Barack mencoba menyusuri rerumunan orang yang sedang berjoget untuk kembali ke mejanya.
"Luna belum kembali?" Barack berucap kepada Cici. Perempuan itu sibuk menikmati camilannya.
"Mm, belum. Dia masih gabung di meja Aryo"
Barack beranjak dan mencoba menghampiri Luna.
Saat itu di meja lain, luna sudah menghabiskan minumannya.
Kepalanya mulai terasa sedikit berat, pandangannya mulai berbayang, dia melihat kearah Aryo sambil mengerjapkan matanya.
Minuman lemont tea milik Luna sudah di campur alkohol oleh Aryo tanpa sepengetahuannya.
Luna berusaha berdiri dan memegangi pundak Aryo.
Tubuhnya sempoyongan, Aryo membantu Luna berdiri dengan memegangi pinggangnya.
"Kamu tidak apa apa?" Aryo tersenyum palsu.
Musik berubah menjadi melow, Aryo pun langsung mengajak Luna turun ke lantai dansa.
Di sisi lain Barack masih terus mencari keberadaan Luna, dia membuang pandangannya ke sekitar, tapi yang dia dapati hanya orang orang yang sedang berdansa.
Aryo mulai menarik pinggang Luna agar merapat ke tubuhnya.
Tangan Aryo terus menggerayangi tubuh perempuan itu, dari pinggang lalu naik perlahan sampai ke pundak.
Luna meresa agak risih, sambil menahan kepalanya yang seakan akan berputar itu, dia mencoba menyingkirkan tangan aryo, tapi laki laki iti malah semakin menjadi jadi.
Tangan Aryo bergerak naik ke lehernya, dia mencoba mendekati wajah Luna, maksud ingin mencium perempuan iti tetapi luna menolaknya.
"Kenapa?" bisik Aryo sembari melayangkan ciuman ke telinga Luna.
"Jangan!" Luna bergidik merinding, dia hanya menggeleng pelan.
Tapi kekuatan tangan Aryo semakin bertambah, Luna setengah sadar saat itu, tubuhnya sedikit lemas, tapi Aryo terus memegangi wajahnya.
Luna mencoba melepas tangan Aryo, namun tangannya melemah.
Aryo dengan paksa mencoba mencium Luna, tapi perempuan itu tetap menolaknya dengan menundukkan kepala.
Ciuman Aryo kemudian mendarat bertubi tubi di leher Luna, Aryo semakin kencang memeluk tubuhnya.
Luna tidak bisa menolak itu, badannya mulai terasa melemas, kepalanya pun semakin lama semakin terasa berat.
Tiba tiba.
BUGH!!!
Barack menarik lengan Aryo, mendaratkan sebuah pukulannya ke pipinya.
Laki laki itu jatuh tersungkur, tiba tiba suasana menjadi hening orang orang yang tadinya sedang berdansa kini berhenti dan memandang kearah Aryo yang terjatuh, begitu juga dengan alunan musik yang menghilang.
Aryo berusaha berdiri dan langsung membalas pukulan Barack.
BUGH !!!
"Kenapa?" Aryo menggeram.
Barack hanya menatap tajam kearah laki laki yang berdiri di depannya.
"Ada yang salah? kenapa? dia menyukaiku? dan aku mencoba membalas perasaannya padaku!! apa ada yang salah?" Aryo semakin menaikkan nada bicaranya.
Barack mencekeram baju Aryo dengan tatapan penuh amarah, saat akan memukul aryo lagi, luna mencoba menghentinkannya.
"Barack?" luna menahan lengan Barack, dia berusaha berdiri dengan badan yang sempoyongan.
Barack terus menatap tajam Aryo sambil mengatur nafasnya yang terengah engah kerena manahan emosi.
Tak lama Barack mengalihkan pendangan ke arah Luna yang tengah mabuk.
"Aku mohon hentikan" Luna berbicara dengan setengah sadar.
Cici segera berlari menghampiri sahabatnya.
Lalu memapah Luna untuk berjalan meninggalkan tempat itu.
