EPISODE 8.
Di ruang baca, Ayah sedang berdiri menghadap sebuah foto besar yg dimana terdapat 3 orang di dalamnya yaitu Ayah, Ibu dan juga aku. Aku masuk dan mendekati Ayahku dengan perasaan yg tak karuan, bahkan jika Ayah akan memukulku pun aku sudah siap.
"Ayah... " panggil ku dengan sedikit gemetar.
"Kenapa harus dia, Elisa? " tanya Ayah singkat. Aku menarik nafas berat, suaraku seperti tertahan di tenggorokan ku.
"Kenapa harus dia, Elisa? " tanya Ayah kembali tanpa membalikkan badannya.
"Karena aku mencintainya, Ayah" jawabku sambil memberanikan diri. Ayah menarik nafasnya dalam sambil terus menatap bingkai foto di hadapan nya, Tatapan nya sendu seperti sedang menahan sesuatu.
"Apakah dia bisa membahagiakan mu, secara materi maupun batin? " tanya Ayahku kembali masih dengan posisi yg sama tidak ingin melihatku.
"Aku sangat yakin, Ayah. Aku sudah bersamanya beberapa tahun dan dia tak pernah sekalipun menyakitiku" jawabku meyakinkan Ayah, aku bicara apa adanya karena memang selama ini Samy tak pernah sekalipun menyakiti dan melukai hatiku.
"Ayah membesarkan mu dengan kasih sayang dan juga kemewahan, apakah kau siap jika itu semua Ayah tarik dari dalam hidupmu, Elisa? " pertanyaan Ayah membuatku terkejut, Ayah membalikkan badannya dan menghampiriku, aku menatap Ayah dengan mata yg berkaca-kaca. Aku sangat paham apa yg Ayah maksudkan kepada ku, Dia akan mengusir ku dari rumah dan juga menarik semua fasilitas yg ku miliki saat ini.
"Jika memang itu bisa membuat Ayah memaafkan ku, aku ikhlas" jawabku dengan suara yg serak, airmata ku lolos begitu saja tak bisa ku tahan, aku sadar apa yg aku lakukan ini membuatnya murka, hanya saja Ayah tidak berani memukulku karena aku anak perempuan.
Ayah membuang nafasnya dengan kasar, lalu dia duduk di kursinya sambil memijat keningnya. Aku yg sejak tadi berdiri sambil terisak hanya bisa menundukkan kepalaku.
"Pergilah, buktikan jika memang kau bahagia tanpa Ayah dan Ibumu" akhirnya keputusan itu keluar dari mulut Ayah memintaku untuk pergi dari rumah, aku langsung membalikkan badanku dan keluar dari ruangan nya. Aku langsung berlari ke dalam kamar sambil menangis dan segera mengambil koperku.
Samy dan juga Ibu yg sedari tadi menungguku terkejut saat melihat ku keluar sambil menangis, Samy segera menyusulku sedangkan Ibuku menangis sambil terduduk di sofa, Ibu pasti tau apa yg terjadi dan dia sangat mengerti tabiat suaminya.
Samy menyusulku ke kamar, dia terkejut saat melihatku sedang memasukkan baju kedalam koper besar, dia menghampiriku dan menghentikan ku.
"Apa yg sebenarnya terjadi? Kenapa kau memasukkan bajumu ke koper? " tanya Samy dengan keheranan. Aku langsung memeluk tubuhnya sambil terisak, rasanya sangat sakit dalam dada ini. Sakit karena telah menyakiti Ayah dan juga karena di usir oleh Ayah ku. Tapi aku sudah tau bahwa hal ini pasti akan terjadi.
"Mulai sekarang aku bukan bos mu lagi, kita akan tinggal di apartemen ku" jawabku sambil menyeka airmata ku.
"Bereskan bajumu, lalu kita pergi dari sini" titah ku kepada Samy, Samy mengerti lalu dia meninggalkan ku dan pergi menuju kamarnya. Ayahku masih berada di dalam ruang baca, dia masih terdiam sambil memejamkan matanya. Ibuku menghampirinya dengan mata yg masih basah karena menangisi ku.
"Kenapa harus seperti ini? Dia putri kita Satu-satuny Alex? " tanya Ibuku sambil terisak.
"Aku hanya memberikan sedikit pelajaran untuknya, agar dia mengerti resiko yg dia Terima dari perbuatan nya" jawab Ayah ku datar. Ibuku kembali terisak, Ayah bangkit dan menghampiri Ibuku lalu memeluknya.
"Kenapa kau sangat kejam Alex?" ucap Ibuku sambil memukul dada Ayah ku.
"Maaf hanya ini yg bisa aku lakukan untuk menghukumnya, setidaknya aku sudah berusaha untuk tidak memukul dan memakainya meskipun aku sangat ingin" ujar Ayah sambil mengusap rambut Ibuku.
Ibuku semakin terisak mendengar penuturan Ayahku, sebagai seorang Ibu pasti merasakan sakit saat melihat anak semata wayangnya di usir dari rumah, Ibuku masih bisa mentolerir kesalahan ku akan tetapi tidak dengan Ayahku.
Aku menarik koperku dan berjalan menuju pintu, Ibuku langsung menghampiri ku dan memelukku dengan erat, aku kembali terisak dan ku dapati Ibuku juga menangis merasa tak rela melepaskan ku.
"Maafkan Ayah ya Nak, Ibu yakin suatu saat dia akan menarik kembali perkataan nya dan memaafkan mu" ucap Ibuku sambil mengusap kedua pipiku yg basah, aku masih terisak dadaku terasa sesak.
"Ibu baik-baik ya disini,maafkan aku ya Bu karena tak berbakti kepada Ayah dan Ibu" ucapku sambil terisak.
"Kemana kalian akan tinggal? " tanya Ibuku kepada aku dan Samy.
"Aku punya apartemen Bu di pinggir kota, jika Ibu rindu padaku datang saja" jawabku sambil tersenyum. Ibu kemudian memelukku kembali dan mencium seluruh wajahku.
"Nak Samy, Ibu titip Elisa padamu. Jaga dan sayangi dia, bahagiakan dia" pinta Ibuku sambil menatap Samy.
"Saya janji Nyonya, saya akan membahagiakan Elisa" ucap Samy dengan tegas, aku menoleh kearahnya dan dia tersenyum kepadaku. Aku tertegun karena ini kali pertama Samy tersenyum, dan senyuman itu sangat mempesona. Ibu melepas kepergianku dengan isak tangisnya begitupun aku yg sebenarnya tak bisa jauh dari Ibuku. Aku masuk ke dalam mobil dan Samy langsung membawaku pergi, Ibuku masih menangis sedangkan Ayahku hanya memandang kepergian kami melalui jendela atas.
"Awasi Elisa dan Samy, laporkan setiap gerak geriknya padaku. Jangan sampai ketahuan, dan awasi juga William" titah Ayahku kepada seseorang melalui telpon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
meskipun ayahnya menghukum.tapi tetap melindungi dan sayang sama anaknya. ga tega.. 🤭
2024-04-18
0
Dwi Winarni Wina
Akhirnya sam dan elisa pergi dr rmh
2023-12-23
2