiza menangis dikamarnya,dia merasa sedih ketika mendengar mami Keinna yang selama ini telah dia anggap ibu nya sendiri ternyata justru menganggap Maiza orang lain.Terdengar suara ponsel Maiza berdering,sebuah panggilan vidio dan tertera nama Dipta dilayar ponselnya.Awalnya Maiza tak menghiraukan ponselnya yang terus berdering tetapi karena Dipta tak berhenti akhirnya Maiza menyerah,ia menerima panggilan vidionya Dipta.
"Hai" ucap Dipta.
Maiza berusaha menyembunyikan kesedihanya dengan senyuman.
"Hai juga" jawab Maiza dengan suara serak dan sedikit bergetar.
Dipta tertegun sebentar memperhatikan Maiza,sedangkan Maiza merasa kurang nyaman ditatap Dipta.
"Apa kamu baik Za?" tanya Dipta penuh selidik.
"Ya,tentu.Aku baik" jawab Maiza dengan berusaha menyempurnakan suaranya.
"Ada apa?" tanya Dipta lagi dengan suara lembut.
"Ayo lah...aku baik-baik saja" jawab Maiza dengan lebih meyakinkan Dipta.
Dipta kembali terdiam,duduk bersandar ke kursi dengan tangan dilipat didada sambil memperhatikan Maiza.Maiza kelabakan dia bingung dan salah tingkah.
"Hei..jangan begitu,aku..aku..baik-baik saja" ucap Maiza mengalihkan perhatian Dipta dengan pipi pink nya karena malu dan menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.
Ujung bibir Dipta terangkat,ia tersenyum sinis karena Dipta tau saat ini Maiza sedang berbohong.Tetapi tak dapat dipungkiri Dipta gemas dengan salah tingkahnya Maiza.
Dipta menarik nafas dalam lalu ia berkata,
"Kamu istirahat lebih awal ya!,kamu kelihatan lelah"
Maiza menganggukan kepalanya yang menyembul dari balik selimut.
"Demi apa...gemasnya...!!!" gerutu Dipta yang melihat Maiza seperti itu.
"Seandainya aku ada disitu bersamamu Za,akan kupeluk dirimu karena ku tau kalau kamu sedang tidak baik-baik saja" ucap Dipta dalam hati.
...----------------...
Dikala seisi rumah masih terlelap tidur,Maiza bangun dengan mata bengkaknya karena semalaman menangis.Maiza membereskan pakaianya kedalam koper ia berniat pergi dari rumah mami Keinna.
Setelah selesai bersiap Maiza kemudian keluar dari rumah itu seorang diri dan tak tau kemana arah tujuanya.
Maiza berjalan menggusur kopernya dengan hati yang sedih dan fikiran yang semrawut,tiba-tiba ada sebuah mobil dari arah berlawanan yang lampu mobilnya membuat silau mata Maiza,dan Maiza pun memejamkan matanya.Mobil itu berhenti tepat didepan Maiza dan seseorang keluar dari dalam mobil itu yang membuat Maiza ketakutan karena jalanan perumahan sepi Maiza berfikir buruk,orang yang keluar dari dalam mobil itu mungkin orang jahat sehingga tanpa membuka mata Maiza langsung lari untuk menghindari orang itu.Tetapi karena Maiza lari dengan membawa koper jadi dengan mudah orang itu menangkap Maiza.
Maiza kaget dan berteriak minta tolong,
"Aaaahhhh....tttooollllooonnnggg"
Orang itu seketika menutup mulut Maiza dengan tanganya.
Maiza berontak,namun tenaga orang itu lebih besar darinya sehingga diseretnya ia kedalam mobil kemudian mobilnya melaju kencang.
Maiza menangis ketakutan,matanya masih tertutup dia tak berani membuka mata.Maiza memohon-mohon kepada orang itu untuk melepaskanya.
"Tolong lepaskan aku...turunkan aku...aku mohon..."
"Aku gak akan melepaskanmu,gak akan kubiarkan seorang wanita cantik berjalan sendirian dijam segini" ucap orang itu.
Seketika Maiza terdiam,suara orang itu seakan tak asing ditelinganya.Maiza perlahan membuka matanya dan terlihat seorang laki-laki berparas tampan disampingnya sedang menyetir.Seorang laki-laki yang tentu saja Maiza mengenalnya.
"Dipta!" ucap Maiza,Maiza kaget mengapa Dipta ada disekitar rumahnya padahal yang Maiza tau Dipta berada di negara A.