"Luna??? kenapa kamu bisa seperti ini, kamu minum ya" Cici mengendus ke arah mulut Luna.
"Kamu mabuk ya?" Cici terheran heran karena sebelumnya luna tidak pernah mabuk sama sekali.
Cici segera membawa Luna kembali kemeja mereka.
Di sisi lain ada seseorang yang mengabadikan kejadian malam itu.
Barack langsung melepas kerah baju Aryo dengan kasar kemudia mengejar luna.
"Bisa bisanya sih kamu mabuk gini!!!" cici marah marah sambil memapah Luna.
"Aduh!" Luna terjatuh karena sudah tidak tahan menahan badannya yang terasa amat berat.
Dari arah belakang barack langsung menggendong Luna, membawanya ke arah parkiran dimana mobil Barack berada.
Cici segera mengambil tasnya di meja dan langsung menyusul Luna.
Sementara aryo, dia membanting kursi yang ada di sebelahnya.
BRAK !!!
"Sialan!!!" teriak Aryo.
♡♡♡
Saat di dalam mobil dalam perjalanan pulang. Luna tengah terdidur di kursi depan.
Barack mengantar pulang Cici terlebih dulu.
Malam itu Barack tidak membawa Luna pulang tapi dia membawanya ke apartement.
Sesampainya di bastmant barack memarkirkan mobilnya.
Dia menggendong Luna dan memasuki lift. Sampai di lantai 5 Barack keluar setelah pintu lift terbuka, dia segera masuk ke apartemen kemudian
Dia menaruh Luna di kursi sofa dan duduk di sebelah tubuh perempuan itu.
Barack menarik dasi kemudian melepas jasnya. Sebentar dia duduk di sebelah luna sambil memegangi keningnya.
Barack menghela nafas panjang dan melirik ke arah tubuh luna.
Sesekali dia memegangi bagian bibirnya yang sedikit terluka karena bekas pukulan Aryo.
Barack mencoba membangunkan Luna, dengan menarik tanganya agar tubuh luna terduduk, tapi tubuh perempuan itu kembali tertidur lagi.
"Hei"barack menepuk pipi Luna.
Luna mulai membuka matanya perlahan, dia mencoba meraih pundak barack dan semakin lama semakin mendekati wajah laki laki itu..
Pandangan luna masih berbayang, yang dia liat di depannya kadang wajah Aryo kadang Barack, hingga Luna mengerutkan dahinya, sesekali menggelengkan kepalanya untuk memastika wajah laki laki yang berdiri di depannya.
Luna terdiam, tangannaub9909 bergeser ke leher barack.
"Mau ngapain kamu!" bisik barack.
Luna tak menghiraukan ucapan Barack.
Dia menutup matanya dan terus mendekati wajah laki laki itu.
Luna melingkarkan tangannya ke leher Barack kemudiab langsung mencium bibirnya.
Mata barack terbelalak melihat wajah Luna berada tepat di depannya.
Jantungnya serasa mau meledak, aliran darahnya memanas sampai ujung kepala.
Sekejap mata Barack menutup perlahan, Lina semakin mengencangkan tangannya dan mendorong paksa kepala Barack kearahnya, agar semakin dalam ciumannya.
Saat barack tersadar, dia membuka matanya kembali dan mendorong tubuh luna kearah sofa.
BRUGH!!!
Pipi barack memerah, dia mencoba mengatur nafanya yang tidak beraturan.
Dia menggendong Luna, ketika Barack membawanya ke kamar, perempuan itu malah muntah di baju barack.
Wajah Barack memerah menahan emosinya. Dengan segera dia membawa Luna ke dalam kamar mandi, memasukkan perempuan itu ke dalam bathup dan menyiram tubuhnya menggunakan shower air hangat.
Bukannya bangun tapi Luna malah tersenyum sambil menikmati air hangat yang semakin memenuhi bak mandi, di dalam mimpinya dia sedang mandi di pemandian air hangat.
Barack membiarkan Luna di bak mandi, sementara dirinya melepas baju yang penuh dengan muntahan di sana, dengan segera dia mandi di ruang bilas di sebelah bak mandi luna yang hanya bersekat kaca.
