Setelah berangkat dari rumahnya dan berjalan selama kurang lebih 5 menit, Dian pun sampai di depan sekolahnya, Ia pun berpisah dengan adiknya setelah memasuki gerbang sekolah.
Itu karena kelas Mira berada di gedung A, dan kelas Dian berada di gedung B.
Gedung A adalah tempat dimana kelas 10 berada, dan gedung B adalah tempat dimana kelas 11-12 berada.
Sebenarnya, semua kelas dulunya dijadikan satu di dalam satu gedung, namun karena saat itu pernah terjadi kebakaran dan banyak kelas yang rusak, sekolah terpaksa membuat gedung baru dimana ruang kelas 10 dibuat kembali.
Kantin dan UKS pun juga dibuat di gedung baru, itu dikarenakan murid kelas 10 perlu berjalan cukup jauh untuk menuju kantin di gedung lama.
Tentu saja fasilitas di gedung A jauh lebih bagus dan baru dibandingkan gedung B, Toiletnya pun masih bersih dan catnya masih baru. Itu belum lama dibangun sekitar satu setengah tahun lalu.
Namun untuk ukuran dan besar, gedung B masihlah jauh lebih luas dibandingkan gedung A, itu karena populasi di gedung B jauh lebih besar dibandingkan gedung A.
Untuk lapangan, hanya terdapat 1 dan itu terletak di tengah-tengah sekolah. Upacara dan kegiatan olahraga dilaksanakan di sana dan dipakai oleh seluruh angkatan kelas.
*****
Berjalan dengan santainya menuju ruang kelasnya yang terletak di lantai 2 gedung sekolahnya, Dian tiba-tiba dikejutkan dengan suara bel masuk yang
berbunyi.
Dian pun secara reflek langsung mencepatkan langkahnya, walau ia tahu ia tidak akan telat karena sudah melewati gerbang.
Setelah berjalan selama kurang lebih 30 detik, Dian sampai di depan ruang kelasnya dimana para murid sudah mulai masuk untuk segera melaksanakan ujian.
Ia pun segera menyusul masuk dan mengambil duduk sesuai nomor kartu ujiannya
Dian juga tidak lupa untuk mengambil peralatan tulisnya, dan menaruh tasnya di bawah papan tulis.
"Baiklah, karena semuanya sudah masuk, mari kita segera mulai ujiannya." Ucap pengawas ujian.
Setelah menutup pintu kelas, Pengawas ujian segera membagikan soal dan lembar jawaban kepada setiap peserta ujian.
Posisi tempat duduk Dian berada di belakang pojok kiri ruangan, Dian adalah orang terakhir yang diberi soal dan lembar jawab.
Setelah semuanya selesai diberi soal dan lembar jawaban ujian, 10 detik kemudian bel pertanda ujian dimulai pun berbunyi.
Semua murid termasuk Dian pun segera membuka soal untuk segera memulai mengerjakan.
"Eh? Ini..."
Setelah membuka lembar soalnya, Dian langsung merasa terkejut setelah melihat mata pelajarannya
Itu karena jadwal pelajaran yang ia kira hari ini akan muncul yaitu Ilmu sosial dan Fisika, ternyata adalah Matematika dan Bahasa Inggris.
"Duh, gimana nih...malah salah belajar lagi, ck." Gumam Dian.
Dian adalah orang yang berniat untuk mengikuti program beasiswa agar dapat bersekolah di universitas impiannya. Hal yang diperlukan untuk mengikuti program itu salah satunya adalah dengan mendapat nilai bagus di setiap mata pelajaran.
Dian sebenarnya bukanlah orang yang pintar ataupun jenius, dia adalah orang dengan standar belajar rata-rata dan nilai rata-rata juga. Karena itu nilai jelek akan sangat berdampak bagi nilai Dian.
Ujian yang Dian ikuti kali ini adalah ujian kenaikkan kelas, dan termasuk salah satu ujian yang paling mempengaruhi nilai rapot akhir yang akan ia terima sebelum mendaftar kuliah.
Maka dari itu Dian aslinya berniat untuk mendapat nilai maksimal di ujian kenaikan ini, namun baru saja masuk ke hari 2 ujian, Dian sudah tertimpa kesialan dimana ia salah melihat jadwal.
"Hadehhh, sial-sial.." Keluh Dian pelan.
Dian pun dengan pasrah hanya bisa menghela napas dan mulai menulis nama di lembar jawabnya sebelum memulai menjawab soalnya dengan jawaban seadanya.
