"Hallo" ucap seorang wanita menjawab panggilan teleponnya Dipta.
"Apa ini nomor nya Maiza?" tanya Dipta,karena suara yang menjawab teleponya berbeda dengan suara Maiza.
"Iya ini nomornya Maiza,saya kakaknya" jawab wanita itu.
Kemudian Dipta berbincang dengan kakaknya Maiza,kakaknya memberitahu Dipta bahwa Maiza sedang sakit dan saat ini sedang menjalani perawatan intensif di salah satu rumahsakit ternama di negara S.
Dipta kaget mendengarnya,dengan segera ia memberitahu Kaili dan Kenris tentang sakitnya Maiza.Dipta dan Kaili dengan segera menjadwalkan penerbangan ke negara S untuk bertemu Maiza.Sedangkan Kenris dia akan menyusul nanti setelah pekerjaanya selesai,karena memang sudah tidak ada waktu lagi ia harus segera menyelesaikan pekerjaanya.
Sesampainya dinegara S,Kaili dan Dipta langsung menuju rumahsakit yang dituju,dimana dirumahsakit itu lah Maiza dirawat.
Dipta dan Kaili mencari ruanganya Maiza dengan petunjuk yang diberikan pihak rumahsakit.
Dipta melihat Nero yang keluar dari ruangnya,
"Bang Nero" panggil Dipta,Nero pun melihat Dipta dengan tatapan tidak sukanya.
Nero kemudian membawa Dipta memasuki pintu tangga darurat dimana disana sepi tidak ada orang.Nero kemudian mendorong Dipta kedinding lalu menarik kerah bajunya,
"Lo apain adik gue,hah?" Nero yang sudah begitu kesal dari semenjak Maiza diajak main Dipta ketaman hiburan dan kini orang yang membuatnya kesal ada didepan matanya sehingga ia meluapkan kekesalanya saat itu juga.
"Dipta" teriak Kaili yang mengikuti Nero dan Dipta dibelakang.
"Gue gak mukul perempuan,sebaiknya gak ikut campur urusan gue dan dia" ucap Nero pada Kaili tanpa melihatnya karena tatapan tajam Nero fokus pada Dipta.
Kaili pun terdiam dan Dipta memberi kode pada Kaili supaya ia keluar dari sana.Kaili menurutinya ia membiarkan Dipta dan Nero menyelesaikan permasalahan diantara mereka.Kaili percaya pada Dipta,dia bisa mengatasi itu.
Dipta pasrah ditangan Nero walaupun Nero memukulnya.
"Pukul gue bang,jika itu membuat abang lega"
"Gue akan buat perhitungan dengan lo jika terjadi apa-apa pada Maiza,ingat itu" Ucapan janji Nero yang gak main-main.Nero melepaskan Dipta ia kemudian keluar dari sana.
"Izinkan gue bertemu dengan Maiza bang" pinta Dipta yang membuat Nero berhenti melangkah.
"Coba saja kalau lo berani" ucap Nero dengan sinisnya.
"Gue akan tetap menemuinya,walaupun abang tak mengizinkanya" Dipta nekat menantang Nero.
"Seandainya ini bukan rumah sakit,gue pastikan kaki lo patah" ucap Nero sambil berlalu meninggalkan Dipta dan juga Kaili yang berdiri didepan pintu.
"Apa yang terjadi dengan Maiza,sampai-sampai abangnya marah seperti itu?" tanya Kaili pada Dipta.
"Gue belum sempat bicara sama Maiza semenjak kembali ke negara A" jawab Dipta.
"Sekarang bagaimana?" tanya Kaili lagi,ia merasa bingung akan situasinya.
"Gue akan tetap menemui Maiza apapun resikonya" Dipta sudah bertekad bulat.
"Lo gila Dip,belum juga lima menit abangnya ngomong dia gak ngizinin kita bertemu Maiza. Kaili khawatir pada Dipta.
"Tenang saja Nero gak akan melakukan apapun ke gue didalam rumahsakit ini.Urusan diluar gue gak peduli" Ucap Dipta.
Lalu Dipta dan Kaili kembali mencari ruanganya Maiza sesuai dengan petunjuk pihak rumahsakit.Akhirnya ruanganya Maiza ketemu Dipta pun kemudian masuk.
"Dipta,kak Kaili" ucap Maiza yang kaget campur bahagia melihat Dipta dan Kaili disana.Kaili kemudian memeluk Maiza dan terisak.
"Hei..kak,jangan menangis"
"Bagaimana kalian tau aku ada disini?" tanya Maiza penasaran.
"Itu gak penting,yang terpenting bagaimana keadaanmu sekarang?" Dipta balik bertanya.
"Ya seperti ini lah aku,dari kecil aku harus sesekali berada dirumahsakit ini" jawab Maiza dengan tersenyum.
"Ma'afkan aku,aku tidak tau sehingga membawamu ketaman hiburan dan naik wahana ekstrim disana" ucap Dipta.
