Mungkinkah ada perampokan yang terjadi di siang hari dalam gang yang gelap? Kemungkinan itu besar.
Dengan situasi merasa khawatir namun tidak takut, Dian berlari melewati gang menuju asal suara itu.
Tidak lama kemudian, dia melihat 3 pria muda. Masing-masing mewarnai rambut mereka dengan warna yang berbeda, sambil mengenakan jaket berwarna hitam yang warnanya sama sampai ke kaki mereka.
Seorang gadis muda tak berdaya terlihat dikelilingi oleh kelompok pria muda tersebut.
Gadis muda itu sepertinya seumuran dengan Dian, namun wajahnya tidak terlalu terlihat karena tertutupi oleh rambut hitam panjangnya.
Namun yang pasti, pada saat ini. Tubuhnya gemetar karena ketakutan, isakan tangis terdengar sedikit dari suaranya yang kecil.
"Hehehe, sungguh beruntung kita bertemu gadis cantik di siang hari, bodoh sekali. Ngapain coba perempuan sendiri-sendiri jalan di gang yang sempit." Ucap salah satu pria muda tersebut.
"Tidak...tolong seseorang bantu aku!" Ucap gadis perempuan itu.
"Cantik, percuma saja berteriak. tidak ada yang akan mendengarmu di lorong yang kecil ini..."
"Itu juga salahmu sendiri karena datang ke sini. Kita sebenarnya hanya duduk diam di sini beberapa saat yang lalu kau tahu?"
Ketiga pria muda itu tersenyum cabul ke arah perempuan lemah tidak berdaya di bawah mereka. Tampaknya mereka ingin melakukan hal yang tidak senonoh ke perempuan itu.
Perempuan itu hanya terus menangis sambil berharap ada seseorang yang datang menolongnya. Sampai terdengar suara asing dari ujung lorong.
*Uhuk Uhuk.
Batuk yang jelas tiba-tiba bergema di dalam gang.
Ketiga pria muda tersebut, terkejut dengan dengan kemunculan seseorang yang tiba-tiba. Mereka langsung berbalik untuk memeriksanya.
Namun setelah berbalik untuk melihatnya, mereka hanya melihat seorang laki-laki SMA dengan badan kurus dan lemah, mereka bertiga segera merasa tenang dan kembali menunjukkan senyuman jelek mereka.
"Oi bocah, apa yang kamu lakukan di sini? ini bukan tempat untuk jalan-jalan tau.."
"Kukira siapa, ternyata hanya bocah ingusan. Sana pulang ke rumahmu!"
Ketiga berandalan di depannya benar-benar meremehkan Dian. Mereka tidak peduli dan kembali menatap ke arah perempuan tidak berdaya di bawah mereka.
Namun, secercah harapan muncul di wajah perempuan itu. Walau wajahnya masih tidak terlihat karena tertutup oleh rambutnya, matanya berbinar melihat ke arah laki-laki yang berada di ujung lorong.
Di sisi lain, Dian sama sekali tidak merasa takut. Mungkin karena sistem di dalam tubuhnya, dia mengatakan. "Bisakah kalian menjauhi perempuan itu? Sepertinya dia tidak nyaman dengan kalian." Ucapnya dengan lantang.
Ketiga berandalan itu sekali lagi menatap ke arah Dian, namun kali ini. Wajah mereka dipenuhi keterkejutan sekaligus kemarahan.
"Hebat! Aku tidak menyangka kamu tidak lari, jadi? Kamu baru saja menghina kita. Kamu tidak berpikir bahwa kamu bisa pergi dari sini hidup-hidup kan?" Ucap salah satu berandalan.
Setelah ancaman mereka, ketiga berandalan tersebut membuka saku jaket mereka dan mengeluarkan silet dan cutter yang permukaannya bersinar terkena cahaya matahari. Pada saat itu, mereka tertawa kecil sambil mendekati Dian dengan perlahan.
Dian, yang awalnya percaya diri. Tiba-tiba berubah menjadi sedikit khawatir. Itu dikarenakan tidak ada notifikasi biasa dari sistemnya ketika dia telah mempelajari sesuatu dengan hanya melihat.
"Sekarang kau tidak bisa kabur nak, persiapkan dirimu!" Salah satu berandalan mulai berlari ke arah Dian.
Dian, tahu bahwa dia tidak akan bisa kabur. Mencoba untuk tetap bersikap tenang, lalu beberapa saat kemudian. Dia melihat beberapa batu di bawahnya. Dia lalu mengambil salah satu batu itu dan melemparnya ke arah berandalan yang berlari ke arahnya.
Namun batu itu dihindari dengan sangat mudah. "Heh, mencoba melempari ku batu? Belajar melempar yang baik dulu nak." Ucap berandalan sambil terus mendekat ke arahnya.
[Ding! Mendeteksi Host sedang melempar...Kemampuan melempar+1 peningkatan saat ini (1/10), level kemampuan : 'Rendah']
Mendengar notifikasi muncul di depannya, Dian tersenyum puas. "Oke, kalau sudah begini..".
Dian mengambil satu batu lagi di bawahnya, dan membidiknya terlebih dahulu sebelum melemparkannya ke wajah berandalan di depannya.
*Wush.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjuuutt Thor 😛😀💪👍👍👍
2023-08-08
0
Hades Riyadi
Pisau dan Cutter melawan batu... pertama meleset lama-lama khan pasti kena juga.... wkwkwk 🤔🙄😛😀💪👍👍👍
2023-08-08
2
the Amay one
jangan panggil aku bocah paman
namuku Dian
2023-07-13
3