[Target ditemukan...mengikat Host...sistem Peningkatan Ilahi berhasil diikat ke Host]
"?!"
Dian tiba-tiba mendengar suara aneh keras di dekatnya. Ia pun reflek memutar kepalanya untuk melihat apakah ada yang berbicara padanya.
"A-apa itu tadi? Suara barusan..." Dian bingung karena di sekitarnya hanya ada murid yang fokus ke ujian mereka.
Tidak ada satupun murid yang bereaksi terhadap suara itu kecuali dirinya, Dian pun menggaruk kepalanya sekali dan kembali melihat ke lembar jawabnya.
"Apa aku cuman menghayal? Mungkin aku masih mengantuk..." Pikir Dian.
Dian pun sekali lagi kembali menulis nama dan nomor absen di lembar jawabnya, ia mencoba untuk tidak memikirkan kejadian tadi dan menganggap itu hanya halusinasi belaka.
Setelah selesai menulis nama dan absennya, Dia langsung melihat ke soal nomor 1 di lembar soalnya. Tentu saja, Dian sama sekali tidak tahu cara mengerjakannya.
Namun 5 detik setelah Dian melihatnya, pada saat yang sama, suara tadi terdengar di benaknya sekali lagi...
[Ding! Menganalisis soal matematika... Kemampuan matematika ditingkatkan +1, Peningkatan saat ini (1/10), Level kemampuan : 'Rendah']
Dian melebarkan matanya tidak percaya dengan apa yang dia lihat, meskipun dia sama sekali tidak mengerti soal di bawahnya sebelumnya, tiba-tiba dia merasa seperti mengerti cara pengerjaannya.
Dia merasa seolah-olah, dia menghapal banyak rumus matematika di dalam kepalanya.
Dian pun mengambil lembar coretannya yang terletak di belakang lembar jawabannya, dan mulai menghitung sesuai rumus yang dia tahu di kepalanya.
Dan setelah mengerjakannya selama 10 detik, Dian menemukan jawabannya.
"I-ini..."
Seperti keajaiban, Dian berhasil menjawab soal matematika dengan mudahnya.
Ia padahal tidak belajar sama sekali sebelumnya, namun dia merasa dia tau betul rumus yang diperlukan di kepalanya.
Tanpa berpikir panjang, Dian langsung menuju ke soal berikutnya.
Sama seperti sebelumnya, Dian langsung tahu cara pengerjaannya dengan mudah.
Dengan begitu, Dian mulai menyelesaikan soal demi soal...
[Ding! Kemampuan Matematika +1...]
[Ding! Kemampuan Matematika +1...]
[Ding! peningkatan saat ini : 7/50, kemampuan matematika ditingkatkan ke level menengah]
Mengalir seperti air, Dian mengerjakan soalnya tanpa perlu berpikir keras seperti yang biasanya ia lakukan.
Kemampuan motoriknya dengan cepat berjalan setiap kali ia melihat soal tanpa perlu berpikir, Dian merasa seolah-olah soal dihadapannya saat ini sangatlah mudah, itu karena rumus setiap soal terlihat jelas di benaknya.
Dalam waktu kurang dari 10 menit, dengan total 50 soal pilihan ganda, Dian berhasil menyelesaikan soalnya paling awal daripada teman-temannya yang masih berpikir keras.
"K-kenapa terasa sangat mudah ya?" Pikir Dian dalam hatinya.
Dian tidak tahu pasti apa yang terjadi padanya barusan, namun setelah dia mendengar suara aneh itu di kepalanya, dia merasa seperti mendapat penglihatan ilahi dari surga.
1 jam dengan cepat berlalu, bel yang menandakan ujian pertama sudah selesai pun berbunyi.
"Baiklah semua, silahkan angkat tangan kalian dari atas meja, dan keluar dari ruangan dengan tertib. Ujian selanjutnya akan di mulai 10 menit kemudian." Ucap Pengawas ujian.
Masih berpikir keras tentang yang terjadi pada dirinya, Dian keluar dari kelasnya dengan percaya diri bahwa ujian matematikanya kali ini akan mendapat nilai sempurna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
🇳🇴🇻🇪🇱 🇮🇩
gw juga pernah ngalamin kek gini, di jabwal IPA eh malah bahasa inggris karna soal IPA bermasalah 🗿
2024-12-23
0
𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟
mantab, lanjutkan
2024-12-22
0
alisya damia
lanjut thor
2024-09-06
0