Setelah beberapa menit, semua sayuran sudah selesai dipotong oleh Dian.
Setiap potongannya sangatlah rapi dan teratur, beda dengan potongan Dian yang biasanya.
Dian bahkan takjub pada potongannya sendiri, ia tidak menyangka dirinya bisa memotong begitu rapih dengan cepat.
"Dian, ini semua dipotong olehmu?" Ucap Ibunya tidak percaya.
"Iya bu, emang kenapa?" Tanya Dian sambil membersihkan pisau dapur sebelum meletakkannya kembali ke rak.
"Potongannya sangat rapi...Ibu tidak tahu kamu sejago ini dalam memotong, apa kamu belajar sendiri?" Tebak ibunya.
Dian tidak mungkin bisa memberitahu ibunya sendiri mengenai sistem yang membuatnya bisa begitu mahir dengan cepat, tidak mungkin. Hal yang pertama kali Dian dapat jika mengatakan itu adalah ditertawakan ibunya.
"Ah, um..i-iya, Dian belajar diem-diam pas ibu tidak liat.." Dian mencoba beralasan.
Untuk saat ini, Dian akan menyimpan semua rahasia mengenai sistem yang ia miliki pada dirinya sendiri. Apa dia akan memberitahukannya pada orang lain suatu saat? tidak ada yang tahu.
"Oh gitu ya? pantas saja kamu lebih mahir ya, bahkan mungkin lebih mahir dari ibu." Ibu Dian memasukkan sayuran yang Dian potong ke dalam rebusan.
"Ehehe, engga lah, ibu masih lebih jago ko." Balas Dian.
Selesai memotong sayuran, Dian diam di tempatnya serambi melihat ke arah ibunya yang sedang memasukkan bumbu ke dalam rebusannya.
Dian memang terkadang sesekali melihat ibunya memasak karena penasaran sekaligus suka, ia juga tidak ada kerjaan atau kesibukan juga di hari ini.
Tidak lama kemudian setelah melihatnya, notifikasi pop up sekali lagi muncul di depan Dian.
[Ding! Mendeteksi Host sedang melihat...Kemampuan memasak+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan : 'Rendah']
"Dian, bisa kamu cicipi ga? ibu takut kuahnya keasinan." Pinta Ibunya.
"Oke bu, coba biar Dian cicipin." Dian mengambil sendok kecil dari tempatnya dan pergi mendekat ke panci rebusan untuk mencicipi kuahnya.
Setelah meniup beberapa kali agar tidak panas, Dian pun memasukkan sendoknya ke dalam mulutnya.
[Ding! Mendeteksi Host sedang mencicip...kemampuan mencicipi+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan 'Rendah']
"Sudah kuduga kalau mencicipi juga termasuk kemampuan yang ditingkatkan." Pikir Dian.
"Jadi? gimana rasanya?" Tanya ibu Dian.
Dian mengecap lidahnya beberapa kali, lalu sebuah gambaran bahan dan rasa pun muncul di benak Dian.
"Garamnya terlalu sedikit jadi rasanya kurang terasa bu, lalu kalau bisa tambahin merica atau ketumbar agar rasanya lebih pas ya bu. Oh ya, jangan lupa dikasih jeruk nipis biar lebih segar ya bu." Beritahu Dian.
Ibunya melongo tidak percaya, ia tidak tahu bahwa anaknya begitu tahu menahu mengenai bahan makanan seperti itu.
"Ibu?"
"Eh, ah! iya, kalau gitu ibu tambahin sesuai anjuran kamu tadi oke? perasaan ibu sih bakal jadi lebih enak.." Ibu Dian mengambil semua bahan yang dianjurkan oleh Dian tadi dan mulai memasukkannya ke dalam rebusan.
Ibunya pun lanjut mengaduk semua bumbu nya agar menyatu dengan kuah.
Namun, tidak lama setelah melihat ibunya memasak. tiba-tiba perasaan aneh muncul di benak Dian, seolah-olah ada yang memberitahunya bahwa ada cara memasak yang lebih baik dibandingkan dengan apa yang dilakukan dengan ibunya.
Setelah berpikir sejenak, Dian yakin bahwa ini mungkin efek dari kemampuannya dalam memasak .
"Bu, Dian boleh nyoba ngaduknya ga bu? siapa tau Dian juga bisa belajar." Pinta Dian.
Ibunya melihat Dian dengan mata terkejut, dia berpikir bahwa kali ini kemungkinan anaknya akan memperlihatkan sesuatu di luar dugaannya lagi.
