Sementara di rumahku, Ibuku sedang terbaring lemah di atas tempat tidur, sedari kemarin Ibu terus saja menangis karena kepergianku dari rumah.
Ayahku masuk ke dalam kamar dan menghampiri pembantuku.
"Bagaimana keadaan Nyonya? " tanyanya sambil duduk di tepi ranjang.
"Nyonya tak mau makan, Tuan. " Jawab bi Enoh.
Ayah menggenggam tangan Ibuku yg sedang terpejam, lalu mencium punggung tangannya " Maafkan aku, Melisa. ku mohon jangan siksa dirimu seperti ini. " ucap Ayahku sambil menatap ke arah Ibuku yg tertidur.
"Kau keluarlah, biar saya yg menjaganya" titah Ayahku kepada bi Enoh, bi Enoh mengangguk lalu pergi meninggalkan kamar kedua orang tuaku.
Tak lama Ibuku terbangun, beliau mengerjapkan matanya dan melihat Ayahku sedang duduk sambil memandangi nya. Ibuku membuang pandangan nya ke arah samping enggan melihat wajah Ayah.
"Aku tau kau masih marah kepadaku, jika kau rindu pada putrimu pergilah dengan Maman, Dia tau dimana Elisa berada" ucap Ayahku kemudian meninggalkan Ibuku seorang diri yg sedang termangu mendengar ucapan Ayahku. Ibuku menitikan airmata nya mengingat diriku lalu mengambil bingkai fotoku yg Ibu simpan dibawah bantalnya.
"Ibu akan ikut denganmu Sayang, Ibu takkan biarkan kau menderita diluar sana" ucap Ibuku lirih sambil mengusap bingkai fotoku.
.
.
Sementara itu di apartemen, Samy sedang menyiapkan makan malam untuk kami berdua, dia sibuk memasak ini dan itu seperti seorang koki. aku yg baru saja bangun tidur keluar dari kamar dan menghampirinya di dapur.
"Apa yg kau masak? baunya sangat enak" seruku sambil mengendus aroma masakan yg sedang dia masak.
"Cuci muka dulu, muka anda penuh iler" ucapnya sambil terus mengoseng, aku terkejut lalu refleks berlari menuju kaca dan berkaca. Aku melongo karena tak ada apapun di pipiku, aku merengut lalu berjalan menghampiri Samy yg sedang terkekeh lalu memukul lengannya.
"Dasar kau jahil, mana ada iler di pipiku hah! " teriakku sambil terus memukul lengannya, Samy tertawa sambil mengaduh kesakitan karena pukulan ku.
"Aduh ampun Elisa, hentikan! " teriaknya sambil mengelak, dia berlari dan aku mengejarnya, aku terus memukul lengannya dan tiba-tiba Samy menahan kedua tanganku dan menguncinya ke belakang. Tatapan kami berdua saling bertemu tatapan kami saling bertemu. aku menatap bibir **** milik Samy dan menelan ludah ku dengan susah payah, entah kenapa otakku mulai nakal, pikiran ku traveling ke mana-mana.
Samy mendorongku sampai tubuhku menabrak tembok, dia terus menatapku dengan tatapan yg menggoda seolah dia tahu kalau aku sedang merasa gugup. Aku balik menantang tatapan Samy sambil menyandarkan tubuhku di tembok mencoba menggodanya.
"Kenapa kau terus menatapku? apa kau ingin menerkam ku? " tanyaku memancing, Samy mendekatkan wajahnya hingga nafasnya terasa menyentuh wajahku membuat tubuhku seketika merinding hebat, jantung ku berdegup kencang aku berusaha menelan ludah ku dengan susah payah.
"Kalau iya kenapa? kita kan sudah menikah " jawabnya masih mengunci kedua tanganku, aku tersenyum merasa ambigu dengan perkataannya yg seolah mengintimidasi ku.
"Kita hanya pura-pura menikah, Samy. dan aku yakin kau takkan berani berbuat macam-macam kepadaku" ucapku sambil menatapnya tajam, Samy tersenyum menyeringai " Kalau saya berani, bagaimana? " tanya Samy menantang ku.
"Kau takkan.... " belum selesai aku berbicara, Samy langsung menyambar bibirku,aku terkejut dan mematung. awalnya dia hanya menempelkan bibirnya saja, melihat aku tak melawan dia lalu mulai mengemut bibirku dengan lembut, dia mengemut bergantian atas dan bawah membuatku menahan nafas. jujur ini ciuman pertamaku dan aku tak mengerti cara berciuman seperti apa. "lidahmu" bisiknya, aku seperti mendapat dorongan dari otakku lalu aku menjulurkan lidahku, Samy mengesap lidahku dengan lembut membuatku mendesah lirih lalu kedua tangan ku refleks mengalungkan di leher Samy. Aku menikmati setiap kecupan dan juga isapannya yg benar-benar membuatku candu. rasanya aku tak ingin berhenti meskipun aku sadar ini salah. setelah beberapa menit Samy pun melepaskan Ciuman nya karena tercium bau gosong dari dapur.
"Astaga, masakanku! " teriaknya lalu segera berlari meninggalkan ku yg kesulitan bernafas, Samy langsung mematikan kompor dan mengacak rambutnya frustasi melihat masakannya gosong karena lupa mematikan kompornya, sementara aku masih mematung sambil memegangi bibirku yg agak bengkak karena ulah Samy.
'Ternyata begini rasa nya ciuman, kenapa begitu candu. rasanya aku ingin lagi' ucapku dalam hati sambil menatap Samy dari kejauhan.
'Semakin dilihat dia semakin mengagumkan, aduh aku ini kenapa sih? masa iya aku mulai menyukai Samy? ' rutukku dalam hati. Samy berjalan menghampiri ku dan menyentil dahiku.
"Awww!! sakit tau! " teriakku merasakan sakit di dahiku.
"Jangan bengong, cepat mandi nanti kita makan bersama. aku akan memasak yg baru karena yg tadi gosong" ucapnya sambil menggaruk lehernya yg tak gatal.
"Makanya kalau masak jangan sambil kemana-mana, jadi gosong kan. jahil sih jadi orang" kataku sambil memanyunkan bibirku.
"Udah cepat mandi, atau aku akan menciummu lagi atau bahkan bukan hanya bibir tapi juga... " ucapnya menggantung sambil melirik tubuhku, aku sontak menutup bagian dadaku dan menatapnya tajam.
"Dasar mesum!! " teriakku lalu berlari ke dalam kamar, ku dengan Samy tertawa dengan lantang, merasa puas sudah meledek ku. lalu dia kembali memasak di dapur sedangkan aku mandi dan berganti pakaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
untung bahannya kasihbada... ya...jadi bisa masak lagi.. jangan gosong ya..
😂😂😅
2024-04-18
0
Dwi Winarni Wina
So sweet banget dan romantis elisa menikmati ciuman pertamanya diambil samy,,,,
2023-12-23
2
julia santoso
ET dah! gercep si Samy😁😁😁😁
2023-12-11
1