Indra terengah-engah mengambil nafas. Bajunya basah kuyup oleh keringat. Dia beristighfar. Melirik jam meja di atas nakas, 02.45.
Menapakkan kakinya di atas lantai kamarnya lalu duduk terdiam sambil memegangi kepalanya. Cuma mimpi. Tapi mimpi ini sudah berulang tiga kali dengan malam ini. Dan selalu terasa nyata.
Bergegas ke kamar mandi untuk buang air kecil. Lalu mengambil wudhu.
Melemparkankan baju basah keringat yang tadi dikenakannya ke dalam keranjang baju kotor lalu berjalan menuju lemari bajunya mengambil baju koko.
Dia menyalakan lampu dinding sebelum mematikan lampu tidur di meja nakas.
Sholat tahajud beberapa rakaat lalu ditutup dengan sholat witir. Indra terpekur di atas sajadahnya. Suara kedua anak laki-laki dalam mimpinya menjadi terngiang di kepalanya.
“Astaghfirullahal adziim..” Indra mulai berdzikir dan berdo’a.
Dia mengambil gawainya, mengirim pesan teks kepada Agung.
Indra_I got a nightmare again_ (Gue dapat mimpi buruk lagi)
Tidak berapa lama Agung membalas chatnya.
Agung_Masih mimpi yang sama?_
Indra_Yap. Bedanya ini lebih lama mimpinya. Potongannya lebih lengkap_
Agung_Bagaimana akhir mimpinya?_
Indra_Kayaknya gue pingsan, tertimpa plafon_
Agung_Apes banget mimpi Lu_
Indra_Tapi gak tau pingsan atau mati ya. Soalnya cuma terlihat gelap dan sunyi_
Agung_Plis deh gak usah horror gitu kalau cerita_
Agung_Lu udah cerita ke Abang Bram?_
Indra_Belum. Susah sekarang ngobrol sama Bram. Dia lagi bucin-bucinnya ke Adek Lo. Sepulangnya mereka honeymoon di New Zealand. Sering senyum-senyum sendiri. Diajak ngomong serius juga bawaannya melamun sambil senyum-senyum terus tersipu-sipu. Gedeg gue lihatnya_
Agung_(emot ngakak) Pengantin baru, dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak_
Indra melipat sejadahnya. Turun ke pantry untuk mengambil minum. Setelah berkeringat banyak dia merasa haus, sangat haus.
“Wah, tumben anak Papi sudah turun,” Papi ada di meja pantry tengah mengambil air hangat dari dispenser.
“Hmm…” Indra mengambil mug. Berdiri di samping Papinya untuk mengambil air dingin dari dispenser.
“Pi,” kata Indra setelah duduk dan meminum airnya, “Pernah gak mimpi yang sama berkali-kali?”
“Mmmm…” Papi berusaha mengingat-ingat, kemudian mengeleng, “Mimpi apa?”
“Indra dalam bahaya. Tapi ada suara 2 anak kecil yang sepertinya adik kakak mengingatkan Indra akan bahaya di tempat itu.”
“Bagus dong diingatkan sehingga luput dari marabahaya.”
“Tapi anak-anak tadi memanggil Papa pada Indra.”
“Anak-anak masa depan kamu? Calon cucu Papi?”
Indra mengangkat bahunya, “Kayaknya bukan masa depan deh tapi masa sekarang.”
“WHATT??! Terus gimana ceritanya kamu punya 2 anak??” Papi menatap Indra tajam, “Jangan-jangan, beberapa tahun terakhir ini kamu menjalin hubungan terlarang sampai membuahkan 2 anak laki-laki..”
“Astaghfirullah Papi… Nyebut, Pi..nyebut…” Indra mencebik kesal pada Papinya, “Jelek banget sih tuduhan Papi ke anak semata wayangnya? Memangnya Indra cowok keren apaan??”
Mereka berjalan beriringan sepulang dari masjid, subuh ini. Masih mengobrolkan tentang mimpi. Langit sudah mulai berubah warna.
“It just a dream_Cuma mimpi_,” kata Papi, ”Gak usah terlalu dipikirkan.”
“Mimpi yang gak biasa kan?”
“Coba tanya Mami. Barangkali ada keluarga Mami yang pernah mengalami hal seperti ini.”
“Maksud Papi ini sifatnya genetik?”
“Maybe. Who’s know?_Mungkin. Siapa tahu?”
“Gak perlu ke psikolog atau psikiater kah?”
Papi berhenti berjalan lalu menghadap Indra, “Mimpinya gak mengganggu keseharian kamu kan? Masih bisa beraktifitas normal kan?”
Indra mengangguk.
“So, do not exaggerate_Jadi, jangan terlalu berlebihan_”
Mami sedang menuang teh saat mereka masuk dan mengucap salam.
“Wa’alaikum salam. So sweet banget ya kalian. Bikin jealous,”.
“Ya sudah. Besok kita sholat shubuhnya bertiga di masjid ya. Bareng-bareng supaya gak ada yang jealous lagi,” Papi mengecup pipi Mami.
“Dih, gak usah di depan Indra kali..”
“Apaan?” tanya Mami.
“Sun-sunan kayak gitu.”
“Halaaah..” Papi mencibir, “Makanya buruan nyusul Bram.”
“Gampang banget ya ngomongnya..” Indra balas mencibir.
Indra meneguk perlahan tehnya.
“Mi, di keluarga Mami ada gak yang mimpiin hal yang sama dan berulang?”
“Maksudnya?”
“Mimpinya itu-itu saja dan berkali-kali..”
Mami mengerutkan kening sambil memiringkan kepalanya, berusaha mengingat.
“Kakek buyut kamu pernah. Mami ingat betul karena dibahas sewaktu jaman Mami sekolah, pelajaran sejarah. Tahun 1947."
Mami melanjutkan lagi, "Kakek buyut kamu berkali-kali mimpi hal yang sama, banyak orang mati tertembak. Di lapangan, di jalan-jalan. Mayat bergelimpangan di mana-mana. Bukan cuma orang dewasa saja tapi lansia, anak-anak. Laki-laki dan perempuan,” Mami duduk di kursi depan Indra.
“Serem amat, Mi.”
Mami mengangguk, “Dalam mimpi, ada yang berbisik ke Kakek, “Jangan lewat jalanan. Jangan sampai terlihat di jalanan. Bahaya. Sembunyi.”
Tengkuk Indra meremang.
“Terus?”
.
***
Readers ada yang pernah mengalami juga?
Mimpi yang sama berulangkali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
himawatidewi satyawira
ntar ndra..rem dulu, trs..trs ntar nabrak..
2023-10-26
1
himawatidewi satyawira
eh ada yng kost jg nebeng nginep kok gung..biar bisa mkn heratis🤣🤣🤣
2023-10-26
1