"Apa.." ujar Dipta sambil tersenyum.
Maiza yang masih kaget,takut dan bingung tak tau mau bilang apa dan tak tau harus bagaimana.Perasaan Maiza campur aduk,ia hanya bisa menangis dan menangis.
"Hei,jangan menangis" ucap Dipta.
Bukanya berhenti tangisan Maiza malah semakin kencang,dia seolah melepaskan beban yang ada dalam dirinya dengan menangis kencang.
"Hei..hei..hei..Maiza.." Dipta panik dibuatnya dia tak fokus menyetir.
"Kenapa menangisnya semakin kencang sih?" guman Dipta sambil melipir memarkirkan mobilnya pinggir jalan.
"Ok..kamu bisa luapkan semua emosi yang ada didiri kamu sekarang" ucap Dipta sambil menatap Maiza.
Begitu Dipta menatapnya tangis Maiza seketika berhenti.
"Kenapa berhenti?" tanya Dipta yang masih serius menatap Maiza.
"Ahkkk..aku malu" jawab Maiza pelan sambil menutupi wajahnya dengan kedua tanganya.
Dipta tersenyum,lalu ia mengelus puncak kepalanya Maiza.
"Kamu bisa nangis sambil teriak-teriak,luapkan semuanya,setidaknya bisa sedikit meringankan beban dalam dirimu" ujar Dipta.
"Tidak mau" ucap Maiza singkat.
"Kenapa?"
"Banyak kendaraan yang lewat,kalau aku berteriak dan menangis mungkin mereka akan berhenti dan memeriksa kita"
"Tak masalah"
"Mereka akan salah paham pada kita"
"Dengan kita berhenti dipinggir jalan seperti ini dijam segini pun mungkin orang-orang sudah banyak yang salah paham sama kita"
"Ayo jalan" pinta Maiza karena takut orang salah paham pada mereka berdua.
Dipta pun melajukan lagi mobilnya dengan tersenyum karena merasa lucu dengan tingkah polahnya Maiza.
...----------------...
Dipta memarkirkan mobilnya disebuah parkiran apartemen.Dipta turun dari mobil dan menurunkan kopernya Maiza,lalu Dipta pun membukakan pintu mobil untuk Maiza.
Maiza merasa sungkan untuk turun dari mobil karena ia tidak tau dibawa Dipta kemana.
"Ayo" ajak Dipta sambil menggenggam tangan Maiza berjalan menuju lift apartemen.
Tak lama Dipta dan Maiza pun sampai ditempat yang dituju,sebuah apartemen mewah dengan pemandangan kota yang sangat cantik.
Dipta menunjukan kamar untuk Maiza,
"Kamu bisa istirahat disini"
"Terimakasih" ucap Maiza sambil masuk kedalam kamar itu.
Adzan subuh pun berkumandang,Maiza menunaikan kewajibanya dan setelah itu ia keluar dari kamarnya duduk menghadap jendela dengan matahari muncul diufuk timur memancarkan cahaya indahnya di pagi hari.
Dipta juga keluar dari kamarnya lalu membuat teh hangat untuknya dan Maiza.Dipta berjalan kearah Maiza yang sedang duduk termenung dengan masih mengenakan mukenanya.
Dipta memberikan segelas teh hangat untuk Maiza dan Maiza menerimanya dengan mengucapkan terimakasih.
"Kamu sangat cantik memakai itu" ucap Dipta memuji Maiza dengan mukenanya.Dan Maiza hanya tersenyum.
Dipta pun bergabung bersama Maiza dan mereka sama-sama menikmati teh hangatnya.
"Kenapa kamu bisa ada didekat rumahku?" tanya Maiza.
"Aku mengkhawatirkanmu" jawab Dipta singkat.
"Apa jarak dari negara A ke negara D sangat dekat?" tanya Maiza lagi.
"Aku dari kemarin sore sudah ada disini"
"Apa ada urusan?"
"Ya,aku rindu seseorang.Tetapi ketika aku menghubunginya dia terlihat sedih jadi aku khawatir dari semalam aku berdiri didepan rumahnya dan tanpa disangka dia keluar rumah dijam yang tak semestinya seorang wanita berjalan sendirian" ucap Dipta dan Maiza pun terdiam.
"Terimakasih bagi yang telah membaca,jangan lupa like komen sebagai penyemangat untuk bab selanjutnya".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments