20 menit kemudian mereka berdua sampai di depan lobi hotel A.
Barack keluar dari mobil lebih dulu dan menunggu luna sambil bersandar di mobil.
Di dalam mobil, luna masih merasa sedikit tidak nyaman dengan gaunnya.
TOK TOK TOK, Barack mengetuk kaca pintu mobilnya.
"Hhiiiihhhh, laki laki ini tidak bisa sabar apa!" teriak luna dari dalam mobil.
Tidak lama setelah itu dia keluar dari mobil sambil terus membenarkan gaunnya.
Barack pun barjalan terlebih dulu dan tidak menghiraukan luna yang ditinggalkannya.
Sedangkan luna masih berdiri ditempat semula karena merasa ragu untuk melangkah dia takut kalau kalau jatuh karena sepatu hak tingginya.
"Hei,." luna berusaha memanggil barack.
Tapi barack tak menghiraukannya
"Iiiiiih,. laki laki ini benar benar brengsek banget sih!" luna menggerutu. "Barack!!!" teriak luna.
Barack pun berhenti setelah mendengar luna memanggil namanya, dan menengok ke arah belakang sambil menghela nafas.
Barack berjalan mendekati luna.
"makanya kalau tidak bisa pakai sepatu hak tinggi, tidak usah sok sokan!" kata barack dengan nada ketus.
"Kamu tu memang benar benar brengsek ya! jadi laki laki peka sedikit dong!" kata luna sambil mengulurkan tangannya ke arah barack bermaksut meminta bantuannya.
Barack hanya memandangi tangan luna yang mencoba meraihnya itu.
"maksutnya apa nih?" tanya barack.
"Iih!!!, bantuin aku jalan dong," rengek luna.
"Kamu tu ngrepotin!" kata barack sambil terpaksa meraih tangan luna dengan kasar, dan menggandengnya.
"Pelan pelan dong, kasar banget, pantes ditinggal sama ceweknya" luna menggerutu sedangkan barack yang mendengar kata kata luna hanya melirik ke arahnya.
"Dengan mbak luna ya?" tanya seorang laki laki yang berdiri didepan pitu masuk mobil.
Dia langsung mengenalinya karena bu cokro dan bu wibowo sudah memberitahu ciri ciri luna sebelumnya.
"Ii, iya" jawab luna pendek.
"Mari ikut saya" kata laki laki itu sambil menunjukkan jalan ke tempat meja makan yang sudah di pesan oleh orang tua mereka.
Laki laki itu membawa luna dan barack menaiki lift menuju ke lantai 8 dimana restoran hotel itu berada.
Meraka pun sampai di meja yang sudah di reservasi atas nama luna oleh bu cokro.
Mejanya terletak di luar ruangan, jadi terlihat pemandangan lampu lampu kota yang sangat indah malam itu dari meja mereka.
"Silahkan duduk dulu sambil menunggu hidangannya kekuar" kata laki laki itu.
"Eh, mas tunggu, yang nyiapin ini?" luna berusaha bertanya kepada pelayan itu.
"Meja ini sudah di pesan atas nama mb luna," laki laki itu lalu pergi.
"Ini apa apaan si?" tanya luna ke pada barack yang sedari tadi hanya diam saja.
"Mana aku tau?" jawab barack pendek dengan nada tenang.
"kamu coba kek hubungi mamah kamu tanya ke dia dong, dari tadi kamu diem saja!" kata luna mulai sebel
Barack mengambil ponsel dan menghubungi mamahnya.
"hallo mah,. maksut mamah apa? tapi tidak seperti ini mah, ini berlebihan!" kata barack lalu mematikan ponselnya.
Dari meja lain sekitar 6 meja dari meja luna, bu cokro dan bu wibowo sedang mengawasi mereka berdua dengan menutup wajah mereka dengan buku menu.
Suasana restoran yang rame membuat luna dan barack tidak sadar kalau mamahnya berada di sana.
"Jeng semoga, dengan begini mereka bisa lebih dekat ya" kata bu bowo.
"Iya hhhiii" bu cokro pun tersenyum geli.
Dimeja luna dan barack.
"apa kata mamahmu?" tanya luna dia terus memegangi lenganya karena merasa kedinginan dengan cuaca malam itu apalagi di luar ruangn anginnya berhembus lebih kencang.
"tidak bilang apa apa, cuma nyiapain makan malam buat kita!" kata barack
sambil terus melihat tangan luna yang terus mengusap usap lengannya.
Tidak lama setelah itu hidangan keluar dari satu persatu.
