EPISODE 7.
Aku dan Samy pergi ke kantor KUA untuk membuat surat nikah, kami mendaftarkan diri lalu kami berdua di foto untuk di pasang dibuku nikah.setelah berfoto bersama kami pun menunggu di ruang tunggu, aku merasa gelisah dan juga takut akan tetapi aku harus menerima apapun konsekuensi nya.
15 menit kemudian kami pun di panggil dan buku nikah kami sudah jadi, aku tersenyum melihat buku nikah yg ada di tanganku ini.
'Andai ini bukan nikah pura-pura, aku pasti sangat bahagia' pikirku dalam hati. Aku melirik Samy yg ada di sampingku, ku lihat dia sedang memegang buku nikah miliknya dengan tatapan yg sendu. Mungkin dia pun merasakan sama seperti yg aku rasakan. Kami pun kemudian kembali ke kantor untuk menandatangani surat perjanjian kontrak yg terdapat beberapa point selama kami berdua menikah, salah satunya adalah kontak fisik dan tidur beda kamar.
Samy membaca surat kontrak itu dengan teliti lalu dia menandatangani nya. Ada sedikit perasaan tidak rela di dalam hati ku entah kenapa aku pun tak tahu, aku hanya tersenyum getir saat melihat tanda tangan milik Samy.
"Mulai sekarang kita adalah suami istri, jadi saat aku mengungkapkan fakta ini kamu harus pura-pura mesra di depan Ayahku ya" ucapku kepada Samy, dia hanya mengangguk pelan tanpa menjawab perkataan ku.
.
.
Hari yg di tunggu telah tiba, hari dimana aku akan dijodohkan dengan William. Ayah dan Ibuku sedang asik mengobrol dengan orang tua William di ruang tengah, sedangkan aku masih berada di dalam kamar, tanganku mendadak basah karena merasa gugup dan juga sedikit takut. Begitupun dengan Samy, dia sedang merasa gusar, takut kalau Ayahku akan mengamuk saat mengetahui kalau dia dan aku sudah menikah.
Aku dan Samy keluar kamar secara bersamaan, ku dapati Ayahku sedang asik tertawa dengan calon besannya om Steven, sedangkan Ibuku sedang asik berbincang dengan tante Laura dan juga William. Aku mendekati mereka bersama dengan Samy, jantungku berdetak sangat kencang, semakin dekat semakin kencang sampai rasanya jantung ku ingin loncat keluar dari tubuhku.
"Nah ini dia calon pengantin kita, Elisa sini sayang" seru Ayahku sambil melambaikan tangannya kepada ku. Aku menengok ke arah Samy, Samy hanya menganggukkan kepala lalu aku mengenggam tangan Samy di depan mereka semua.
Ayahku yg sedang tertawa tiba-tiba langsung terdiam dengan tatapan yg berubah menjadi tajam ke arah kami berdua. Dia langsung berdiri di susul oleh Ibuku yg berusaha menahan Ayahku karena Ibuku pun sama terkejutnya dengan Ayah.
"Elisa, apa maksudnya ini? " tanya Ayahku dengan tegas.
"Ayah maafkan aku, akun tidak bisa melanjutkan perjodohan ini" jawabku sambil berusaha menatap mata Ayahku.
"Apa maksudnya ini pak Alex? " tanya om Steven bingung, sementara William hanya terdiam sambil mengepalkan tangannya.
"Sabar Steven, biar aku yg berbicara dengan putriku" ucap Ayah lalu menghampiriku.
"Apa maksud semua ini, Elisa? Kau mau mempermalukan Ayah? " tanya Ayahku sambil menatapku. Aku yg di tatap oleh Ayahku berusaha sekuat mungkin untuk bisa melawannya.
"Aku mencintai Samy, Ayah. Dan kami berdua sudah menikah" jawabku sambil menggenggam tangan Samy dengan sangat erat, jujur saat ini aku sangat takut jika Ayahku ini akan mengamuk.
"Apa itu benar, Sam? " tanya Ayahku kepada Samy.
"Maafkan saya, Tuan. Tapi apa yg Elisa bilang adalah benar" jawab Samy dengan muka yg datar padahal hatinya sama sepertiku saat ini.