Di dalam mimpinya Luna mulai melepas handuk yang membungkus tubuhnya, tapi nyatanya dia melepas gaun dan semua dalamannya.
Selesai mandi barack memakai handuk dan keluar dari ruang bilas, dia merasa jantungan saat melihat gaun dan dalaman luna sudah berserakan di lantai.
"Astaga!!!" Barack langsung menggendong Luna dari bak mandi dengan menutup kedua matanya.
Dia berjalan perlahan keluar dari kamar mandi, karena matanya tertutup dia meraba raba jalannya dengan menggunakan kakinya terlebih dulu.
Sesampainya di ranjang, Barack melempar tubuh Luna dan menutupinya dengan selimut.
Barack langsung membuka matanya kembali dan segera berganti baju.
Paginya Luna terbangun dengan kepala yang masih terasa pusing, namun kini dia sudah sepenuhnya sadar. Dia membuka matanya perlahan, dilihatnya atap yang terasa sangat asing baginya.
Luna duduk dan mendapati dirinya tengah telanjang.
Hanya selimut yang menutupi tubuhnya saat itu.
"Aaaaaaaaaaaaa" Luna berteriak sekencang kencangnya.
Barack yang tertidur di sofa dekat ranjang pun terbangun.
"Diam! apa apaan si!" Barack melempar bantal ke arah wajah Luna.
"Aduh" bantal itu mengenai tepat di wajahnya.
"Kamu!! ngapain? kenapa kamu ada disini? terus ini dimana?" Luna baru tersadar kalau di sana ada lali laki itu.
Luna melihat ke tubuhnya yang sudah tak memakai baju, alias telanjang.
Dia berdiri menghampiri barack dengan memakai selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Apa yang sudah kamu lakukan?!!! Barack kamu brengsek, baj*****!!" Luna marah marah sembari memukuli Barack yang tengah duduk di sofa.
"Hentikan!" laki laki itu memegangi kedua tangan Luna kemudian mendorong tubuhnya ke sofa.
"Aku nglakuin apa ke kamu!!!??? coba di ingat ingat sekali lagi apa yang terjadi semalam, dan buang jauh jauh pikiran kotormu itu" Barack melepas kedua tangan Luna dan membiarkan peremuan itu terbaring di sofa.
Luna mencoba mengingat ingat kejadian semalem dengan samar samar.
"Ha,. ya ampuuunnn!!! bodoh bodoh bodoh,. kenapa bisa aku nglakuin semua itu coba, mau di taruh di mana muka aku ini"
Luna menutupi wajah dengan kedua tangannya, dia merasa sangat malu.
"Aku minta maaf" Luna kemudian beranjak duduk di sofa.
"Maafmu sudah tidak berguna!" Barack berjalan kearah almari lalu mengambil kemeja warna hitam untuk Luna.
"Tapi"
BRUGH!!!
Barack melempar kemeja hitam itu ke arah wajah Luna, membuat perempuan kmitu memaku bibirnya
"Pakai itu sambil menunggu bajumu selesai di loundry" Barack berjalan meninggalkan Luna, dia keluar dari kamar.
"Ya ampuuunnn Luna, lagian kamu mikirnya kejauhan! mana mungkin dia bakal ngapa ngapain kamu! kamu bukan tipenya, dia juga masih setia sama cewenya, iiiisshhh, ,, mikir apan sih aku!" Luna menggerutu sambil memakai kemejanya.
Selesai memakai kemeja Luna keluar dari kamar barack. Dia berjalan menuju ke dapur tetapi tidak menemukan laki laki itu di sana.
Luna berjalan ke arah balkon dia malah terpaku karena mendapati pemandangan dari atas balkon itu, terlihat di kejauhan air pantai yang melambai lambai ke arahnya.
Barack sengaja membeli apartement yang tidak jauh dari pantai agar setiap pagi dia bisa menyaksikan matahari terbit.
Tidak lama lamunannya buyar dengan suara tv, dia segera pergi menuju ke sana.
Dia mendapati Barack sedang duduk sambil menikmati acara di tv.