"Silahkan menikmati makan malamnya" kata pelayan.
Luna melihat semua hidangan di atas meja itu adalah kesukaannya, dengan lahap luna langsung memakan satu persatu tanpa menghiraukan barack di depannya.
Barack hanya menghela nafas melihat tingkah luna.
Satu persatu makanan di atas meja mulai habis, sedangkan perut luna mulai teeisi penuh.
"Adduuhh, , perutku udah tidak muat" kata luna sambil membenarkan dadanya.
Hidangan terakhir pun datang, yaitu es krim sebagai pencuci mulut.
Luna mau menolak tapi tidak bisa ya mau gimana dia suka banget sama es krim.
"Mmmmm, , manis banget, mmmm" luna melahap es krimnya dengan cepat.
Di suapan ketiga es krim itu, luna merasa ada yang aneh di dalam mulutnya.
Dia terus meraba sesuatu yang ada di dalam mulut dengan lidahnya.
"apa ini ko bentuknya bulat?" tanya luna dalam hati, dia pun mengeluarkan benda itu dari dalam mulutnya, matanya terbelalak saat melihat benda itu adalah cincin.
"Ko ada cincin di sini??? seperti ciki berhadiah saja?" kata luna sambil terus melihati cincinya yang ada di tangannya.
"Jangan jangan es krim mu itu ketuker sama es krim orang lain yang mau melamar pacarnya" kata barack sambil menikmati es krimyna.
"Masak sih., aduh terus gimana dong?" luna pun segera meletakkan cincin itu di atas meja, sambil membuang pandangan ke sekitar siapa tau ada yang sedar mencari es krim berisi cincin yang sudah habis di lahap luna.
Barack saat itu sudah nenghabiskan es krimnya, di suapan terakhir dia juga mersakan ada sesuatu di dalam mulutnya, dia langsung mengeluarkan benda itu.
Dan sama dengan luna, itu adalah cincin. Luna pun melihat ke arah barack yang sedang memegangi cincin itu.
"Ya ampun , di es krimmu juga ada? masak hari ini banyak banget yang mau melamar pacanya?" kata luna.
Barack mulai mengernyutkan dahinya dia memandang luna dengan tatapan penuh penasaran.
"Jangan jangan ini ulah mereka?" kata barack.
"Mereka??? siapa??? haaaa maksutnya mamah sama tante?" kata luna sambil menutupi mulutnya karena saking histerisdan kaget.
Dari arah lain bu cokro dan bu bowo mendekati luna dan barack dengan menggunakan kamera sambil mencoba untuk merekam kejadian malam itu.
"Cie cieeee,,, masing masing sudah dapet cincinya kan?? ayo sekarang pasang ke jari satu sama lain" kata bu bowo.
Sedangkan bu cokro tengah sibuk merekam.
"Mamah??? jadi cincin ini mamah sama tante yang nyiapain? buat apa coba?" kata luna penuh kebingungan.
"Iyalah, memang siapa lagi, , sudah ayo sekarang luna pakaikan cincin itu ke jari barack" kata bu cokro penuh senyum di wajah sambil terus fokus dengan kameranya.
"Mah! ini tidak lucu" kata barack penuh dengan amarah di matanya.
"Mamah juga nggak lagi ngelawak kok" jawab bu bowo.
"ayo luna buruan pakai kan cincinya ke jari barack" kata bu cokro.
Luna dan barack hanya saling melempar pandang dengan tatapan mata yang tajam satu sama lain.
"Dari awal aku sudah katakan perasaanku tidak enak, pasti akan terjadi sesuatu" bisik luna dambil menggergetkan giginya
"Aku kan bukan peramal jadi tidak tau kalau kalau mereka akan berbuat seperti ini" kata batack dengan nada pelan.
"Sudah laahhh, kenapa kalian malah ngobrol sendiri?" kata bu bowo sambil berjalan mendekati mereka
"Mah jangan bercanda deh., ini maksutnya apa?!!!" tanya barack dengan ketus.
"Cincin ini akan mengikat kalian" kata bu bowo.
"Maksutnya kita tunangan? kalau iya seharusnya dibicarakan dulu mah, tante, ini terlalu buru buru" kata luna wajahnya terlihat sangat sudah putus asa.
"Tidakak juga, nyatanya tadi kalian sudah mulai jalan bareng, ya kaan" kata bu bowo.
"Sudahlah lun, ini cuma buat sementara saja, nanti pas hari tunangan beneran kita biacarakan sama keluarga besar dulu, mamah sama tante kan pengen kalian lebih dekat lagi" kata bu cokro.