Ayah mengusap wajahnya dengan kasar, sedangkan Ibuku, tante Laura dan William hanya terdiam dengan tatapan yg bingung dan juga tak percaya. William berdiri dan mendekati kami, dia sudah berusaha untuk menahan dirinya tetapi rasa amarahnya terlalu besar. Hingga tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di pipi Samy.
BUG
Semua orang berteriak termasuk Ayahku, Samy jatuh tersungkur di sampingku dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.
"Samy! " teriak ku lalu langsung menghampiri Samy, aku lalu membalikkan badan dan menatap William dengan tajam.
"Apa-apaan kau Will, berani kau memukul suamiku! " tanya ku sambil memelototinya.
"Dia memang pantas di pukul, ajudan tidak tau diri! " jawabnya sambil menunjuk ke arah Samy. Aku membantu Samy untuk berdiri dan mengelap darah yg ada di sudut bibirnya dengan jariku.
"Apakah sakit? " tanya ku dengan cemas.
"Tidak sayang" jawabnya singkat, aku merasa meleleh saat Samy memanggilku dengan kata "Sayang". William melihat nya merasa tersulut dan hendak ingin memukul Samy kembali, akan tetapi di tahan oleh Ayahku.
" kenapa om menghalangi ku? " tanya William kesal.
"Biar om yg urus ini. Stev, Laura aku minta maaf atas insiden ini. Kita bisa membicarakan ini lain waktu ya. Maaf bukan aku berniat mengusir kalian tapi ada yg harus aku selesaikan bersama putriku" jawab Ayah sambil meminta maaf kepada om Steven dan tante Laura.
"Baiklah Lex, kabari aku jika semua sudah clear, ayo sayang kita pulang. Will ayo! " ajak om Steven kepada istri dan juga William.
William yg kadung kesal lalu mendengus dan pergi meninggalkan rumah ku. Aku dan Samy masih terdiam di hadapan Ayahku.
"Temui Ayah di ruang baca, dan kamu Samy tunggu disini" titah Ayah.
"Baik Ayah" sahutku lalu Ayah ku segera pergi menuju ruang baca, saat aku hendak mengikutinya tiba-tiba Samy menahan tanganku.
"Aku ikut! " ujarnya.
"Tidak apa-apa, Ayah tidak akan memakanku. Tunggu disini saja" ucapku lalu melepaskan tangan Samy dan segera menyusul Ayahku.
Samy menatap ku dengan tatapan sendu, dia takut kalau Ayah akan menyakitiku, ada perasaan bersalah dalam dirinya karena telah ikut andil dalam rencanaku ini.
"Nak Samy, duduk sini. Saya ingin bicara" titah Ibuku memanggil Samy yg masih berdiri mematung. Samy menganggukkan kepala lalu duduk di kursi berhadapan dengan Ibuku.
"Apa yg sebenarnya terjadi, Nak? Apa benar kalian sudah menikah? "Tanya Ibuku dengan hati-hati. Samy mengangkat kepala nya dan menatap Ibuku.
"Benar Nyonya, saya dan Elisa sudah menikah" jawab Samy dengan mantap, tak ada keraguan sama sekali dari kata-kata yg keluar dari bibirnya. Ibuku menarik nafas dengan berat lalu menyandarkan dirinya di sofa sambil memijat keningnya.
"Nyonya baik-baik saja? " tanya Samy cemas.
"Saya baik, hanya sedikit terkejut saja. Saya justru menghawatirkan Elisa di dalam sana" ucapnya sambil menatap ke dalam ruang baca milik suaminya. Samy pun seketika merasa khawatir dan cemas kepada Elisa, disaat dia hendak bangun tapi Ibuku menahannya.
"Biarkan Nak, biarkan Elisa yg menyelesaikan urusannya dengan Ayahnya" ucap Ibuku menahan Samy.
Samy pun membuang nafasnya dengan kasar, lalu mengusap wajahnya dengan frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
Elisa InsyaAllah selamat ya ... kan jodohnya adalah Sammy...🤲🙏🏻😍
2024-04-18
0
Dwi Winarni Wina
Tenang sam seorang ayah tdk akan tega menyakiti putri kesayangan,,,
2023-12-23
1
Aerik_chan
Semangat
2023-08-12
1