Sebelum ke rumah, Dian mampir dulu ke toko helm terdekat.
Ia membeli helm IRC seharga 150.000 yang merupakan harga standar. tahan banting dan tahan lama.
Bagaimanapun juga, menaiki motor harus memiliki helm, dan juga seharusnya SIM agar terhindar dari surat tilang. Untungnya, Dian sudah pernah mengambil ujian SIM dan berhasil mendapatkannya sebelumnya.
Setelah membeli helm, Dian langsung menancapkan gas menuju rumahnya. Jamnya sekarang sudah menunjukkan angka 4 dan seharusnya ayahnya akan pulang sebentar lagi.
Dian memarkirkan motornya di garasi rumahnya yang kosong, dan turun dari motornya serambi membawa helm nya ke dalam.
"Dian pulang..." Ucap Dian serambi membuka pintu rumahnya.
Setelah memasuki rumahnya dan sampai ke dapur. Mira adiknya sedang disana sambil mengerjakan pr sekolahnya di meja makan
"Ah, selamat datang kakak. Bagaimana kerjaannya?" Tanya Mira serambi terus mengerjakan pr-nya.
"Seperti biasa, pelanggan ramai dan aku terus kewalahan. Oh ya, telur masih ada kan di kulkas kan? Sepertinya kakak akan membuat satu karena lapar. Kamu sendiri gimana? Mau kakak buatin?" Tanya Dian.
"Boleh, telur mata sapi ya kak." Pinta Mira.
"Oke siap." Jawab Dian.
Mira yang sedang fokus mengerjakan pr-nya, sampai tidak sadar ada suara motor di luar rumahnya dan Dian yang sedang membawa helm. Dia masih belum tahu jika Dian baru saja membeli motor.
Dian berniat untuk memberitahunya, namun rencana dia sebenarnya adalah untuk memberitahu ayah, ibu, dan Mira sekaligus untuk mengejutkan mereka.
"Oh ya, Ibu dimana Mir? Ko kakak ga liat ya?" Tanya Dian serambi mengambil telue di kulkas.
"Oh ibu? Baru saja ibu keluar tadi buat beli sayuran." Jawab Mira.
"Heeeh, udah abis sayurannya ya?" Gumam Dian.
Memang ketika Dian melihat kulkasnya, bagian bawah kulkasnya terlihat kosong. Biasanya di situ penuh diisi dengan sayuran.
Dian menyalakan kompornya, dan memanaskan wajannya terlebih dahulu sebelum menuangkan minyak ke dalamnya.
"Mir, mau yang setengah matang atau matang?" Tanya Dian.
"Setengah matang bisa kak?" Tanya Mira.
"Bisa dong, setengah matang berarti ya.." Ucap Dian.
Dian sebenarnya dulu tidak bisa membuat telur setengah matang, namun dengan sistem yang menaikkan kemampuan memasaknya menjadi 'Ahli' saat ini, memasaknya terasa sangat mudah baginya.
Dian mengambil 1 telur, dan menuangkannya ke wajan kecil yang sudah diberi minyak. Percikan minyaknya pun terlempar kemana-mana. Dian menunggu hingga kuning telur terlihat kuning terang dan mematikan kompornya.
[Ding Kemampuan memasak +1]
"Pake nasi kan Mir? Kecap juga ga?" Tanya lagi Dian.
"Iya dong pake nasi, kecap ya boleh la." Jawab Mira.
Dian mengambil 2 sendok nasi dari rice cooker karena tahu adiknya hanya makan dengan porsi kecil, dan menuangkan telur setengah matang ke dalamnya.
ia lalu melanjutkannya dengan membuat telur untuk dirinya sendiri, tentunya telur matang. Karena itu yang paling di sukainya.
Ia juga mengambil 3 sendok nasi ke dalam piringnya, karena porsi makan Dian memang cukup banyak dibandingkan adiknya.
Setelah itu, Dian mengambil kursi yang berhadapan dengan adiknya. Aslinya itu merupakan kursi orang tuanya dan Dian biasanya duduk di sebelah Mira, namun karena orang tuanya sedang pergi, Dian dapat dengan bebas menggunakannya.
"Nih, Mir. Telur setengah matangmu." Ucap Dian sambil memberikan sepiring nasi berisi telur setengah matang kepada Mira.
"Oke, terima kasih kak." Balas Mira adiknya.
Dian pun makan dengan lahap telur dan nasinya. Ia tidak menggunakan kecap karena saat ini dia sedang tidak ingin.
Tidak lama kemudian, suara pintu rumahnya terbuka. Dian langsung tahu jika itu adalah ibunya.
"Ah Dian, kamu sudah pulang ya...kukira ada tamu di sini, itu motor siapa itu di garasi rumah kita?" Tanya Ibunya penasaran.
"Ah, itu punya Dian Bu." Ucap Dian.
Ibunya terdiam tidak menganggap serius perkataan Dian, ibunya lalu masuk ke dalam dapur dan mulai memasukkan sayuran ke dalam kulkas satu persatu.
"Ibu tanya serius loh Dian, itu motor siapa di garasi rumah kita?" Tanya lagi Ibunya.
Dian bingung dengan pertanyaan ibunya, dia mengira dia sudah mengucapkan bahwa itu motor miliknya sendiri kepadanya.
"Kan Dian sudah bilang Bu, itu motor Dian. Dian baru saja beli tadi sama dealer di motor matahari." Ucap Dian.
Mendengar anaknya mengucapkan itu, Mira yang sedang mengerjakan pr melebarkan matanya melihat ke arah Dian di depannya, ibunya juga menunjukkan ekspresi bingung.
"Kakak, kamu baru saja membeli motor?" Tanya Mira.
"Iya lah, tuh kakak bawa helm kan ke rumah?" Ucap Dian sambil menunjuk ke arah helm nya yang diletakkan di bawah meja.
"Dian, kamu serius ga bohong? darimana kamu bisa beli motor coba?" Tanya ibunya.
"Kan Dian kerja Bu, udah 3 hari semenjak Dian kerja dan Dian udah ngumpulin uang cukup banyak buat beli motor." Ucap Dian.
"Loh, bukannya kamu digaji 700.000/hari? Walau itu banyak tapi belum cukup kan buat beli motor?" Ucap ibunya.
"Oh ya, Dian lupa ngasih tahu ibu soal gaji Dian yang dirubah ya Bu?" Duga Dian.
"Eh gajimu di ubah? Apa maksudnya?" Tanya Ibunya.
Dian pun menjelaskan mengenai gajinya yang ditingkatkan oleh Bu Rina kepada ibunya semenjak hari pertama. Dian memang lupa memberitahu ke ibunya sebelumnya.
Mira juga ikut mendengarkan, dan ketika Dian selesai menjelaskan. Baik Ibu maupun Mira terlihat terkejut mendengarnya.
"Eh serius Kak? Kamu digaji 1.5 Juta per hari?!" Ucap Mira terkejut.
"Iya, kakak ga bohong Mir." Balas kakaknya.
"Berarti kamu udah ngumpulin sekitar 4.5 Juta dong Di? Katanya udah kerja 3 hari kan?" Duga Ibunya.
"Iya Bu, rekening bank Dian 1.3 juta jadi total saldo yang Dian punya sebelumnya lima juta delapan ratus, ditambah sama bonus gaji pertama Dian saat itu 3 juta jadi totalnya 8.800.000." Jelas Dian.
Ibunya benar-benar terkejut mendengar Dian, ia tidak menyangka jika anaknya dapat membuat jumlah yang begitu besar dengan hanya bekerja selama 3 hari. Bahkan suaminya hanya bisa menghasilkan sekitar 5 juta rupiah per bulan.
"Ayah pulang..." Ucap Ayah Dian serambi membuka pintu rumah.
"Ah, Ayah. Selamat datang." Salim Dian dan Mira.
Ayah Dian yang masih memakai seragam polisinya, bertanya mengenai motor yang berada di garasinya. "Loh kukira, ada tamu di sini. Itu di garasi motornya siapa?" Tanya Ayahnya.
Ibu dan Mira tertawa kecil melihat pertanyaan Ayah, itu karena pertanyaan Ayah sama persis seperti Ibu saat pertama kali masuk. Ibunya pun mulai menjelaskan secara perlahan kepada Ayahnya tentang apa yang sebenarnya dialami oleh Dian.
"Jadi Yah, Dian itu gini loh..." Ibu Dian mulai menjelaskan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Jun_Ho
"serambi" lagi
sembari Thor..
2023-08-26
2
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😛😀💪👍👍
2023-08-09
0
Hades Riyadi
Waahh... keluarganya jadi senang, anak pertamanya baru kerja 3 hari sudah mampu beli motor walopun bekas...😛😀💪👍👍👍
2023-08-09
1