"Astaga maah,."kata luna mulai marah marah.
"mah?" kata barack
"Tidak ada penolakan sayang" (kata mamah barack sambil mengambil cincin dari tangan barack.
"Ayo sekarang pakaikan ke tangan luna" kata bu bowo dengan penuh senyum di wajahnya.
Barack mulai menghela nafasnya, dengan wajah dan tatapan mata galak ke arah luna.
Dia mulai meraih tangan luna sambil mencoba memaksakan cincin itu ke jari luna, cincinya agak kekecilan di jari luna tapi di paksa saja oleh barack.
"Aduh!" kata luna dengan nada lirih sambil mengernyutkan dahinya.
Kemudian sekarang gantian luna memasangkan cincin ke jari barack.
"Naaah kalau beginikan mamah merasa lega, jadi barack sekarang kamu harus jaga luna, kemanapun dimanapun dan apapun yang terjadi dengan luna adalah tanggung jawabmu" kata bu bowo.
"Oke sekarang mamah sama tante pergi dulu, kalian lanjutkan menikmati waktu berduanya ya" kata bu bowo sambil mematikan kameranya dan pergi meningglkan mereka berdua.
Barack hanya bisa menahan emosinya, karena bukan seperti ini yang dia inginkan, dia mulai nelonggarkan dasinya dan mengehela nafas dengan kasar.
Sedangkan luna hanya diam sambil terus memegangi jarinya yang sakit kerena tadi barack memaksa saat memakaikan cincinya.
"Gimana ini?" tanya luna.
"Apanya yang gimana? ini kan cuma pura pura, ya sudah tidak usah di pikirin" kata barack tapi sebenarnya dia juga bingung mikirin ulah orang tuanya sudah sampai sejauh ini.
"Ya sudah lah aku ke toilet dulu" kata luna sambil beranjak dari kursinya.
Tapi saat akan berdiri dia tidak sengaja menginjak bagian bawah gaunnya sendiri sehingga gaunnya merosot.
"Ah!" teriak luna.
Bagian dada luna hampir terlihat sebelum sempat merosot sampai ke bawah dada.
Luna langsung menahan gaunnya itu. Hampir saja bagian tengah dadanya kelihatan.
Barack yang melihat itu langsung berdiri dan langsung manarik pinggang luna ke pelukannya, hingga dia menutupi bagian dada luna dengan tubuhnya.
Wajah luna memerah, jantungnya serasa mau meledak.
Nafasnya mulai tidak beraturan.
"Peluk aku!" kata barack yang masih memegangi pinggang luna sambil melihat ke arah wajah luna.
"Apa?" tanya luna yang belum bisa berfikir jernih, dia mengangkat kepalanya dan wajahnya bertemu dengan wajah barack.
Jantungnya semakin berdebar.
Barack tidak sengaja melihat ke arah belahan dada luna, wajahnya pun memerah dengan cepat dia langsung membuang pandangannya ke arah lain.
"Aku bilang peluk aku, atau mau dada kamu dilihat banyak orang?" kata barack sambil pelan pelan melepas tangannya dari pinggang luna.
Luna yang merasa kalau tangan barack semakin lama semakin melemah memeluk pinggangnya pun dengan sigap luna langsung memeluk tubuh barack, agar dadanya tidak terlihat.
Dengan cepat barack melepas jasnya dan menutupi dada luna dengan jasnya itu.
"Ee, , aku tidak jadi ke toilet, kita pulang saja" kata luna merasa semakin tidak nyaman.
"Kamu bisa jalan?" tanya barack.
Luna hanya diam, dia hanya berfikir kedua tangan saja menggenggam jas dan terus menahan gaun itu.
Sedangkan kalau jalan tidak memegang tangan barack dia tidak bisa berjalan kerena sepatu haknya.
Tanpa berfikir panjang barack langsung menggendong luna dan membawanya ke mobil.
Luna merasa canggung dia terus memegangi jasnya dengan kencang.
Sesat sampai di mobil barack membantu luna memasangkan sabuk pengamannya.
Jantung luna terus berdetak dengan cepat, setiap kali wajahnya berdekatan dengan wajah barack.
Barack pun masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya, dengan segera mereka meninggalkan tempat itu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 396 Episodes
Comments
Balgis Febrizha Al-Amrie
maksut/maksud..jaz/jas..
2021-12-24
0
Siti Nurhayati Yati
cakeepp
2020-12-16
0
astri rory ashari
kaya hadiah ciki....gw pernah beli waktu sd😂
2020-10-01
5