Maiza keluar dari kamar dengan membawa kopernya.Sedangkan Dipta duduk di sofa dan menunduk.
"Apa kita bisa makan malam dulu?" tanya Dipta yang sangat berharap Maiza menyetujuinya.
Maiza berfikir sejenak,belum juga Maiza menjawab Dipta sudah bicara lagi,
"Hari ini aku belum makan" keluhnya.
"Apa kamu gak makan siang tadi?" tanya Maiza dan Dipta menggelengkan kepalanya.
"Aku nunggu kamu tapi kamu gak kunjung datang".
Maiza merasa bersalah,dia makan siang bersama keluarganya sedangkan Dipta menunggu untuk bisa makan denganya.
"Hmmm...ma'af..untuk permintaan ma'afku,aku akan buatkan makanan untuk kamu.Gimana?"
"Untuk kita!" protes Dipta
"Karena aku ingin makan malam sama kamu"
"Hmmm...baik lah" Maiza menyetujuinya.
"Apa kamu akan memasak?" tanya Dipta sedikit ragu.
"Sebaiknya kita makan diluar,atau pesan makanan saja?" ucap Dipta pelan.
"Apa ada bahan makanan didapur?" tanya Maiza tanpa menghiraukan perkataan Dipta.
"Tidak,karena apartemen ini jarang ditinggali,tetapi kita bisa belanja bahan masakan dulu dibawah" jawab Dipta.
"Baiklah,kita mulai dengan belanja bahan-bahanya dulu,ayo" tanpa sadar Maiza memegang tangan Dipta,hati Dipta bahagia dibuatnya.
Mereka berdua pun pergi ke supermarket untuk belanja bahan-bahan masakan yang dibutuhkan.Maiza berjalan didepan fokus mencari bahan masakan yang ia butuhkan sedangkan Dipta dibelakang mendorong troli sambil senyum-senyum.
"Hari ini aku sangaaaat bahagia,bisa bersama gadis yang ku kagumi.Tuhan..aku sangat mencintainya,mungkinkah aku dapat berjodoh dengan gadis cantik dihadapanku ini?" bathin Dipta dengan penuh pengharapan.
Setelah dirasa cukup,mereka kembali ke apartemen dan Maiza siap untuk memasak.
Walaupun Dipta gak bisa masak tetapi dia suka melihat Kenris memasak jadi Dipta sedikit tau tentang dunia masak memasak.Dan ketika Maiza memasak Dipta terus saja merecokinya karena Dipta tak yakin kalau Maiza bisa memasak.
"Dipta!" Maiza sedikit kesal pada Dipta yang terus saja merecokinya,dan Dipta hanya cengengesan saja.
"Udah kamu duduk Disini,serahkan padaku semuanya" ucap Maiza sambil menuntun Dipta lalu mendudukanya di kursi mini bar.Dipta hanya tersenyum mengingat ia kini seperti anak kecil yang nurut pada ibunya.
"Bagus juga pemandangan dari sini,jadi bikin betah" gumam Dipta dengan santai ia menikmati pemandangan didepanya.Dari belakang Dipta melihat Maiza yang sedang serius memasak,Maiza sangat luwes dalam mengerjakanya,jadi Dipta sedikit tenang.
Dipta melihat Maiza tak memakai afron dan seketika Dipta mengambil afron lalu memakaikanya pada Maiza.Maiza kaget dikira Dipta memeluknya.
"Begini kan lebih baik" ucap Dipta sambil membenahi afron yang ia pasang pada Maiza.
Maiza masih terpaku dengan apa yang dilakukan Dipta barusan.
"Za,hei..Maiza.." panggil Dipta yang melihat Maiza terdiam.
"Hm..iya" jawab Maiza pelan.
"Masakanmu itu,jangan sampai gosong" goda Dipta.
Maiza tertunduk malu lalu bilang "terimakasih" untuk apronya.
...----------------...
Semua hasil masakan Maiza sudah tertata di meja,
"Ayo makan,ini spesial untukmu" ucap Maiza yang kemudian ia duduk di samping Dipta.
"Srrreeeett" Dipta menggeser kursi yang diduduki Maiza lebih berdekatan denganya.
"Aaahh..Dipta.." Maiza kaget,dia melihat pada Dipta,
"Begini kan lebih baik" ucap Dipta sambil tersenyum.
Dipta menatap makanan yang disajikan Maiza untuknya,
"Makanannya sangat menarik tetapi gue ragu untuk memakanya" ucap Dipta dalam hatinya.
"Kenapa?" tanya Maiza yang menyadari itu.
"Engga" Dipta menggelengkan kepala takut Maiza marah kalau sampai ketahuan ia meragukan masakanya.Dipta dengan ragu menyicip makananya sedikit dan ternyata diluar dugaan Dipta,ternyata makananya enak.
"Waaah...makanannya enak,aku suka.Kamu pintar masak Za" Dipta senang dan memuji Maiza.
Maiza meresponya dengan senyuman.
"Syukurlah kalau kamu suka"
"Hm..aku suka sekali,ini enak"
"Gak salah aku memilihmu jadi istriku" gumam Dipta.
"Jadi..kamu memilihku jadi istrimu karena aku bisa masak begitu?" sindir Maiza ketika gumaman Dipta terdengar olehnya.