"T-tentu saja, silahkan.." Ibu Dian memberikan sendok soup kepada Dian.
Setelah diberikan sendok soup, hal yang pertama dilakukan Dian pun adalah dengan mengecilkan api di kompornya. ia lalu mengaduk dengan kecepatan yang halus dan sedikit menambahkan air kedalam panci rebusannya lagi.
Setelah merasa semua bumbunya sudah tercampur dengan kuah, Dian pun membesarkan apinya ke keadaan semula dan mulai mengaduk lagi.
Ibunya hanya diam di sebelah melihatnya tanpa berkomentar sekalipun. Ia bahkan tidak tahu kenapa Dian menambahkan air ke dalam rebusan ataupun mengecilkan api barusan.
Setelah 5 menit, Dian mulai membuka mulutnya lagi. "Oke udah selesai bu, coba cicipin."
Dian menyodorkan sendok makan berisi kuah rebusan untuk ibunya coba.
Tanpa berpikir panjang, Ibunya langsung mengambilnya dan meniupnya selama beberapa saat sebelum mencicipinya.
"?! Dian ini...
Bagaikan tersambar petir, Ibu Dian terkejut tidak main setelah merasakan rasa kuah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Semua bumbu tercampur dengan keserasian harmoni yang sangat halus, rasanya tidaklah terlalu kuat ataupun hambar, sempurna menyatu dengan kaldu tanpa menghilangkan cita rasa aslinya.
Ibu Dian jatuh ke kursi dengan lemas, ia tidak tahu bahwa anaknya sebegitu jagonya dalam memasak melebihi kemampuan dan ekspetasinya sendiri.
"Ibu! kenapa bu? ibu ga papa?" Tanya Dian cemas.
Ibu Dian dengan cepat berdiri dari kursi dan pergi menuju panci rebusan untuk mencoba sekali lagi. Dan ketika sudah mencobanya, beliau membalikan mukanya ke belakang untuk melihat Dian dan berkata.
"Nak, ini benar-benar luar biasa. Darimana kamu belajar cara memasak seperti ini?" Tanya ibunya dengan serius.
Melihat muka ibunya yang begitu serius, Dian merasa dirinya seolah-olah ingin diterkam oleh ibunya sendiri.
"Eh? m-memasak? ah, iya. sepertinya ini karena Dian dulu pernah ikut klub masak bu." Dian mencoba beralasan
Namun seolah tidak membiarkan Dian, Ibunya kembali bertanya kepadanya. "Tidak, tidak mungkin. Rasa ini ga mungkin bisa dicapai dengan ikut klub semata, jujur. darimana kamu belajar masak gini?" Tanya Ibu Dian.
Dian terpojok selama beberapa saat setelah mendengar ibunya begitu bersikeras mendapat jawaban darinya, Dian tidak mungkin memberitahu ibunya mengenai sistemnya, sama sekali tidak mungkin.
Maka dari itu, Dian harus mencari alasan, namun bukan alasan yang biasa saja, melainkan yang kuat dan juga berbobot. Yang dapat membuat ibunya percaya sepenuhnya.
Setelah berpikir selama beberapa saat, Dian pun menemukan alasan yang cocok untuk pertanyaan ibunya.
"Oh iya bu! itu loh...Bitube, kan banyak tuh konten masak di sana. Dian kadang liat bu konten-konten masak dari chef yang terkenal makanya bisa jago bu." Dian mencoba beralasan.
Ibunya tetap melihat ke anaknya selama beberapa saat, Dian pun secara tidak berkeringat karena gugup.
Namun beberapa saat kemudian, Ibunya menghela napas. "Huft..begitu ya, jadi kamu belajar dari konten masak di Bitube...pantas aja, ibu kayanya coba belajar juga deh." Ucap Ibunya.
Setelah melihat ibunya percaya padanya, Dian pun menghela napas lega. Ia lalu berjalan menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya.
"Loh kakak? gimana makannnya?" Tanya Ibunya.
"Dian nanti aja bu makannya, masih kenyang sekarang." Balas Dian.
Setelah membalas ibunya, Dian langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintunya.
Ia lalu menghela napas lega sekali lagi karena berhasil menjaga rahasianya dengan aman tanpa ketahuan.
"Phewww...tadi nyaris aja." Ucap Dian lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
alisya damia
seri
2024-09-07
0
Syas Ann
semakin k depan semakin seru
2024-01-02
1
Mugeno
Siap diperbaiki!
2023-08-21
1