"Bukankah kamu, peserta nomer 2 yang mengikuti ujian memasak sebelumnya?!" Ucap Dian dengan terkejut.
Setelah melihat wajah perempuan di depannya, Dian terkejut karena perempuan yang ia lihat adalah wanita yang ia kalahkan sebelumnya di lomba memasak.
Dian memang merasa seperti tidak asing dengan pakaian yang ia lihat. Namun karena saat itu wajah perempuan itu tidak terlihat, dia masing kurang yakin sebelumnya.
"Eh, jadi apakah kamu itu..." Perempuan itu mulai menyadari siapa Dian.
"Ya, aku adalah peserta nomer 4. Orang yang memenangkan lomba memasak sebelumnya." Beritahu Dian.
Perempuan itu melebarkan matanya mengetahui bahwa Dian adalah peserta 4. Hatinya makin berdegup kencang. Aslinya dia memang dikalahkan sebelumnya, namun dia tidak memikirkan itu. Hal yang ia pikirkan adalah orang yang menyelamatkannya ternyata adalah orang yang luar biasa.
"N-namamu kalau boleh tahu?" Tanya perempuan itu.
"Dian, panggil saja Dian." Jawab Dian.
"Be-begitu ya...kalau begitu namaku Lara, kalau boleh tahu. Apa yang sedang dilakukan D-dian di gang kecil sempit seperti ini?" Tanya Lara.
Hati Lara masih berdegup kencang melihat ke arah Dian. Maka dari itu matanya tidak menatap ke arah mata Dian melainkan dahinya. Bahkan mengucapkan namanya saja sudah membuat ia gugup.
Namun sepertinya Dian tidak menyadari itu sama sekali, "Ah, aku baru saja membeli es krim di sekitar sini." Jawab Dian.
"Es krim? Apa maksudmu itu es krim gunung yang berada di ujung gang?" Tanya Lara.
"Eh? Iya benar. Apakah kamu pernah membelinya juga?" Tanya Dian balik.
Entah kenapa, Lara tersenyum puas mendengar perkataan Dian barusan. Dia pun merapikan penampilannya sebentar sebelum bertanya ke pada Dian. "Jadi? Bagaimana rasanya?" Tanya Lara.
"Eh? Apa maksudmu es krimnya? Ah, aku belum mencobanya. Sebenarnya aku membelinya hanya untuk adikku saja karena dia ngambek." Jawab Dian.
Dian pun berbalik dari Lara, dan berjalan ke belakang gang untuk mengambil es krim yang ia sembunyikan sebelumnya karena takut itu jatuh jika dia membawanya sambil berkelahi tadi.
Namun sesudah dia mengambilnya, terlihat plastik putih yang sudah basah dan wadah es krim yang menyusut didalamnya.
Dian pun seketika panik mengetahui bahwa es krim yang ia bawah meleleh. "Gawat, malah meleleh jadinya." Keluh Dian.
Dian pun berlari melewati Lara, dan menuju ke luar gang untuk segera pulang ke rumahnya.
"Maaf ya Lara, tapi aku harus cepet-cepet balik ke rumah kalau engga adikku bakal marah!" Ucap Dian kepada Lara yang berada dibelakangnya.
Lara yang melihat Dian pergi dengan terburu-buru, tertawa kecil. "Hihihi, sepertinya es krimnya meleleh.." Ringis Lara.
...----------------...
Setelah berlari selama 5 menit, Dian sampai ke rumahnya dan segera masuk.
"D-dian pulang..." Ucap Dian sambil menarik napas.
Adiknya yang sedang duduk di kursi meja makan, melihat ke arah Dian dengan wajahnya yang lebih kesal dari sebelumnya.
"Kakak~~~ko lama banget sih beliin es krim doang?" Ucap Mira sambil tersenyum.
Buku kuduk Dian menggigil melihat adiknya yang tersenyum, dia tahu bahwa senyuman itu bukan berarti baik. Namun itu karena adiknya sedang sangat marah padanya.
"M-maaf! Tadi kakak ketemu preman dijalan dan harus ngambil jalan mutar biar ga di peras!" Dian mencoba beralasan.
"Oh gitu? Jadi? Mana es krimnya kak? Mira udah cape nih nungguin 30 menit semenjak pulang dari sekolah.." Ucap Mira.
Dian, yang tahu es krim yang ia beli meleleh. Dengan muka yang pasrah, menyerahkan kantong plastik yang ia bawa kepada adiknya.
Adiknya menerima kantong plastik itu dengan perlahan, dan ketika ia tahu bahwa bagian bawah plastik itu basah. Mukanya tetap tersenyum namun suaranya menjadi semakin berat.
"Kakak....jangan bilang ini meleleh?" Ucap Mira dengan senyuman mencengkamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Jun_Ho
*masih
2023-08-26
1
Jun_Ho
lomba
2023-08-26
1
deria
cih gak ada sopan2nya sama kakaknya,, udh capek2 beliin bukanya trimakasih malah marah 😡 jelek banget karakter adiknya thor,, udh ya nyusahin malah ngelunjak👊
2023-08-23
2