Chapter 4 : Rasa Ini?!

Setelah beberapa menit, semua sayuran sudah selesai dipotong oleh Dian.

Setiap potongannya sangatlah rapi dan teratur, beda dengan potongan Dian yang biasanya.

Dian bahkan takjub pada potongannya sendiri, ia tidak menyangka dirinya bisa memotong begitu rapih dengan cepat.

"Dian, ini semua dipotong olehmu?" Ucap Ibunya tidak percaya.

"Iya bu, emang kenapa?" Tanya Dian sambil membersihkan pisau dapur sebelum meletakkannya kembali ke rak.

"Potongannya sangat rapi...Ibu tidak tahu kamu sejago ini dalam memotong, apa kamu belajar sendiri?" Tebak ibunya.

Dian tidak mungkin bisa memberitahu ibunya sendiri mengenai sistem yang membuatnya bisa begitu mahir dengan cepat, tidak mungkin. Hal yang pertama kali Dian dapat jika mengatakan itu adalah ditertawakan ibunya.

"Ah, um..i-iya, Dian belajar diem-diam pas ibu tidak liat.." Dian mencoba beralasan.

Untuk saat ini, Dian akan menyimpan semua rahasia mengenai sistem yang ia miliki pada dirinya sendiri. Apa dia akan memberitahukannya pada orang lain suatu saat? tidak ada yang tahu.

"Oh gitu ya? pantas saja kamu lebih mahir ya, bahkan mungkin lebih mahir dari ibu." Ibu Dian memasukkan sayuran yang Dian potong ke dalam rebusan.

"Ehehe, engga lah, ibu masih lebih jago ko." Balas Dian.

Selesai memotong sayuran, Dian diam di tempatnya serambi melihat ke arah ibunya yang sedang memasukkan bumbu ke dalam rebusannya.

Dian memang terkadang sesekali melihat ibunya memasak karena penasaran sekaligus suka, ia juga tidak ada kerjaan atau kesibukan juga di hari ini.

Tidak lama kemudian setelah melihatnya, notifikasi pop up sekali lagi muncul di depan Dian.

[Ding! Mendeteksi Host sedang melihat...Kemampuan memasak+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan : 'Rendah']

"Dian, bisa kamu cicipi ga? ibu takut kuahnya keasinan." Pinta Ibunya.

"Oke bu, coba biar Dian cicipin." Dian mengambil sendok kecil dari tempatnya dan pergi mendekat ke panci rebusan untuk mencicipi kuahnya.

Setelah meniup beberapa kali agar tidak panas, Dian pun memasukkan sendoknya ke dalam mulutnya.

[Ding! Mendeteksi Host sedang mencicip...kemampuan mencicipi+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan 'Rendah']

"Sudah kuduga kalau mencicipi juga termasuk kemampuan yang ditingkatkan." Pikir Dian.

"Jadi? gimana rasanya?" Tanya ibu Dian.

Dian mengecap lidahnya beberapa kali, lalu sebuah gambaran bahan dan rasa pun muncul di benak Dian.

"Garamnya terlalu sedikit jadi rasanya kurang terasa bu, lalu kalau bisa tambahin merica atau ketumbar agar rasanya lebih pas ya bu. Oh ya, jangan lupa dikasih jeruk nipis biar lebih segar ya bu." Beritahu Dian.

Ibunya melongo tidak percaya, ia tidak tahu bahwa anaknya begitu tahu menahu mengenai bahan makanan seperti itu.

"Ibu?"

"Eh, ah! iya, kalau gitu ibu tambahin sesuai anjuran kamu tadi oke? perasaan ibu sih bakal jadi lebih enak.." Ibu Dian mengambil semua bahan yang dianjurkan oleh Dian tadi dan mulai memasukkannya ke dalam rebusan.

Ibunya pun lanjut mengaduk semua bumbu nya agar menyatu dengan kuah.

Namun, tidak lama setelah melihat ibunya memasak. tiba-tiba perasaan aneh muncul di benak Dian, seolah-olah ada yang memberitahunya bahwa ada cara memasak yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang dilakukan dengan ibunya.

Setelah berpikir sejenak, Dian yakin bahwa ini mungkin efek dari kemampuannya dalam memasak .

"Bu, Dian boleh nyoba ngaduknya ga bu? siapa tau Dian juga bisa belajar." Pinta Dian.

Ibunya melihat Dian dengan mata terkejut, dia berpikir bahwa kali ini kemungkinan anaknya akan memperlihatkan sesuatu di luar dugaannya lagi.

"T-tentu saja, silahkan.." Ibu Dian memberikan sendok soup kepada Dian.

Setelah diberikan sendok soup, hal yang pertama dilakukan Dian pun adalah dengan mengecilkan api di kompornya. ia lalu mengaduk dengan kecepatan yang halus dan sedikit menambahkan air kedalam panci rebusannya lagi.

Setelah merasa semua bumbunya sudah tercampur dengan kuah, Dian pun membesarkan apinya ke keadaan semula dan mulai mengaduk lagi.

Ibunya hanya diam di sebelah melihatnya tanpa berkomentar sekalipun. Ia bahkan tidak tahu kenapa Dian menambahkan air ke dalam rebusan ataupun mengecilkan api barusan.

Setelah 5 menit, Dian mulai membuka mulutnya lagi. "Oke udah selesai bu, coba cicipin."

Dian menyodorkan sendok makan berisi kuah rebusan untuk ibunya coba.

Tanpa berpikir panjang, Ibunya langsung mengambilnya dan meniupnya selama beberapa saat sebelum mencicipinya.

"?! Dian ini...

Bagaikan tersambar petir, Ibu Dian terkejut tidak main setelah merasakan rasa kuah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Semua bumbu tercampur dengan keserasian harmoni yang sangat halus, rasanya tidaklah terlalu kuat ataupun hambar, sempurna menyatu dengan kaldu tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.

Ibu Dian jatuh ke kursi dengan lemas, ia tidak tahu bahwa anaknya sebegitu jagonya dalam memasak melebihi kemampuan dan ekspetasinya sendiri.

"Ibu! kenapa bu? ibu ga papa?" Tanya Dian cemas.

Ibu Dian dengan cepat berdiri dari kursi dan pergi menuju panci rebusan untuk mencoba sekali lagi. Dan ketika sudah mencobanya, beliau membalikan mukanya ke belakang untuk melihat Dian dan berkata.

"Nak, ini benar-benar luar biasa. Darimana kamu belajar cara memasak seperti ini?" Tanya ibunya dengan serius.

Melihat muka ibunya yang begitu serius, Dian merasa dirinya seolah-olah ingin diterkam oleh ibunya sendiri.

"Eh? m-memasak? ah, iya. sepertinya ini karena Dian dulu pernah ikut klub masak bu." Dian mencoba beralasan

Namun seolah tidak membiarkan Dian, Ibunya kembali bertanya kepadanya. "Tidak, tidak mungkin. Rasa ini ga mungkin bisa dicapai dengan ikut klub semata, jujur. darimana kamu belajar masak gini?" Tanya Ibu Dian.

Dian terpojok selama beberapa saat setelah mendengar ibunya begitu bersikeras mendapat jawaban darinya, Dian tidak mungkin memberitahu ibunya mengenai sistemnya, sama sekali tidak mungkin.

Maka dari itu, Dian harus mencari alasan, namun bukan alasan yang biasa saja, melainkan yang kuat dan juga berbobot. Yang dapat membuat ibunya percaya sepenuhnya.

Setelah berpikir selama beberapa saat, Dian pun menemukan alasan yang cocok untuk pertanyaan ibunya.

"Oh iya bu! itu loh...Bitube, kan banyak tuh konten masak di sana. Dian kadang liat bu konten-konten masak dari chef yang terkenal makanya bisa jago bu." Dian mencoba beralasan.

Ibunya tetap melihat ke anaknya selama beberapa saat, Dian pun secara tidak berkeringat karena gugup.

Namun beberapa saat kemudian, Ibunya menghela napas. "Huft..begitu ya, jadi kamu belajar dari konten masak di Bitube...pantas aja, ibu kayanya coba belajar juga deh." Ucap Ibunya.

Setelah melihat ibunya percaya padanya, Dian pun menghela napas lega. Ia lalu berjalan menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya.

"Loh kakak? gimana makannnya?" Tanya Ibunya.

"Dian nanti aja bu makannya, masih kenyang sekarang." Balas Dian.

Setelah membalas ibunya, Dian langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintunya.

Ia lalu menghela napas lega sekali lagi karena berhasil menjaga rahasianya dengan aman tanpa ketahuan.

"Phewww...tadi nyaris aja." Ucap Dian lega.

Terpopuler

Comments

alisya damia

alisya damia

seri

2024-09-07

0

Syas Ann

Syas Ann

semakin k depan semakin seru

2024-01-02

1

Mugeno

Mugeno

Siap diperbaiki!

2023-08-21

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Keluarga Sederhana
2 Chapter 2 : Mendapat Sistem
3 Chapter 3 : Memperoleh Exp! Tingkat Kemahiran ditingkatkan!
4 Chapter 4 : Rasa Ini?!
5 Chapter 5 : Lomba Berhadiah!
6 Chapter 6 : Lomba Memasak Babak 2
7 Chapter 7 : Babak Final
8 Chapter 8 : Lupa
9 Chapter 9 : Seorang perempuan dan ketiga berandalan
10 Chapter 10 : Aku mengenalnya
11 Chapter 11 : Senyuman Mematikan
12 Chapter 12 : Tamu yang mengejutkan
13 Chapter 13 : Ajakan dan Angka yang Fantastis
14 Chapter 14 : Coba Buatkan
15 Chapter 15 : Bau Yang Menggoda
16 Chapter 16 : Stok Habis! Penghasilan Yang Menakjubkan!
17 Chapter 17 : Rekening Bank
18 Chapter 18 : Membeli Motor
19 Chapter 19 : Motor Siapa Itu?
20 Chapter 20 : Rencana Beasiswa
21 Chapter 21 : Paman Casey
22 Chapter 22 : Tantangan Mengejutkan
23 Chapter 23 : Ding! Ding! Ding!
24 Chapter 24 : Bertani
25 Chapter 25 : Pasar Tirta
26 Chapter 26 : Wanto
27 Chapter 27 : Membeli Peternakan
28 Chapter 28 : Deal Pertama
29 Chapter 29 : +1 Peternakan
30 Chapter 30 : Membeli Transportasi
31 Chapter 31 : Fendy
32 Chapter 32 : Sunbright Supplier
33 Chapter 33 : Kemampuan Berkendara+1
34 Chapter 34 : Rencana Licik
35 Chapter 35 : Segitu Doang? Lemah
36 Chapter 36 : Senyuman Puas Hakiki
37 Chapter 37 : Gangguan lainnya
38 Chapter 38 : Jangan-jangan...
39 Chapter 39 : Permanent Partnership
40 Chapter 40 : Jamuan
41 Chapter 41 : Kenyataan yang tidak terduga
42 Chapter 42 : Senyuman Licik
43 Chapter 43 : Plan Kedepan Dan Telepon
44 Chapter 44 : Perbuatan Yang Keterlaluan
45 Chapter 45 : Perayaan dan Rasa Khawatir
46 Chapter 46 : Masuk ke dalam
47 Chapter 47 : Pembalasan Dian
48 Chapter 48 : Cerita yang sebenarnya
49 Chapter 49 : Ayah dan Anak
50 Chapter 50 : Rencana
51 Chapter 51 : Negosiasi dan Telepon Kepanikan
52 Chapter 52 : Protes dan Mafia?
53 Chapter 53 : Dian dan rencana mengenai Mafia
54 Chapter 54 : Melunasi Hutang, Beatrice Bergabung Dalam Tim
55 Chapter 55 : Membuat Jaringan Mafia, Tanggerang.
56 Chapter 56 : Membentuk Otot
57 Chapter 57 : Transformasi Dian menjadi Pria Sejati
58 Chapter 58 : Persiapan
59 Chapter 59 : Joy
60 Chapter 60 : Ala Karte
61 Chapter 61 : Rencana Dian
62 Chapter 62 : Uang adalah kekuatan
63 Chapter 63 : Informasi Valid
64 Chapter 64 : Pistol yang menempel di Dahi
65 Chapter 65 : Dian dan Ketakutan Roy
66 Chapter 66 : Dian menjadi pemimpin tertinggi White Boys
67 Chapter 67 : Perkembangan dan Berita Mengejutkan
68 Chapter 68 : Penawaran Maria
69 Chapter 69 : Rencana pembuatan Kasino
70 Chapter 70 : Bisnis Casino dan Badai baru
71 Chapter 71 : Kerusuhan di Kasino
72 Chapter 72 : Rose
73 Chapter 73 : Yeremiah dan Pengkhianatan
74 Chapter 74 : Perlawanan
75 Chapter 75 : Deklarasi Perang
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Chapter 1 : Keluarga Sederhana
2
Chapter 2 : Mendapat Sistem
3
Chapter 3 : Memperoleh Exp! Tingkat Kemahiran ditingkatkan!
4
Chapter 4 : Rasa Ini?!
5
Chapter 5 : Lomba Berhadiah!
6
Chapter 6 : Lomba Memasak Babak 2
7
Chapter 7 : Babak Final
8
Chapter 8 : Lupa
9
Chapter 9 : Seorang perempuan dan ketiga berandalan
10
Chapter 10 : Aku mengenalnya
11
Chapter 11 : Senyuman Mematikan
12
Chapter 12 : Tamu yang mengejutkan
13
Chapter 13 : Ajakan dan Angka yang Fantastis
14
Chapter 14 : Coba Buatkan
15
Chapter 15 : Bau Yang Menggoda
16
Chapter 16 : Stok Habis! Penghasilan Yang Menakjubkan!
17
Chapter 17 : Rekening Bank
18
Chapter 18 : Membeli Motor
19
Chapter 19 : Motor Siapa Itu?
20
Chapter 20 : Rencana Beasiswa
21
Chapter 21 : Paman Casey
22
Chapter 22 : Tantangan Mengejutkan
23
Chapter 23 : Ding! Ding! Ding!
24
Chapter 24 : Bertani
25
Chapter 25 : Pasar Tirta
26
Chapter 26 : Wanto
27
Chapter 27 : Membeli Peternakan
28
Chapter 28 : Deal Pertama
29
Chapter 29 : +1 Peternakan
30
Chapter 30 : Membeli Transportasi
31
Chapter 31 : Fendy
32
Chapter 32 : Sunbright Supplier
33
Chapter 33 : Kemampuan Berkendara+1
34
Chapter 34 : Rencana Licik
35
Chapter 35 : Segitu Doang? Lemah
36
Chapter 36 : Senyuman Puas Hakiki
37
Chapter 37 : Gangguan lainnya
38
Chapter 38 : Jangan-jangan...
39
Chapter 39 : Permanent Partnership
40
Chapter 40 : Jamuan
41
Chapter 41 : Kenyataan yang tidak terduga
42
Chapter 42 : Senyuman Licik
43
Chapter 43 : Plan Kedepan Dan Telepon
44
Chapter 44 : Perbuatan Yang Keterlaluan
45
Chapter 45 : Perayaan dan Rasa Khawatir
46
Chapter 46 : Masuk ke dalam
47
Chapter 47 : Pembalasan Dian
48
Chapter 48 : Cerita yang sebenarnya
49
Chapter 49 : Ayah dan Anak
50
Chapter 50 : Rencana
51
Chapter 51 : Negosiasi dan Telepon Kepanikan
52
Chapter 52 : Protes dan Mafia?
53
Chapter 53 : Dian dan rencana mengenai Mafia
54
Chapter 54 : Melunasi Hutang, Beatrice Bergabung Dalam Tim
55
Chapter 55 : Membuat Jaringan Mafia, Tanggerang.
56
Chapter 56 : Membentuk Otot
57
Chapter 57 : Transformasi Dian menjadi Pria Sejati
58
Chapter 58 : Persiapan
59
Chapter 59 : Joy
60
Chapter 60 : Ala Karte
61
Chapter 61 : Rencana Dian
62
Chapter 62 : Uang adalah kekuatan
63
Chapter 63 : Informasi Valid
64
Chapter 64 : Pistol yang menempel di Dahi
65
Chapter 65 : Dian dan Ketakutan Roy
66
Chapter 66 : Dian menjadi pemimpin tertinggi White Boys
67
Chapter 67 : Perkembangan dan Berita Mengejutkan
68
Chapter 68 : Penawaran Maria
69
Chapter 69 : Rencana pembuatan Kasino
70
Chapter 70 : Bisnis Casino dan Badai baru
71
Chapter 71 : Kerusuhan di Kasino
72
Chapter 72 : Rose
73
Chapter 73 : Yeremiah dan Pengkhianatan
74
Chapter 74 : Perlawanan
75
Chapter 75 : Deklarasi Perang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!