Siangnya di kantin kampus. Cici menghampiri luna yang sedang melamun.
"Nih" kata Cici sambil menyodorkan teh kotak kepadanya.
"Mm, makasih" Luna meraih teh kotak dari tangan Cici.
"Sedang melamun apaan? harusnya kamu tuh terlihat happy, karena bagaimana pun juga keinginan kamu sudah terkabul" Cici beranjak duduk di sampinh Luna.
"Aku happy kok, , serius aku seneng banget, cuma aku tidak habis pikir, selama ini aku mengejar ngejar Aryo, tapi dia sama sekali tidak tertarik denganku, dan hari ini aku meminta tolong kepada Barack untuk membantuku, dan dia hanya menggandeng tanganku loh di depan Aryo, masak dia langsung mengajaku jalan" Luna mulai bertanya tanya.
"Tidak juga ah, sebenarnya kemarin saat Barack menjemputmu, dia mencoba menghampiriku, dia bertanya siapa laki laki yang menjeputmu saat itu, aku bilang saja kalau Barack mengejar ngejar kamu, tapi aku lihat dari ekspresi wjahnya nih ya, sepertinya Aryo takut kehilangan fans beratnya., wkwkwkwkwk" Cici mulai menggoda perempuan itu.
"Fans berat apanya! aku mah bukan fans berat, tapi pengagum rahasia" ucap luna sambil sesekali menyesap teh kotak.
"Pengagum rahasia dari hongkong! orang satu kampus tahu kali kamu suka sama Aryo"
"Iya iya, , tapi yang penting sekarang dia mau ngajak aku jalan" Luna benar benar senang saat Aryo mengajaknya kencan.
♡♡♡
Setelah selesai jam kuliah hari itu, Luna membereskan bukunya dan segera bergegas meninggalkan kelas.
"Ci aku duluan ya" Luna beranjak dari kursi dan melangkah keluar dari kelas.
"Cieeee yang sudah tidak sabar pengen cepat cepat jalan sama Aryo,, heh dasar!" cibir sahabatnya.
Luna keluar dari kelas dan mendapati Aryo sudah berdiri menunggunya di depan kelas.
"Sorry, menunggu lama ya?" luna masih merasa canggung berdiri di dekat Aryo.
"Tidak ko, , ayo" Aryo langsung menggandeng tangan luna dan pergi meninggalkan kampus.
Wajah Luna terpaku, saat mengetahui tangannya telah di genggam erat oleh orang yang selama ini di puja.
Cici keluar dari kelas dan terus memandang ke arah Luna yang semakin menjauh.
"Akhirnya, itu anak bisa juga mendapatkan cintanya sejak dari SMP" Cici berjalan menuju ke perpustakaan.
Di parkiran, Aryo membantu Luna untuk memakai helem, sedangkan Luna tersipu sambil sesekali melihat ke arah mata Aryo.
"Pegangan yang kencang" ucap Aryo yang sudah menyalakan mesin motornya.
Ditariknya ke dua tangan Luna agar memeluk tubuh Aryo dari arah belakang.
Detak jantung Luna semakin tidak terkendali.
"iya" Luna langsung menambah tenaganya untuk memeluk erat Aryo dari belakang.
WWUUUUSSSSS, , ,
Mereka berdua menyisiri jalan perkotaan, hingga berhenti di tempat yang mereka tuju.
Terlihat Luna sangat menikmati setiap detik kebersamaannya dengan Aryo.
Mulai dari nonton film, makan dan main di timezone. Senyum Luna yang sangat lebar di wajahnya tidak pernah hilang sedetikpun. Dia terlihat sangat bahagia.
Pandangan matanya selalu menyimpan rasa ke tidak percayaannya dengan sikap laki laki yang sedang berada di depannya itu.
Semua baginya terasa seperti mimpi.
♡♡♡
Waktu mulai menunjukkan pukul 5 sore, di kantor pak wibowo.
Di ruang kerja, Barack masih terus fokus menyelesaikan laporan laporan yang masih menumpuk di atas meja.
Sesekali dia melihat ke arah jam, kemudian bergantian ke arah ponsel di sebelah tangannya.
Dia sengaja menunggu kabar dari Luna. Tapi sampai sore perempuan itu belum menghubunginya.
Karena merasa penasaran dia pun pergi menjemput Luna ke kampus.
Laki laki itu menunggu luna di depan pintu gerbang.
Dia berdiri di depan mobilnya, sesekali ketika ada seorang cewek yang mendekati Barack hanya untuk sekedar berfoto, Barack mencoba meladeninya tapi dengan raut wajah yang malas.
Tidak hanya sekali tapi beberepa kali. Hampir setengah jam dia menunggu Luna namun perempuan itu tidak juga keluar.
Akhirnya dia mencoba untuk menghubungi Luna lewat ponselnya
Wajah Barack memasam, aura dingin menyelimuti tubuhnya saat sedang mencoba menghubungi Luna, karena nihil panggilannya tak ada jawaban.
Dari arah dalam kampus, Cici berjalan keluar dari ruang perpustakaan dan berjalan menuju pintu gerbang.
Tidak sengaja dia melihat barack yang tengah sibuk dengan ponselnya, dia pun berjalan ke arah Barack.
"Barack?"
Barack menyimpan kembali ponselnya ke saku jas.
"Hei, , aku Cici teman Luna" ucap perempuan itu sambil senyum senyum.
"Teman?" wajah Barack sedikit tidak percaya.
"Iya, teman dekat, lebih tepat dibilang sahabatnya, kamu ngapain disini" tanyanya.
"Jemput dia" pandangan Barack menyapu sekitar halaman kampus untuk mencari Luna.
"Loh dia sudah cabut dari tadi jam 2 tuh"
"Sudah pulang?" Barack mengerutkan dahinya.
Luna tidak memberi tahu kalau dia akan pulang lebih dulu.
Maka dari itu dia menjemputnya ke kampus.
"Mmm, maksutku dia sudah cabut dari kampus sama Aryo tadi, katanya mereka mau nonton bareng" Cici merasa tidak enak karena melihat wajah Barack yang mulai terlihat jengkel.
Di salah satu mall di kota itu Luna dan Aryo masih menikmati es krimnya di a&*.
Sesekali Luna menatap ke arah Aryo yang terus melihat ke arahnya.
"Ee, kenapa?" perempuan itu wajahnya kini memerah.
"Tidak apa apa, oh iya, , laki laki yang tadi mengantar kamu itu"
"Dia calon suamiku" Luna memotong pembicaraan.
"Ha???!" Aryo terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut Luna.
"Jadi dia itu laki laki yang di pilih mamah sama papahku untuk jadi suamiku" Luna menjelaskan.
"Di jodohin? terus aku gimana?" Aryo pura pura khawatir.
"Hahahah, , tenang saja aku sama dia sudah membicarakan hal ini" Luna menceritakan perihal hubungannya sama Barack.
Jadi hubungan di antara mereka itu hanya sebatas simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.
"Ooh" Aryo mengangguk pelan.
"Mmm, , sabtu besok kamu ulang tahun kan? kali ini mau tidak, kamu menerima kado dari aku?" Luna merasa gugub, pasalnya setiap apa pun yang di berikan Luna kepada Aryo, dia malah memberikannya kepada orang lain.
"Mau lah, ooh iya sampai lupa, malam minggu datang ke pestaku ya?"
"Kamu bikin pesta acara ulang tahunmu?" Luna berbinar binar karena Aryo bermaksud mengundangnya ke acara ulang tahun.
"Bukan aku, tapi, , , , teman temanku"
"Teman? cewek cewek itu?" Luna memastikan.
"Mm" laki laki itu hanya mengangguk.
"Owh" Luna merasa sedikit patah hati.
"Tidak apa apa kan? kamu mau ya datang?" Aryo memastikan.
"Oke"
Aryo melempar senyum manisnya ke arah Luna.
Di lampu merah Barack menghentikan mobilnya, dia melihat ke arah ponselnya lagi untuk mencoba menghubungi Luna.
Tapi saat akan menghubunginya dia tidak sengaja melihat Luna dan Aryo masih bercanda gurau sambil menikmati es krim di balik dinding kaca sebuah mall itu.
Barack hanya mengela nafas panjang.
Dengan segera dia memarkirkan mobilnya dan menghampiri luna ke tempat itu.
Terlihat wajah laki laki itu di penuhi rasa kesal.
"Bukannya memberi kabar malah asik asik makan es krim!!"
"Ee, barack??," luna terkejut saat tiba tiba melihat Barack berjalan ke arahnya.
"Siapa?" Aryo sambil melihat ke arah belakangnya dan dia melihat laki laki yang mengantar Luna ke kampus tadi pagi.
Tanpa mengatakan sepatah kata pun Barack langsung menarik tangan Luna dan membawa Luna pergi dari tempat itu.
Aryo tidak mau kalah dia juga menahan tangan Luna, Barack pun menghentikan langkahnya dan melirik ke arah Aryo.
"Lepas!!!" ucap Barack dengan raut muka penuh amarah.
"Kenapa harus aku, kamu saja yang lepas"
"Aku calon suaminya" Nada bicara Barack penuh dengan penekanan.
Luna hanya berdiam diri, dia merasa bingung tidak tau apa yang yang harus dia lakukan.
"Aku, laki laki yang dicintainya" Aryo menatap mata barack dengan tajam.
Mendengar kata kata Aryo, Barack pun melepas genggaman tanganya perlahan.
"Selesaikan urusanmu!!! aku tunggu kamu di luar" ucap barack kepada Luna, kemudian dia pergi meninggalkan tempat itu.
Luna merasa tidak enak hati dengan Aryo.
"Maaf Aryo kalau semuanya jadi ribet begini, tapi aku harus pergi dulu" Luna pergi keluar menemui Barack dengan wajah penuh amarah.
Sementara Wajah Aryo terlihat memerah karena menahan emosinya.
"Sial!!! dia lebih memilih laki laki itu di banding aku yang sudah di cintainya bertahun tahun" Aryo hanya menghela nafas dengan kasar.
Saat di luar, luna berjalan menghampiri Barack.
Dia langsung masuk ke dalam mobil.
Terlihat dari wajahnya kalau dia ingin sekali memaki maki Barack saat itu juga.
"Kamu gila ya!!" Luna menutup pintu mobil dengan kencang, sengaja agar Barack tahu kalau dia sedang marah.
Barack menyalakan mesin mobilnya.
"Ini tuh pertama kalinya aku bisa jalan bareng sama dia, tapi kenapa kamu tiba tiba merusak semuanya!" ucap Luna penuh dengan emosi.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau akan pergi dengan playboy itu" Barack menaikkan nada bicaranya.
"Loh, kan tidak ada di kesepakatan kita, kalau aku harus bilang sama kamu kemana dan dengan siapa aku pergi, kenapa jadi ribet begini sih, orang cuma keluar mau makan doank" Luna mulai tersulut emosi.
"Aku tidak mempermasalahkan kamu jalan sama siapa, yang aku permasalahkan adalah kamu keluar, dan kamu tidak bilang sama aku!" bBrack mencoba terus fokus ke perjalanan.
"Itu juga kan tidak termasuk dalam kesepakatan! ngapain juga aku harus bilang sama kamu! kita cuma sepakat kalau aku akan bantu kamu dan kamu bantu aku, sudah itu aja tidak ada pakai lapor laporan" ucap Luna dengan ketus.
"Setidaknya kalau kamu memberi tahu aku kemana dan pergi dengan siapa, saat ayahku atau mamahku melihat kamu jalan sama orang lain aku bisa mencari alasan saat dia bertanya padaku, kalau kamu diam seperti tadi, dan tiba tiba mereka tahu, aku harus bilang apa?" Barack kembali menaikkan nada suaranya.
"Heh, lagi lagi mencari amannya sendiri, kamu itu egois tahu! mikirin diri sendiri, tadi juga tiba tiba kamu narik aku apa kamu tidak berfikir bagaimana perasaan Aryo waktu itu"
"Itu tidak penting!" Barack berucap dengan nada dingin.
"Memang dasar laki laki tidak punya perasaan, brengsek!!" gumam Luna.
"Aku masih bisa mendengarmu" Barack melirik kearah Luna dengan sengit.
"Orang aneh ya begini, , apa coba hubungannya, kenapa harus pakai lapor lapor, kalau pun orang tuanya tahu juga, itu masalah dia, kenapa malah jadi aku yang repot begini sih!!" bisik Luna dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 396 Episodes
Comments
Aldialdo
seru jg baca ya
2021-05-19
0
Astrii Zahra
luna ini polos apa bodoh sih? ngejar² aryo ampe segitinya, curiga nanti di acara ultahnya dikerjain
2021-04-02
0
Al Tri
Aaaa aa barack udah ketauan nihh cemburuuuuu uwuu
2020-09-16
4