"Gak apa-apa lagian aku senang pergi kesana bersama kalian,dan itu pertama kalinya aku pergi ketaman hiburan" Maiza tersenyum dengan wajah yang pucat.
Ketika Maiza bicara dengan Dipta dan Kaili didalam ruanganya ternyata di depan pitu Nero berdiri,Nero mendengar Maiza yang tertawa bahagia didalam sana sehingga ia mengurungkan niatnya untuk masuk dan memberikan waktu pada mereka.
...----------------...
Keesokan harinya karena pekerjaan Kenris sudah terselesaikan maka Kenris sekarang sudah ada dirumahsakit tempat Maiza dirawat,ia membawa bunga untuk Maiza bunga spesial sebagai penyemangat untuk kesembuhan Maiza.Begitu Kenris masuk disambut senyuman Maiza,Kenris masuk dan memberikan apa yang ia bawa.Maiza sangat menyukai bunga pemberian Kenris.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Kenris dengan sedikit kaku dan tertunduk tak berani menatap mata Maiza.
"Alhmdulillah sekarang agak baikan" jawab Maiza.
Maiza pun sama dia gugup bila berhadapan dengan Kenris.
Kenris dan Maiza mempunyai sifat yang sama-sama dingin,gak banyak bicara dan juga introvert.
Tetapi kalau sama orang yang sudah sangat dekat mereka akan terlihat berbeda,mereka hangat dan suka bercanda.
Seperti saat ini mereka sama-sama diam sehingga satu ruangan itu sangat hening.Tetapi ketika pandangan mata mereka bertemu keduanya tersenyum dan salah tingkah.
"Apa?" tanya Kenris sambil tersenyum,Maiza yang malu-malu menggelengkan kepalanya.
Kenris mulai sedikit berani menatap Maiza,dan sudah dipastikan Maiza hatinya tak karuan ditatap oleh seorang Kenris yang tampannya gak ada obat.
Sifat dingin dan tenangnya itu menjadi daya tarik Kenris yang bisa membuat wanita histeris termasuk Maiza saat ini,Maiza berusaha sebisa mungkin membuat dirinya tenang.Tetapi Maiza sudah tak tahan lagi ia pun menutup wajahnya dengan kedua tanganya,
"Jangan menatapku seperti itu,aku malu" ucap Maiza.
Dan Kenris pun tertawa melihatnya,Kenris mengusap kepala Maiza dan berkata,
"Iya,ma'afkan aku"
"Oke,aku gak akan menatapmu seperti tadi" Kenris berusaha membuka tangan Maiza.Lalu Maiza membuka tanganya perlahan tetapi emang dasar Maiza sudah sangat malu begitu melihat wajah Kenris yang tersenyum dihadapanya ia malah histeris dan menenggelamkan wajahnya pada bantal.
Dan Kenris pun tertawa lagi.
"Apa semenakutkanya aku,sampai kamu seperti itu?" Kenris sedikit usil pada Maiza.
"Bukan menakutkan tetapi aku malu kamu menatapku seperti itu" jawab Maiza dari bawah bantal.
"Oke..oke..aku gak seperti itu lagi" ucap Kenris.Wajah Maiza pun keluar dari bantal dan ia pun senyam senyum begitu pula dengan Kenris jadinya mereka berdua tertawa menyadari kekonyolanya sendiri.
Didepan pintu ruangan Maiza ada Kaili dan Dipta berdiri.Mereka mendengarkan Kenris dan Maiza tertawa bahagia didalam ruanganya.
Seketika Dipta tertegun dan mematung,
"Ayo kita beli makanan dulu gue lapar" pinta Kaili,salah satu cara menjauhkan Dipta dari ruangan itu.Kaili menggandeng tangan Dipta dan Dipta pun ngikut saja tanpa berkata apapun.Kaili membeli makanan untuk sarapan mereka,dan Kaili membelikan Dipta secangkir kopi untuknya.
"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Kaili yang khawatir pada Dipta.Dipta mengangguk.
"Mulai saat ini lo harus sudah terbiasa dengan itu,karena kedepannya Kenris mungkin akan semakin dekat dengan Maiza" ucap Kaili.
"Ingat,lo sendiri yang minta bersaing dengan Kenris untuk mengambil hati Maiza" Kaili mengingatkan Dipta.
"Lo juga sih kenapa ngotot,padahal Kenris hanya ingin lo bisa bahagia bersama Maiza,dan lo pasti tau keseriusan Kenris seperti apa.Gue harap baik lo maupun Kenris bisa menerima hasil akhir dengan besar hati siapapun yang ditakdirkan bersama Maiza" ungkap Kaili.Dipta tertunduk,baru kali ini selama persabatan mereka Dipta dan Kenris menyukai gadis yang sama.Dan perasaan Dipta saat ini sungguh sulit dijelaskan,hanya satu kemungkinan bahwa Dipta saat ini sedang cemburu.
"Terimakasih untuk yang sudah membaca,jangan lupa like komen sebagai penyemangat untuk bab selanjutnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments