"A-apa yang sedang dilakukan seorang juri di sini?" Tanya Dian bingung.
Juri yang sebelumnya muncul di lomba makan 1.4 dekat toserba, tepatnya juri 2 perempuan. Datang bertamu ke rumah Dian.
Sebelumnya dia sudah bertemu Lara, namun kali ini dia bertemu seorang juri. Dian telah dihadapkan dengan berbagai keterkejutan belakangan ini.
"Ah tentang itu, anu. Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya adalah Rina. Seorang entrepreneur dan wirausahawan. Dian, aku ingin mengajakmu untuk bekerja bersamaku dalam membuat kios makanan." Ajak Bu Rina dengan terus terang.
Dian yang mendengar ajakan Bu Rina, menggaruk kepala belakangnya dan tertawa pahit.
"Anu, bukankah sebelumnya saya sudah bilang? bahwasannya saya belum bisa memutuskannya begitu saja?" Ucap Dian dengan sopan.
Memang sebelumnya, Dian pernah ditawari langsung oleh para juri agar dapat bekerja sama dengan mereka. Dia sebelumnya menolak karena baginya terlalu terburu-buru untuk memutuskannya.
Namun kali ini, dia mendapat ajakan itu lagi di rumahnya. "Jika itu tentang ibumu. Saya sudah berbicara dengannya beberapa saat sebelumnya, dan beliau sepertinya setuju." Ucap Bu Rina sambil menghadap ke ibu Dian di sebelahnya.
Ibu Dian tersenyum manis mendengar ucapan Bu Rina. "Dian, ibu sebelumnya sudah diceritain tentang bakat dan potensi kamu. Ibu juga tidak tahu bahwa kamu mengikuti lomba sebelumnya, dan menurut ibu sendiri. Alangkah baiknya kamu menerima ajakan Bu Rina agar kamu juga mendapat lebih banyak pengalaman." Ucap Ibu Dian
Dian terdiam sejenak mendengar ucapan ibunya. Dia sedang berpikir tentang apa yang akan ia lakukan berikutnya.
"Kamu juga tidak ada kerjaan kan di rumah? Daripada nganggur karena sebentar lagi kamu lulus SMA, bagaimana kalau kamu kerja sama sama Bu Rina? Hitung-hitung buat nambah penghasilan sama uang buat kuliah juga." Ucap Ibu Dian.
Dian yang mendengar saran dari Ibunya, dikit-dikit mulai berpikir untuk menerima ajakan Rina.
Dian sebentar lagi lulus SMA, dan rencana yang ia sudah tetapkan adalah dirinya akan mencoba mendapat beasiswa sebelumnya, namun karena saat ini ada sistem di dalam dirinya, dia tidak berpikir bahwa itu akan susahdan mungkin akan terasa gampang.
Namun setelah ia mendapat beasiswa, dia juga perlu mendapatkan uang. Walau mungkin beasiswa yang dia dapat 100%. Dan dia akan mendapat uang jajan per bulannya, dia juga perlu memikirkan langkah selanjutnya setelah dia lulus kuliah.
Membuat bisnis atau ikut bekerja di perusahaan, mau manapun pilihannya. Dian tetap memerlukan uang. Apalagi di kondisi yang darurat ataupun tidak terduga.
Uang tabungannya saat ini pun masih belum banyak. Dengan uang tabungannya saat ini, jika Dian hidup sendiri. Dia tidak akan bertahan lebih dari 1 tahun.
Maka dari itu, mencari pekerjaan dan memperoleh penghasilan sangatlah menguntungkan dan penting untuk Dian, dan karena saat ini ada seseorang yang mengajaknya. Mungkin itu adalah kesempatan yang bagus untuknya.
Ibunya juga sudah memberinya persetujuan, dan ayahnya pasti tidak akan menolak jika tahu anaknya mendapat pekerjaan. Begitu juga dengan Mira, karena semuanya sudah tahu dan setuju. Dian hanya perlu menerimanya saja.
"Jadi? Bagaimana? Apakah kamu mau Dian?" Tanya Bu Rina.
Setelah memikirkan berbagai hal di kepalanya, Dian akhirnya membuat keputusan. "Kalau begitu bu, bolehkah saya tahu kerjaan apa yang saya lakukan?" Tanya Dian.
Bu Rina tersenyum mendengar ucapan Dian. "Tentu saja, rencana yang saya buat adalah, kamu akan bekerja sebagai koki di kios makanan yang akan saya buat, dan kamu akan menjual makanan di sana. Tentu saja kamu juga akan digaji." Ucap Bu Rina.
"Begitu ya, kalau begitu. Bolehkan saya tahu berapa gaji yang saya dapat?" Tanya lagi Dian.
Bu Rina mengeluarkan hpnya, dan menghitung lewat kalkulator. "Kamu akan digaji sesuai dengan jam kerjamu. Gajimu adalah 100.000/jam. Dan jika sehari kamu bekerja 7 jam per hari.."
Bu Rina memperlihatkan kalkulatornya ke hadapan Dian. "Kamu akan mendapatkan total sebanyak 700.000/hari, 21.000.000/bulan." Jelas Bu Rina.
Melihat angka yang begitu besar dihadapannya, Dian melongo selama beberapa saat. Ibunya pun juga terkejut dengan jumlah uang yang begitu besar yang ditawarkan untuk anaknya. Bahkan melebihi gaji suaminya.
"Jadi? gimana?" Tanya Bu Rina lagi.
Setelah melihat angka fantastis yang nantinya akan menjadi gajinya, Dian langsung mengangguk tanpa menunggu. "S-saya ikut Bu!" Ucap Dian.
Bu Rina tersenyum mendengar jawaban Dian. "Kalau begitu, langsung saja besok datang ke lokasi yang ada di kertas ini oke? Jam 10 pagi. Bisa kan?" Bu Rina memberikan sepucuk kertas berisi alamat kepada Dian.
Dian menerima kertas itu. "Bisa Bu." Jawabnya.
Setelah mendengar jawaban Dian, Bu Rina mengangguk puas dan berpamitan dengan Ibu Dian.
Iya pun juga memuji Dian mengenai penampilannya di lomba sebelumnya beberapa kali, hingga membuat Dian malu mendengarnya.
"Kalau begitu Dian, sampai bertemu denganmu besok." Salim Bu Dian.
"S-saya juga Bu, mohon bantuannya besok." Balas Dian.
Setelah berpamitan, Bu Dian pun mengambil motornya yang diparkir tidak jauh dari rumah Dian, dan pergi meninggalkan rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍👍
2023-08-08
0
Hades Riyadi
masih muda cari pengalaman duluuu...gimana rasanya bekerja digaji dan sekalian mempelajari seluk beluk bisnis kuliner, seiring usia bertambah, paradigma berpikirnya tentunya juga makin berkembang...😛😀💪👍👍👍
2023-08-08
1
Alalbar
MC oon padahal bisa belajar investasi ckck saham banyak lah hasilkan uang dari internet kenapa harus ikut org sih🗿
2023-07-18
8