"Bisa masak Itu bonus buat aku,point pentingnya aku cinta sama kamu"Sekali lagi Dipta membuat pengakuan pada Maiza.Mendengar pengakuan Dipta untuk yang kesekian kalinya membuat Maiza salah tingkah lagi dan lagi.
"Apa kamu bisa memasak?" tanya Maiza mengalihkan pembicaraan.
"Tidak" jawab Dipta sambil tak henti-hentinya makan.
"Cuman Kenris yang bisa masak,aku dan Kaili cuman bisa makanya aja.
"Jadi Kenris yang selalu masak untuk kalian?"
"Cuman sesekali,bu Zanna yang selalu masak buat kita"
"Siapa Bu Zanna?"
"Ibu kita bertiga"
"Hah,apa kalian saudara kandung?" Maiza bingung dengan jawaban Dipta.Dipta seketika berhenti makan lalu menjelaskan siapa bu Zanna.
"Aku,Kenris dan Kaili,kita itu sahabat dari kecil,jadi sudah seperti saudara.Dan bu Zanna itu pengasuhnya Kenris tetapi kita bertiga sudah menganggap bu Zanna dan suaminya pak Evan sebagai orang tua kami sendiri"
"Apa sekarang bu Zanna bersama kalian di negara A?"
"Ya,dari semenjak kami pindah dan bersekolah di negara A bu Zanna dan pak Evan ikut bersama kami"
"Sepertinya bu Zanna dan pak Evan orang baik sehingga kalian sangat menyayanginya" puji Maiza,Dipta pun tersenyum dan mengangguk lalu melanjutkan makanya lagi.
Setelah mereka selesai makan,Dipta mencuci piring.
"Yakin kamu bisa?" tanya Maiza dengan nada menyindir.
"Kami selalu gantian nyuci piring setiap habis makan,jadi ini hal biasa bagiku" ujar Dipta dengan bangganya.
Setelah semuanya selesai,Maiza pun diantar pulang Dipta sampai kedepan rumah Nero.
"Apa aku boleh ikut masuk buat menyapa keluargamu?" tanya Dipta,dijawab gelengan kepala oleh Maiza.
"Kenapa?"
"Karena kamu harus pulang kenegara A,penerbanganmu sebentar lagi,kalau kamu masuk dan ngobrol bisa-bisa kamu tertinggal pesawat.
"Aaacccchhhh...aku masih betah disini bersamamu Maiza".Rengek Dipta.
Kali ini Maiza tak begitu menghiraukan rengekan Dipta,ia langsung turun dari mobil dan berdiri didepan pagar rumahnya.
"Bye.." ucap Maiza sambil melambaikan tangan.
Dipta tersenyum dan membalasnya,
"Bye..sampai ketemu lagi"
Dengan berat hati Dipta melajukan mobilnya menuju bandara,kemudian mereka pun berpisah.
"Ma'afkan aku Dip,sepertinya ini pertemuan terakhir kita.Aku tak ingin kita terlalu nyaman sehingga lupa bahwa kita tak bisa bersama" batin Maiza.
...----------------...
Keesokan harinya Maiza kembali ke kampus.Maiza sudah menyiapkan diri dengan apapun yang terjadi dan dengan penuh percaya diri Maiza melangkahkan kakinya.Sepanjang jalan menuju kelasnya ternyata masih banyak orang yang bisik-bisik ketika melihatnya,namun Maiza sudah tak perduli.Dan sesampainya dikelasnya pun banyak orang yang terkejut melihatnya dan mengeluarkan kata-kata sindiran.
"Punya nyali gede juga tuh anak masih bisa masuk kampus"
"Setelah kebongkar dengan kakak angkat nya ternyata dia juga sudah tinggal bareng sama cowok lain"
"Jangan-jangan dia juga simpanan om om lagi"
Ucapan-ucapan teman sekelas Maiza yang terdengar ditelinga Maiza dan membuat dia heran kenapa ada yang bilang dia tinggal bareng sama cowok.
Maiza pun mencari tau di media sosialnya dan ternyata pemberitaan tentang dirinya kembali muncul.
Foto-foto dia dan Dipta yang keluar masuk apartemen dan juga beberapa foto di supermarket tersebar,dengan headline dan angle foto yang menjelaskan bahwa mereka tinggal bersama diapartemen mewah di pusat kota G.
"Apa lagi ini?,siapa sebenarnya yang membuat pemberitaan seperti ini?" banyak sekali pertanyaan yang muncul difikiran Maiza.
Untuk kali kedua Maiza menanggapinya santai,walaupun orang-orang disekelilingnya tak ramah padanya dan banyak yang ngejudge nya.
Begitupun di media sosial khususnya anak-anak yang satu kampus dengan Maiza banyak yang ngejudge Maiza dalam kolom komentar artikel tersebut.
Ponsel Maiza sibuk berdering dan itu dari keluarganya yang mengkhawatirkan keadaan Maiza terutama Nero.Tetapi Maiza meyakinkan mereka bahwa ia baik-baik saja.
Dan pemberitaan itu pun telah sampai pada Dipta.Dipta terus saja menghubungi Maiza,namun Maiza tak menghiraukanya.Karena Maiza berniat untuk menjauh dari Dipta supaya Dipta bisa melupakanya.
"Terimakasih untuk yang telah membaca,jangan lupa like komen sebagai penyemangat bab selanjutnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments