Tepuk tangan meriah menyambut Dian yang telah memenangkan lomba.
Para juri pun juga bertepuk tangan dan bahkan memberi selamat kepada Dian secara langsung.
Dian sebenarnya belum pernah memenangkan sebuah lomba sebelumnya, maka dari itu ia senang karena telah memenangkan lomba ini sekaligus mendapat hadiah. Walau dibantu oleh kemampuan sistem.
Panitia acara menanyakan rekening bank Dilan setelahnya, dan nominal sebesar 1 juta rupiah pun telah di transfer ke rekeningnya.
Bagi Dian, hadiah sebesar 1 juta rupiah sudah cukup besar untuk ia dapatkan dengan mudah, itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan hal yang nantinya ia perlukan.
Hari sudah berubah menjadi sore, dan Dian sedikit lupa dengan hal yang sebenarnya ingin ia lakukan.
"Oh ya, kertas Manila sama lem! Sial, aku lupa." Keluh Dian.
Dian pun langsung segera berlari dari tempat lomba menuju ke toserba di sebelah kanannya.
Ia sempat di kerumuni orang-orang untuk bertanya padanya, namun Dian mengabaikan itu dan mengatakan bahwa dirinya sedang terburu-buru saat ini.
"Selamat datang." Ucap kasir toserba.
Untungnya, di dalam toserba saat ini cenderung sepi, Dian bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat.
Setelah memasuki toserba, Dian berlari menuju rak dimana kertas Manila berada, setelah itu dia langsung membeli kertas Manila berwarna biru yang diminta Mira sebelumnya, dia mengambil sebanyak 4 kertas agar tidak kekurangan dan setelahnya dia langsung berlari menuju rak lem untuk mengambil 2 lem juga.
"Totalnya 13.000 kak." Beritahu kasir toserba.
"Bayarnya menggunakan digital ya kak." Ucap Dian.
"Oh iya ka, silahkan tinggal scan saja barcode di bawah ini.." Pandu Kasir toserba.
*Tit
Setelah melihat bahwa pembayaran berhasil, Dian langsung membawa plastik berisi belanjaannya dan berlari ke luar toserba menuju rumahnya.
Ia lalu melihat ke arah jamnya untuk mengecek waktu saat ini.
"Udah jam 2 lebih? Sial! Mira pasti bakal ngomel-ngomel nih.." Pikir Dian.
Dian mencepatkan larinya menuju sekolahnya, untungnya jaraknya tidak terlalu jauh dari toserba.
...----------------...
Setelah sampai di depan gerbang sekolahnya, Dian pun langsung memberitahu Mira di Whatsupp bahwasannya dia telah di depan gerbang sekolah.
Mira pun datang tidak lama kemudian dengan wajah yang terlihat kesal
"Kakak lambat! Masa beli kertas Manila sama lem doang sampe 1 jam lebih sih?!" Bentak Mira.
"Iya-iya maaf deh, tadi ada urusan jadinya sedikit telat..." Dian mencoba memberitahu.
"Ya walau ada urusan harusnya Mira yang lebih diprioritasin dong, kan Mira duluan yang minta tolong sama kakak." Keluh Mira.
"Iya Kakak minta maaf ya, nanti kakak beliin es krim deh buat Mira.." Ucap Dian meminta maaf
"Beneran loh ya! Awas aja kalau sampe bohong!" Mira mengambil tas plastik di tangan Dian dengan kasar dan membalikkan badannya dengan kesal.
Ia pun meninggalkan Dian dan berlari menuju gedung sekolah.
"Hadehhh...sekarang harus balik lagi ke toserba buat beliin es krim deh." Ucap Dian.
Saat memikirkan tentang membeli es krim, Dian langsung mengingat sesuatu dari benaknya.
"Oh iya, kalau ga salah di sekitar sini ada toko es krim kan? dulu kayaknya Anna pernah ngasih tahu deh.." Pikir Dian.
Anna adalah teman sekolah sekaligus teman masa kecil Dian. Mereka dulunya sering bermain bersama namun akhir-akhir ini jarang bertemu. Itu dikarenakan mereka berada di kelas yang berbeda saat ini.
Dian mengingat perkataan Anna saat upacara masuk sekolah bahwa katanya ada tempat yang sudah menjual es krim cukup lama di sini. Dian masih mengingat lokasi yang diberitahukan kepadanya.
"Yaudah deh, sekali-kali coba beli di tempat lain apa ya?" Pikir Dian.
Sambil mengingat-ngingat, Dian pun berjalan menuju arah yang dulu Anna beritahukan.
...----------------...
Setelah berjalan selama 5 menit, Dian menemukan sebuah plang nama kayu bertuliskan "eskrim gunung" yang sudah terlihat cukup tua.
Tempat itu sendiri terlihat cukup kecil dan sepi pengunjung saat ini.
Dian pun berjalan masuk ke dalamnya untuk melihat apakah toko itu masih menjual hingga sekarang.
"Permisi." Ucap Dian
Setelah masuk, Dian disuguhi dengan pemandangan stiker yang menempel di dinding dan sebuah Freezer kecil yang menyimpan berbagai es krim di dalamnya.
Ia juga melihat sebuah kulkas yang menjual berbagai minuman dingin di dalamnya, yang terlihat sudah cukup tua.
"Ah, ada pelanggan ya?." Ucap pemilik toko.
Setelah mendengar bahwa ada suara di bagian kasir, Dian pun langsung memutar kepalanya untuk melihat.
Di sana, terlihat seorang nenek-nenek berumur sekitar 70-an yang sedang tersenyum lembut ke arah Dian.
"Ah iya, Bu. Saya sedang ingin membeli es krim untuk adik saya..." Ucap Dian.
"Oh gitu ya? Udah cukup lama sejak terakhir ada pelanggan yang ingin membeli es krim...es krim di sini semuanya saya dan cucu saya yang bikin loh.." Beritahu pemilik toko.
"Ah begitu ya? Pantes saja saya lihat-lihat eskrim di sini seperti berbeda dengan yang ada di toserba.." Balas Dian.
"Es krim di sini lezat dan cukup sehat loh, harganya juga murah. Kalau mau silahkan dicoba dulu buat mencoba.." Tawar pemilik toko.
"Terima kasih Bu, namun tidak usah. Saya hanya ingin membelikan es krim untuk adik saya doang kok." Tolak Dian dengan halus.
"Ohh begitu? kalau gitu silahkan dipilih mas." Ucap pemilik toko.
"Oke Bu." Balas Dian.
Dian pun membuka freezer dan melihat berbagai es krim di dalamnya.
Semuanya murni buatan sendiri, ada yang rasa stroberi, coklat, dan lemon.
Karena Dian tahu bahwa Mira menyukai rasa stroberi, Dian pun mengambil 1. Dia juga mengambil rasa coklat dan lemon masing-masing 1 hitung-hitung untuk membelikan untuk orang tuanya sekaligus membantu pemilik toko.
"Ini Bu yang ingin saya beli." Ucap Dian.
Pemilik toko mengambil plastik untuk memasuki belanjaan Dian satu persatu. "Totalnya 6000 mas." Ucap pemilik toko.
"Di sini tidak menyediakan pembayaran non-tunai ya Bu?" Tanya Dian.
"Iya mas, maaf ya. karena toko ini cukup tua, jadinya cuman memakai tunai." Ucap Pemilik toko.
"Begitu ya. Kalau begitu ini Bu, 10.000. kembaliannya disimpan aja ya Bu." Ucap Dian.
"Oh gitu ya. Terima kasih ya mas." Ucap pemilik toko.
Setelah selesai membeli es krim, Dian pun berpamitan dengan pemilik toko dan berjalan balik menuju rumahnya.
Tempat es krim itu berada di gang yang cukup gelap.
Karena ibunya biasa mengatakan bahwa gang seperti itu berbahaya, biasanya Dian tidak berani menggunakan jalan itu.
Namun karena sekarang adalah siang hari, dan dia memiliki sistem dalam dirinya, Kepercayaan dirinya tanpa sadar meningkat. Dian berjalan cukup santai tanpa ada rasa khawatir dalam dirinya.
Jika ini malam hari, karena lampu dalam gang itu banyak yang rusak dan belum diperbaiki, mungkin akan terlihat gelap gulita. Bahkan di siang hari sudah cukup gelap, Orang-orang tidak akan bisa melihat apapun di depan dan sekitar mereka.
Di tengah perjalanan menuju rumahnya, sebuah suara datang dari dalam gang itu. Suara wanita yang berteriak. "Tolong!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Izhar Assakar
apalh jam 2 lebih itu sdah di bisa sebut sore,,,?????
2023-12-18
0
Hades Riyadi
Lanjuuutt Thor 😛😀💪👍👍👍
2023-08-08
0
Hades Riyadi
Siapa... tuuuhh...yang minta tolong ?? bantuin dong Dian. !! 🤔🙄😠😡💪👍👍
2023-08-08
2