EPISODE 9.
Mobil melaju membelah heningnya kota, aku masih sesegukan bekas menangis tadi, Samy yg tak tega lalu menggenggam tanganku. Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya.
"Aku janji takkan meninggalkan mu sendiri, kita akan menghadapi ini bersama" ucapnya sambil menatap ke depan. Aku termangu dengan ucapannya, entah ini nyata atau dia hanya sedang berusaha menghiburku akan tetapi kata-kata dan juga sentuhannya membuatku merasa sedikit tenang. Aku tidak menjawab dan hanya terdiam lalu ku palingkan kembali wajahku menatap ke arah luar jendela.
Tak lama mobil kami pun sampai di sebuah apartemen mewah, aku membeli apartemen ini dengan uang tabunganku dulu, juga mobil yg aku pakai saat ini bukanlah uang dari Ayah makanya mobil ini aku bawa saat pergi dari rumah.
Aku turun dari mobil dan mengeluarkan koperku di bantu oleh Samy, lalu kami berdua masuk ke dalam menuju lift menuju ke lantai 19. Sesampainya disana aku langsung memasukkan kode sandi dan pintu pun terbuka, apartemen ku sangat besar, ada 3 kamar dan 2 kamar mandi, ada ruang tamu, ruang tengah, dapur dan balkon yg menghadap ke pantai. Samy meletakkan koper di ruang tamu dan menatap sekeliling dengan tatapan takjub.
"Sejak kapan kau mempunyai apartemen sebesar ini? " tanya nya penasaran.
"Sejak lama, hanya saja aku jarang kesini. Kamarku disana dan kamarmu di situ ya" ucapku sambil menunjuk ke salah satu kamar. Aku menarik koperku ke dalam kamar, sebelum aku menutup pintu aku menoleh ke arah Samy.
"Istirahatlah, besok baru kita pikirkan kedepannya" ucapku lalu menutup pintu.
Samy terdiam lalu dia menarik kopernya ke dalam kamarnya, dia menatap ke semua perabotan yg ada dalam kamar, lalu dia berjalan menuju kamar mandi dan melihat ada sebuah bathup disana.
"Sangat cerdas" gumam Samy, lalu dia menyalakan kran air mengisi bathup dengan air hangat, dia ingin berendam melepaskan segala penat dan pikiran berat yg sedang dia rasakan saat ini.
Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku, ku tatap langit-langit kamarku, pikiranku menerawang. Hingga tiba-tiba saja terdengar suara keroncongan dari perutku, aku baru tersadar bahwa aku belum makan malam.
Waktu sudah menunjukkan jam 1 malam, aku keluar kamar menuju dapur, mencoba mencari sesuatu yg bisa ku makan ternyata tak ada apapun, aku menghela nafas dengan berat sambil menahan perutku yg semakin keroncongan.
"Apa kau lapar? " tanya Samy tiba-tiba mengagetkan ku.
"Kau belum tidur? " tanyaku balik kepadanya.
"Aku mendengar seseorang mengendap-endap ke arah dapur, jadi aku keluar karena penasaran" jawabnya dengan santai.
"Kau belum makan malam? " tanya nya kembali, aku hanya mengangguk pasrah karena jujur aku sebenarnya tidak bisa masak kecuali mie instan.
"Tapi tak ada apapun di dapurku" jawabku dengan sendu.
"Apakah dekat sini ada minimarket yg buka 24 jam? "
"Ada, di sebelah kiri apartemen ku" ucapku kepada Samy, dia lalu berjalan menuju pintu dan keluar, aku melongo melihat dia yg pergi begitu saja tanpa mengucapkan apapun.
Tak lama pintu terbuka dan aku melihat Samy datang dengan membawa 2 tentengan besar, aku mengangkat alisku dan juga menatap nya bingung.
"Kau belanja sebanyak ini? " tanyaku heran.
"Untuk stok beberapa hari, apa kau bisa memasak? " tanya nya kembali. Aku menggelengkan kepala sambil menahan malu karena aku tak bisa memasak, Samy tersenyum lalu mengusap kepalaku.
"Duduklah, biar aku yg masak" titahnya. Aku terkejut dan menatapnya.
"Kau bisa memasak? " tanyaku.
"Sedikit" jawabnya singkat. Dia pun mulai menyiapkan bahan dan mulai memotong-motong sayuran, sedangkan aku hanya terduduk sambil memperhatikan nya masak. Ada rasa kagum dalam hatiku karena Samy bukan hanya lembut tapi juga bisa memasak.
'Benar-benar suami idaman' gumamku dalam hati lalu aku menggelengkan kepala ku.
'Apa yg aku pikirkan, kami kan hanya menikah kontrak' gerutuku dalam hati sambil memukul kepala ku. Tak lama makanan pun siap, wanginya sangat semerbak membuat aku semakin lapar.
"Wah sepertinya enak, aku tak sangka kau pandai memasak" ucapku memuji masakannya, Samy hanya tersenyum lalu dia mengambil piring dan sendok, lalu tak lupa mengambilkan air minum untukku. Aku merasa seperti seorang putri saat dilayani olehnya.
"Makanlah" titahnya kemudian dia duduk di sebrang ku.
Aku langsung mengambil nasi dan lauk yg dia siapkan, saat aku memasukkan ke dalam mulut mataku membulat sempurna dan menatapnya.
"Ini enak sekali, benar-benar enak" ucapku kagum.
"Habiskan agar tidurmu nyenyak malam ini" ujarnya sambil tersenyum, aku tak malu lagi lalu segera menghabiskan makananku. Samy hanya tersenyum melihat kerakusan ku, dalam hatinya dia merasa senang karena aku sudah tidak terlihat sedih seperti tadi.
"Ahh sangat kenyang, makasih ya kamu sudah masak untuk ku" ucapku saat semua makanan pindah ke perutku sampai aku merasa kekenyangan.
"Tidurlah, sudah hampir pagi. biar aku yg bereskan semua" titahnya sambil melirik ke arah jam di dinding.
Aku pun bangkit dan menghampiri nya lalu aku mendaratkan kecupan di pipinya, "selamat malam" seruku lalu segera berlari ke dalam kamar. Samy tertegun sambil memegangi pipinya, dia merasakan detak jantung nya yg berpacu sangat cepat begitupun diriku, sesampainya di kamar aku memegangi dadaku yg rasanya ingin loncat. Aku menutup wajahku yg merasa malu karena tindakanku yg refleks tadi.
Samy masih terdiam sambil memegangi pipinya, dia tersenyum tipis lalu dia bangkit dan membereskan meja makan dan mencuci piring.
'Semoga aku selalu bisa membuatku ceria seperti ini' gumamnya dalam hati sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
cinta itu datangnya bisa cepat dan lambat lho .. 😂😍
2024-04-18
0
Dwi Winarni Wina
samy sangat terkejut dpt kecupan dipipi krn sudah masak buat elisa.....
2023-12-23
1