"Kamu tidak berangkat kerja?" sapa luna yang kemudian duduk di sebelah Barack.
Barack mengalihkan pandangan kearah Luna yang sudah memakai kemejanya.
Dia menatap wajah perempuan itu, matanya bergerak menurun ke leher dan ke arah dadanya, menurun hingga sampai ke bawah pusar.
Terbesit pikiran jorok di otak Barack, kalau Luna tidak memakai pakaian dalaman.
Barack menelan ludah. Wajahnya memerah, dia mencoba mengalihkan pandangan kearah tv.
"Ini kan hari minggu!" barack berucap seketika.
"Ooh iya" Luna mencoba meraih sebungkus makanan ringan dari atas meja di depannya, hingga terlihat bagian paha Luna yang begitu mulus.
Barack menelan ludah lagi dengan susah payah sambil sesekali memegang keningnya.
"Kenapa kamu membawaku kemari? bukannya mengantarku pulang?" Luna mulai mengunyah makanan itu.
"Aku membawamu pulang dalam ke adaan mabuk seperti semalam?? apa kamu sudah gila? yang ada Ayahmu akan membunuhku!" Barack berucap, dia mengalihkan pandangannya kearah tv.
"Ooh,. iya, aku lupa kasih kabar mamah kalau semalem aku tidak pulang, dia pasti sangay khawatir" Luna beranjak dari sofa.
"Aku sudah minta Cici untuk bilang ke Mamahmu! kalau kamu menginap di rumahnya" Barack berucap, membuat Luna kembali duduk di atas sofa.
"Ee, makasih" Luna merasa tidak enak hati.
"Kamu ingat apa yang Aryo lakuin ke kamu semalam?"
"Masalah itu, akan aku urus sendiri besok" jawab Luna dengan eneten.
kkkkrriiiuuuoooeeoiiuuukkkk bunyi suara perut Luna dan Barack bersamaan.
Mereka lalu hanya saling lempar pandang satu sama lain.
"Kamu punya apa di kulkas, aku masakin" Luna berniat memasak untuk mengisi perut mereka.
"Tidak ada apa apa" Barack kemudian mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dia mencoba memesan makanan secara online.
Memang semenjak Barack pulang dari paris, dia sama sekali belum pernah kembali ke apartemennya. Jadi ya maklum kalau kulkasnya kosong.
1 jam kemudian bel berbunyi, Barack membuka pintu dengan cepat karena dikiranya itu adalah pesenan makanan. Tetapi raut wajahnya terlihat muram katika tahu yang datang malah gaun milik Luna yang sudah selesai di loundry.
"Ni gaun mu" Barack melempar gaun yang terbungkus plastik kearah Luna.
"Ih, kasar banget sih!" Luna bergumam.
Dia bergegas pergi ke kamar untuk mengganti kemeja yang dia pake dengan gaunnya.
Beberapa saat kemudian dia keluar dan mendapati Barack sudah dengan lahap memakan makanan yang dia pesan.
"Hey hey,. lahap bener Pak, sisain donk, aku juga lapar tahu" Luna menyambar burger yang ada di atas meja.
Dengan lahap dan rakus Luna memakan semua makanan itu.
Barack melirik ke arah mulut Luna yang belepotan.
Barack mengambil tisu dan melempar ke arah wajah perempuan itu.
"Apaan sih" Luna terlihat jengkel, tangannya bergerak meraih tisu itu.
"Jorok! bersihin tu mulut,. habisin dan bersihkan mejanya, aku ganti baju dulu,. habis itu aku antar kamu pulang" Barack beranjak dari sofa lalu pergi menuju kamarnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 396 Episodes
Comments
Syinta Azmi
tar juga klo sudah wktunya nonstop pak Barack🤭
2021-12-11
0
YuliaBilqis
Baca dari awal lagi karna g ada lanjutanya .. pindah lapak duh 🥺🥺🥺😭😭😭😭😭😭 padahal fagorit banget ni nevel
2021-07-04
0
Nur Halia
salut sm barack kuat bangeet imannya 😂😂😂😂😂
2020-11-13
1